Membangun Ketahanan Informasi Daerah (1)

Kegiatan KIM BIJAK dalam seminar Membangun Ketahanan Informasi Daerah.

LCCK Tingkat BAKORWIL (2)

Peserta Lomba Cerdik Cermat Komutikatif Tingkat BAKORWIL bertujuan untuk meningkatkan peran KIM dalam proses pembangunan di wilayah kelurahan maupun pedesaan dengan penguasaan IT bagi anggotanya.

PERTURA (3)

Menggali budaya melalui ajang Pertunjukan Rakyat (PERTURA) Tingkat Jawa Timur.

OTONOMI AWARD 2016 (4)

Penghargaan Otonomi Award Kota Malang Tahun 2016 menuju Kota yang Ramah dan Bermartabat.

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 74 (5)

Rangkaian Kegiatan Dalam Memperingati Hari Ulang Tahun kemerdekaan RI ke 74

Kamis, 18 Desember 2014

Permodelan dalam kegiatan KIM

Sinergi KIM dalam membangun jaringan komunikasi
Kegalauan penggiat Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) akhirnya meningkat sejalan dengan pemahaman mendalam tentang dunia informasi. Kunjungan banding keperbagai daerah dan saling berbagi berita dengan sesama KIM dan elemen penggiat informasi lainnya justru menjadikan KIM menjadi semakin menggeliat. Tergelitik dengan kurang suksesnya Dinas dalam mengantisipasi kegiatan, bahkan tidak mengenalkan konsep anggaran membuat pelaku kegiatan KIM mencari parameter-parameter kunci agar tidak mencapai Galau tingkat Dewa, demikian beberapa penggiat membuatkan istilah. 
Permodelan Sistem .
Model adalah representasi atau formalisasi dalam bahasa tertentu (yang disepakati) dari suatu sistem nyata. Sistem nyata adalah sistem yang sedang berlangsung dalam kehidupan dan dijadikan titik perhatian masalah. Dengan demikian, pemodelan adalah proses membangun atau membentuk sebuah model dari suatu sistem nyata dalam bahasa formal tertentu.  Model adalah suatu representasi yang memadai dari suatu sistem. 
Model disebut memadai jika telah sesuai dengan tujuan dalam pikiran analis (pemodel). Istilah kuncinya adalah (i) sistem, (ii) representasi, (iii) tujuan, dan (iv) memadai.   
Demikian juga dalam membuat permodelan KIM pun mempunyai tujuan akhir setidaknya mencakup beberapa step/langkah kegiatan, yaitu : 
Step/Langkah 1 adalah membuat formula. Dimana termasuk di dalamnya adalah satu keinginan akan kebutuhan yang ada didesign agar sesuai dengan maksud, dalam hal Kelompok Informasi Masyarakat adalah mendisain satu kehiatan riil, mudah dimengerti, dapat dipahami, terlaksana dan berdurasi panjang. 
Step/Langkah 2 adalah membuat deskripsi atau gambaran. Baik infrastruktur dan pelaku kegiatan serta objek yang akan dijadikan materi permodelan. Dan gambaran ini menjadi kunci karena akan dilengkapi dengan parameter yang mudah untuk dinilai dan dievaluasi. Guna akhir deskripsi ini adalah mudah untuk dirombah agar sesuai dengan tujuan awal 
Step/Langkah 3, ini yang dianggap penting, yaitu analisis. Parameter yang terbentuk dari penggambaran yang jelas, analitik dan punya nilai resiko rendah pasti dijadikan acuan agar bila dapat terlaksana maka komponen anggaranpun dapat terserap dengan baik. Disamping itu design analisisnya pun mudah dipahami dan mengikutsertakan pelaku sebagai resiko terbesar. 
Step/Langkah 4 Intrepretation of analysis to obtain solution. Setidaknya penggambaran analisis akan muncul solusi. Mematikan dinamika kelompok akan memperkaya kegiatan (sebenarnya). Hal ini mengingatkan akan beberapa kegiatan yang tidak menyandarkan pada dinamisasi kelompok akan membuat kegiatan hanya meninggalkan SK (Surat Keputusan) dan Papan Nama Kelompok, tanpa piala dan tanpa prestasi. Bersyukur tidak menimbulkan masalah. 
Karakteristik suatu model yang baik sebagai ukuran pencapaian tujuan pemodelan, yaitu:
  1. Tingkat generalisasi yang tinggi.
  2. Mekanisme transparansi.
  3. Potensial untuk dikembangkan.
  4. Peka terhadap perubahan asumsi.  
Ludruk dan Kentrung (Pertura) sebagai sarana diseminasi informasi
Permodelan dalam kegiatan KIM. 
Kota Malang telah sukses dalam membentuk permodelan, yakni dengan lahirnya KIM Tlogomas dengan basis kegiatan KIM Berbasis Potensi Wilayah. Dimana dapat dilihat lewat kegiatan KIM Tlogomas   telah mampu mendukung Kelurahan Tlogomas menjadi Juara Nasinal Kelurahan Berhasil tahun 2014. Harapan Dinas Kominfo Kota Malang dimasa datang, Kota Malang akan mampu membangun Kelompok Informasi Masyarakat di 47 Kelurahan berkaca pada keberhasilan permodelan yang telah melahirkan KIM Tlogomas. 
Namun demikian, permodelan KIM tentu saja dan wajar dipenuhi dengan kritik dan saran yang membangun. Baik yang bersifat infrastruktur organisasi, dinamika pelaku sampai dengan sistem anggaran. Meski dianggap wajar dalam perkembangan pembinaan Dinas, namun waktu dan perkembangan  Teknologi Informasi dan Komunikasi mengharuskan masing masing elemen bersikap dewasa dalam menyikapinya. Khususnya berkenaan dengan keterbukaan informasi dan potensi yang akan dikembangkan hendaknya harus mengedepankan solusi serta peka terhadap asumsi. Hal inilah yang kemudian hari dapat menjadi nilai tambah kegiatan KIM. 
Argumentasi dalam  kegiatan hendaknya dapat dikompromikan parameternya, sehingga tidak merusak dinamika kelompok. Apalagi dengan membuat klaim atau tuntutan pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak (memiliki atau mempunyai) atas sesuatu, dikesampingkan terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan misi yang diemban oleh penggiat KIM adalah sebagai mitra Pemerintah dan bukan pesaing. Sehingga keberhasilan kegiatan dapat mempekuat gambaran analisis dengan pendekatan solusi. Inilah yang dimasa depat dapat menjadi magnet yang kuat dalam mendesiminasikan informasi kepada masyarakat (Top Down) dan memberikan gambaran kepada Pemda Kota Malang dalam mengungkap data keberhasilan (Bottom Up). 
Terpenting dari informasi Kelurahan inilah yang dapat dijadikan gambaran riil Bapak Walikota Malang Abah Anton saat hendak melaksanakan Blusukan di wilayah Kelurahan di 5 Kecamatan di Kota Malang.
Blusukan Abah Anton bersama Umi Farida diberbagai Kelurahan di Kota Malang
Standardisasi KIM . 
Sebagai tindak lanjut dari prmodelan adalah aktivitas yang berkualitas dan mempunyai nilai tambah bagi masyarakat Kota Malang dan Jawa Timur. Agar juga dapat diikuti oleh semua daerah di Indomesia. Untuk itu patutlah diacungi jempol bagi Penggiat KIM pada Forum KIM Jawa Timur yang sudah berkoordinasi dalam membangun sikap agar terbangunnya KIM di 38 Kota Kabupaten di Jawa Timur. Tentu saja standardisasinya dapat terbaca sempurna oleh Dinas Kominfo di Jawa Timur untuk dapat disempurnakan dalam mendukung daya saing Propinsi Jawa Timur bagi terwujudnya Indonesia Hebat. Tentu saja komponen anggaran tetap harus dikenalkan dan dikelola secara terbuka, akuntable dalam mendukung semua program kesejahteraan di Indonesia tercinta ini. Setidaknya diseminasi informasi, baik yang bersifat Bottom Up dan Top Down mendukung misi Presiden Jokowi dalam mengurangi angka kemmiskinan, membuka lapangan pekerjaan baru dan mengurangi kesenjangan. 
Dan tidak lupa bahwa dalam perkembangan awal yang akan dijadikan moment sukses KIM adalah elemen pendukungnya, yakni Relawan TIK,Telecentre dan Pertura (Pertunjukan Rakyat) yang juga sudah terbangun di 38 Kota Kabupaten di Jawa Timur. Sekali lagi tetap menjunjung tinggi semangat kebersamaam diantara sesama Penggiat Informasi dengan tetap mengedepankan solusi dan peka terhadap asumsi.
Share:

Senin, 08 Desember 2014

Menyambung tali yang putus . . . Evaluasi akhir tahun KIM BIJAK

ki .KIM KAMBOJA  ka Peresmian E-Village di Kab Banyuwangi 
Seberapa banyak peran hasil pembangunan yang sudah diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat sudah tidak layak kita perdebatkan. Keberhasilan Pemerintah Daerah dalam mencairkan dana pembangunan lewat APBD/APBN tanpa terasa sudah kita nikmati. Namun akibat pembangunan dan kesinambungan pembangunan pun juga masih dipertanyakan, diperdebatkan. 
Disatu sisi pembangunan Jalan Jembatan dan sarana Prasarana dalam bentuk asset daerah pun sudah tak terhitung, baik adanya maupun rusaknya. Berbagai akibat darinya pun sudah kita rasakan, mulai harga naik, banjir dan tanah longsor, kemiskinan yang terasa menyesakkan dada, perasaan iri yang lain dapat kok dirinya tidak dapat mengakses (dapat sich tapi gak sebanyak tetangga sebelah). Sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari di masyarakat.
Namun tersadar atau tidak, sudahkah kita sebagai "penikmat" pembangunan juga berkontribusi pada Pemerintah dan masyarakat lain yang aksesnya terbengkelai atau bahkan tidak punya akses sama sekali. Mereka yang tidak berdaya sama sekali dalam kehidupan, tidak bisa mengambil keputusan bahkan hilang akal, hanya karena tidak mendapatkan akses informasi yang berguna bagi kehidupannya, lingkungan dan masa depannya. Inilah yang dalam pengalaman terakhir penulis dalam mendorong keberadaan, kemandirian dan pengambangan Kelompok Informasi di Propinsi Jawa Timur.
Tidaklah jujur kita menyampaiakan bahwa Pemerintah tidak berpihak pada masyarakat karena ini dan itu, mengingat dalam kesempatan terpisah (kalau pun tidak dikatakan rahasia) masih mengalami kesulitan dalam mendesiminasikan atau meneruskan informasi tentang visi misi dan kebijakan pembangunan. Hal ini terkait langsung dengan regulasi atau tatanan aturan yang membentengi perilaku dan kegiatannya. Namun dengan membuka sedikit peluang dan keterbukaan "pendampingan" pada Kelompok Informasi Masyaraakt (KIM) berharap banyak friksi antara pemerintah dan stake holder pembangunan dengan masyarakat akan dapat diminimalkan. 
Dalam perkembangan terakhir sejak melalui sebagai Juara LCCK Propinsi Jawa Timur, pada Pekan Informasi Propinsi Jatim 2013 di Sumenep, penulis menilai banyak melihat perkembangan yang luar biasa pada KIM. Berbagai prestasi , walau tidak dinilai secara formal, telah mampu memberikan akses informasi yang murah kepada masyarakat untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan karakter dan keberadaan lingkungannya. Sebut saja keberadaan KIM Melati Sidoarjo, KIM Swara Guna Surabaya, KIM Sinar Harapan Tlekung KIM Kunir mas Lunajang, KIM Kamboja Pamekasan, KIM Batoro Ktong Ponrogo yang Juara Blog LCCK 2013, KIM Detak dan bebrapa KIM di Bojonegoro, Relawan TIK Bojonegoro dengan detik.comnya, dan masih banyak lagi. Hal ini membuktikan bahwa banyak perilaku informasi dalam bentuk kelompok ini yang mampu berkembang dan mampu bermitra dengan Pemerintah Daerah setempat dalam mendesiminasikan informasi kepada masyarakat lewat berbagai media. Sebut saja KIM BIJAK dengan Radio Komunitas DUTA SWARA, telah mampu mengembangkan informasi lewat kolaborasi campursari dan dangdut koplo. Bahkan dengan motto saluran informasi dan hiburan, telah mengembangkan siaran langsung Musrenbangkel dan menjadi Event Organizer Gebyar Pembayaran Pajak PBB dan Bazaar PKK di Kelurahan Bandungrejosari adalah tidak terbayangkan sebelumnya. Juga KIM Sinar Harapan dengan E Magazine dan suka ria dengan photografinya, telah mampu menarik minat pemuda dalam mengappresiasikan sebagai agen informasi daerah yang sudah berusia 758 tahun.
Dan Pemerintah Daerah pun tidak menutup kegiatan KIM hanya dengan lomba. Kita tengok di seluruh Kota kabupaten di Jawa Timurpun sudah dibuatkan model Pertunjukan Rakyat (Pertura) sebagai bagian lain dari proses kemitraan Pemerintah Daerah dalam mendesiminasikan informasi pembangunan. dsamping itu juga pengembangan KIM Berbasis Potensi di Kota Malang melalui KIM Tlogomas
Namun segala keberhasilan tersebut masih dalam konteks berhasil, belum terorganisir rapi. Sehingga kemanfaatannya masih dipertanyakan. Gerakan sosial apakah yang digerakkan dan apakah bisa mandiri, klau dibawah dinas apakah dananya  dan seterusnya .Fasilitasi Forum KIM juga menimbulkan banyak pertanyaan dan makin membuat ragu pelaku KIM. 
Untuk itulah diperlukan fasilitasi Pemda yang jujur, adil dan mengedepankan azas manfaat. Tentu saja dengan dikenalkan pada sistem penganggaran. Tidak terkesan dibuat untuk kemudian dibubarkan. Dan sangatlah tidak mungkin membuat satu organisasi namun tidak didukung dengan anggaran, diberi anggaran namun tidak diarahkan bahkan bisa berkembang kemudian dijadikan pesaing, tidak dibina, tidak diarahkan dan kemudian dikotakkan. 
Sebagai satu dari sekian banyak aset Daerah yang sudah dibangun, Kelompok Informasi Masyarakat dalam tataran regulasi yang ada, patut diperhitungkan dalam rangka mengurangi berbagai salah pengertian dan keraguan kepada Pemerintah, baik daerah maupun pusat. Juga kesewenangan dalam berpolitik, dan tidak dipergunakan sebagai alat politik, mengingat keberadaannya yang sangat strategis. Baik programnya maupun pelakunya. 
ki Gebyar PBB Bandungrejosari 2012 dan ka Gunung Semeru Lumajang
Kegiatan kunjungan Banding di Kementrian Kominfo Jakarta, KIM Babakan Kota Bandung dan Pusyantek Cmahung Kabupaten Bandung menjadi pelajaran yang sangat berharga dalam mengenalkan kelompok Informasi di berbagai daerah. Dan kelanjutan kunjungan banding ke KIM Batoro Katong dalam rangka belajar tentang Blog KIM adalah satu upaya membawa KIM pada dunia nyata, khususnya proses mengumpulkan, mengelola dan menyebarluaskan informasi lewat pemanfaatan media berbasis internet.
Sebagai bagian akhir, penulis sangat berharap agar perkembangan dinamisasi peralatan dan anggaran mampu mendorong KIM untuk lebih aktif dalam kegiatan diseminasi informasi, lewat kegiatan di Dinas Kominfo atau bagian infokom maupun kegiatan SKPD lainnya. Terbentuknya program SMART CITY, Kelurahan Sadar informasi, Desa Cyber adalah sebagai basis kegiatan menggali informasi, penyebaran luasan informasi dan dikuatkan dengan kemudahan layanan akses informasi (Pelayanan Satu Atap) serta program berbantuan yang terkait dengan pengaduan dan pelayanan formal/informasi dapat menjadi bersinergi dalam berkegiatan. Kemanfaatan yang dapat diambil setidaknya adalah munculnya berita berbasis RW dan Kelurahan yang akan berguna bagi Kepala Daerah dalam mengevaluasi kegiatannya dan dapat menggandakan fungsi Humas dalam meberikan akses informasi yang tepat bagi hidup dan berkehidupan yang sejahtera bagi masyarakat.  

....................... bagian dari pembicaraan dengan relawan informasi melalui media sosial Facebook

Ario Rachmono BS adalah Ketua Kelompok Informasi BIJAK Kelurahan Bandungrejosari Kecamatan Sukun periode 2010 - 2014, Kader Pemberdayaan Masyarakat, Sekretaris pada LPMK Bandungrejosari 2011-2014, Ketua Forum Kecamatan Sehat di Kecamatan Sukun 2014-2017 dan Libang Forum KPM Propinsi Jawa Timur 2014 - 2017.  



Share:

Sabtu, 06 Desember 2014

IPAL Klayatan . . . . Pemberdayaan Sanitasi ?

"Dengan selesainya pembangunan IPAL Komunal di Klayatan ini, maka tugas berikutnya setelah tim Pembangunan akan beralih kepada Kelompok Pengelola dan Pemanfaat IPAL", demikian salah satu kalimat pembuka yang disampaikan kepada KIM BIJAK oleh Fasilitator BEST yang bergerak di Komunitas Pemanfaat IPALKomunal Suyudi. Beliau ditugasnkan oleh IWASH, salah satu LSM yang berkopensi terhadap pengelolaan Instalasi Pengelolaan air bersih di Indonesia. 
Berkaitan dengan kesulitan pengelolaan dan agar pembangunan IPAL Komunal di Kelurahan Bandungrejosari dapat berkelanjutan, maka beliau diminta untuk menjadi pendamping kegiatan lanjutan IPAL, khususnya di kelompopk Pengelola dan Pemanfaat (KPP).
Beliau yang diterjunkan di Malang raya mulai Desember 2014, diharapkan dapat mengadakan serangkaian kegiatan di 3 lokasi IPAL yang ada di Kelurahan. Satu Lokasi di Klayatan, satu di Janti Utara dan Janti Selatan (RW 6).
Kegiatan di awal Desember ini diawali dengan identifikasi wilayah, yang saat itu didampingi oleh Ketua RW 12 Djarnoko Prihambodo dan Ketua KPP Puryanto. Harapan lanjut agar masyarakat mampu mengelola dan melanjutkan program green city Kota Malang. Khsusnay berkaitan dengan Program Sanitasi berbasis Komunitas.

Share:

KLAYATAN KEMANTREN

Kawasan depan SDN Ampera, yang selalu menjadi korban gerusan air bah nampak rapi kini
Klayatan dan kemantren pada 2 (dua) hari terakhir semakin cantik. Hujan yang mengguyur Kota Malang, khususnya di areal Kelurahan Bandungrejosari makin membuat semarak dan suasana Green City. 
Sudah sepatutnya masyarakat Kelurahan Bandungrejosari, khususnya kawasan kemantren Gg ii Klayatan Gg 2 (walau tidak seluruhnya), berterima kasih kepada Walikota Malang H Moch Anton dengan digelontorkannya aspal hot mix. Selain menjadi impian sejak hampir 10 tahun terakhir punya jalan ekonomis yang mulus, rapi. Hal ini akan menaikkan nilai jual daerah, khususnya dalam penilaian Kawasan Bersih dan Hijau. Atau dikenal dengan Kampung Bersinar.  Dengan terpenuhinya jalan hotmix ini warga berharap banyak agar kegiatan ekonomi  dapat berjalan normal, utamanya adanya kesadaran baru dari semua warga (khususnya yang tinggal dikanan kiri jalan Klaytan dan Kemantren) dapat ikut membersihkan saluran air. Yang dalam kegiatan tahun anggaran 2014 ini juga beberapa sudah diperbaiki. 
Lurah Bandungrejosari Zainul Amali S.Sos M.Si, pada kesempatan lain juga menyampaikan hasil evaluasi kinerja pembangunan Kota Malang pada kepeminpinan 1 tahun, disampaikan akan tetap memberikan prioritas kepada usulan kegiatan yang bernilai di bawah 200 juta, dan terkait langsung ke pembangunan Sarpras Lingkungan permukiman. Tujuannya adalah agar masyarakat secara luas mampu menyerap pembangunan berbasis APBDutu Kota Malang pada masa kepemerintahan beliau. 
Sedangkan untuk kegiatan besar yang manfaatnya diras tidak langsung pun mengalami penundaan. 
Dengan tersampaikan misi pembangunan berbasis permukiman dan komunitas ini, Lurahpun berkeinginan agar semua kelembagaan sosiak (LK) di Kelurahan mampu untuk membuat proposal kepada Pemerintah Kota Malang sesuai dengan kebutuhan wilayahnya, dan juga bersepakat agar juga diikuti lewat dan Instansi teknis terkait. Hal ini mempu mendorong warga untuk mempercepat terwujudnya lingkungan yang hijau berseri, indah dan nyaman. Dengan demikian pada kesempatan berikutnya bisa didorong untuk memikirkan akses pembangunan yang manfaatnya bisa untuk khalayak yang lebih luas, semisal perluasan tanah Makam di Kawasan Timur, Aset Pemkot berupa Lapangan Sepakbola dan Persampahan di Kawasan Kemantren. 
Balai Kelurahan di rehab pengecatan dan pemasangan kusen baru

Share:

Minggu, 30 November 2014

kesalahan semantik

. . . . Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.
Suatu usaha hanya berhasil dinilai sebagai "pemberdayaan masyarakat" apabila kelompok komunitas atau masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subyek. Disini subyek merupakan motor penggerak, dan bukan penerima manfaat (bahasa Inggrisbeneficiaries) atau obyek saja. Ini salah satu dari pengartian yang saya ambil dari Wikipedia. Dan program pemberdayaan serta kunci keberhasilan pembangunan pun juga dilingkupi dengan aura pemberdayaan.
Pemberdayaan setidaknya mencakup 4 (empat) aspek yang entah disadari atau tidak, menjadi hambatan dalam penilaian target atau hasil kegiatan yaitu : 
1.   Sosialisasi .. menjelaskan tujuan program yang akan dilaksanakan beserta dengan waktu pelaksanaan dan batas waktunya, 
2.    Kajian secara partisipasi .... yakni dengan penerapan pemetakan sosial, transek, kalender musim, kajian kebijakan, kajian pasar dll, 
3.   Lokakarya hasil kajian ..... Dialog dan sharing hasil kajian yang sudah dilakukan secara partisipatif dan yang telah disepakati serta mendapatkan masukan dari masyarakat pelaku utama dan pelaku usaha dapat dijadikan sebagai dasar dalam merumuskan program, 
4.    Menjaring aspirasi masyarakat ... Mengakomodasi aspirasi masyarakat pelaku utama dan pelaku usaha terhadap program yang di jalankan. Menentukan skala prioritas program sesuai dengan hasil kajian dan tujuan yang ingin dicapai. Prioritas program / kegiatan yang disetujui oleh masyarakat merupakan suatu jawaban terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh mereka. Inisiasi program harus sensitive gender.
Beberapa kegiatan pun pada kegiatan di lapangan masih banyak mengalami kendala, disatu sisi masyarakat belum merasa siap. Disi lain memang masih diperlukan pendamping (fasilitator) untuk memberikan percepatan, yang dalam kurun waktu 10 tahun terakhir memang sudah dirasakan kemanfaatannya.
Namun sayangnya pendamping tidak melihat sisi lain dari percepatan, yaitu tidak sepenuhnya mempersiapkan masyarakat untuk tidak lanjut. Baik secara organisasi maupun secara teknis operasional. Sehingga masalah yang tertinggal adalah masyarakat tidak siap dengan perubahan. Dan yang paling fatal adalah persoalan penerjemahan, khususnya berkenaan penerjemahan semantik. Sebagai contoh adalah kegiatan sosial diterjemehkan sebagai kegiatan luang waktu dan seadanya. Tidak dilakukan profesional mengingat fasilitator selalu menterjemahkan apa adanya, kalaupun ada kegiatan teknis dilakukan tidak profesional. Meski tersedia petunjuk teknis maupun petunjuk pelaksanaan. Akibatnya hasil kegiatanpun tak mampu untuk mengimbas kepada kegiatan pemberdayaan serupa lainnya.
post thumbnailAkibat yang terasa pada era 2 tahun terakhir adalah tidak terlaksananya penyerapan anggaran yang disertai Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). Pelaku teknis harus "meminta bayaran" atau terpasa "membayar" orang lain (diluar proses pemberdayaan) untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Dan yang paling fatal adalah data hasil akhir dan proses perencanan jangka menengah dan rencana aksinya pun terkesan dibuat-buat dan tidak tersimpan dalam sistem kearsipan yang ada.  Hal inilah yang kemudian dirasakan mahal dan sulit ditransfer kepada pelaku berikutnya. 
Untuk itulah mari kita lakukan upaya akhir dalam rangka menyambut era keterbukaan yang penuh tantangan dalam rangka menjadi pelaku pembangunan di Negara tercinta Indonesia. Dan khususnya di Kota Malang, mari satukan langkah dalam proses pemberdayaan Kota Malang menjadi Kota Bermartabat. Baik dilini pemberdayaan masyarakat miskin, pelaku pemberdayaan Kelurahan maupun di kalangan perempuan. Saatnya mendukung Pemerintah Kota Malang dalam upaya perbaikan menuju kota mandiri, melalui sistem kontrol publik maupun mendorong wakil rakyat di DPRD dalam mewujudkan pagu indikatif yang jujur dan terbuka. 
Selamat merayakan kemeriahan dan kerah tamahan kota Malang sebagai Kota Layak Huni dan Kota Hijau (The Green City) melalui upaya perbaikan lingkungan dan perilaku. Sadar diri, dan Sadar Lingkungan. 
Share:

Sabtu, 29 November 2014

Membumikan KIM Berbasis Potensi

Tidak sampai 2 (dua) minggu pasca kunjung banding ke Jakarta dan Bandung, kegiatan Forum KIM Kota Malang langsung direspon oleh Kementrian Kominfo. khususnya Dirjen Kemitraan dan Komunikasi. Seperti yang disampaikan oleh satu sumber di Dinas Kominfo Kota Malang. Yakni dengan meminta foto kegiatan dan menjadikan Buku Profil KIM Kota Malang sebagai referensi pengembangan KIM pada Direktorat Kemitraan dan Komunikasi Kementrian Kominfo. 
Dra.Tri Widyani M.Si
Kabar ini cukup menggembirakan, baik bagi KIM Kota Malang. Khususnya Kepala Dinas Kominfo Kota Malang, Dra Tri Widyani M.Si maupun Ka Bidang SKDI Ir Bambang Nugroho, MT yang telah memberikan semangat pada upaya kinerja Kelompok Informasi Masyarakat Kota Malang dalam rangka memberikan kontribusi pengembangan KIM Di Indonesia.
Kepala Dinas yang lugas dan selalu tampil relaks ini memang cukup kenyang dengan pengalaman dalam membina kegiatan di Dinas Kominfo dalam mewujudkan Kota Malang sebagai Kota Cerdas (SMART CITY) melalui kegiatan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), juga sempat menyampaikan rencana kegiatan untuk Forum KIM Kota Malang dan KIM khususnya dalam upaya menjadikan mitra kegiatan diseminasi informasi untuk tahun kegiatan 2015 di Hotel Karang Setra Bandung saat evaluasi kunjungan ke Jakarta dan Bandung minggu lalu. Yang salah satunya berharap Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di 10 Kelurahan dapat mendorong terbentuknya KIM di 47 Kelurahan yang ada di Kota Malang. Untuk satu tujuan yakni meningkatkan kualitas masyarakat Kota Malang dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. Tak lain untuk meningkatkan kualitas diri dan lingkungannya.
Masih teringat saat berdialog dengan bapak Dirjen Kemitraan dan Komunikasi di Jakarta Kamis 13/11/2014 lalu (lihat berita Merancang program KIM), bahwa bicara KIM memang Kota Malang telah mampu mengembangkan kegiatan, yang masih belum banyak dilaksanakan di banyak Kota Kabupaten di Indonesia. Hal ini mendorong beliau untuk dapat membuat kegiatan standard Kelompok Informasi Masyarakat, yang bahan ajarnya dan materi dasarnya berawal dari kegiatan KIM Kota Malang. Khususnya kinerja organisasi. 
Walaupun pada implementasi operasional, pengembangan KIM di Kota Malang cukup maju dengan banyaknya Kota Kabupaten belajar di Kota Malang. Namun permodelan yang dikembangkan oleh Kabid SKDI Dinas Kominfo Kota Malang, Ir Bambang Nugroho MY, cukup berhasil. Terbukti ibu Sukatmi dari staf Direkorat Komunikasi dan Kemitraan meminta foto kegiatan KIM Tlogomas Kec Lowokwaru Kota Malang yang akan dipergunakan sebagai refferensi kegiatan.
Harapan ini kemudian akan diteruskan dengan kunjungan banding di Propinsi Jawa Timur, yang rencananya akan dilaksanakan di Kabupaten Ponorogo pada pertengahan Desember ini. Selain guna memberikan pembelajaran tentang administrasi webblog juga tentang pengkaderan komunitas informasi masyarakat di Jawa Timur. Materi ini diharapkan akan membawa dampak yang bagus bagi Propinsi Jawa Timur dalam rangka pembinaan kemitraan dengan kelompok Informasi Masyarakat di Kota Kabupaten. Namun Juga berbagai pengalaman dengan Forum KIM Propinsi Jawa Timur. 
Share:

Senin, 24 November 2014

Melantunkan alam lewat teknologi-seri akhir kunjung banding

Menjalani pedesaan di Kabupaten Bandung serasa di lembah kedamaian. Menyatukan perasaan dan logika untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, adalah satu usaha yang luar biasa.
Ir. H. Bambang Nugroho, MT
Kabid SKDI Kominfo Kota Malang
Dalam kegiatan pemberdayaan, bukanlah perasaan sosial saja yang menjadi acuan pelaksanaan kegiatan. Namun merasa mau dan sudah mampu itulah yang menjadi bahan dasar pelaksanaan kegiatan pemberdayaan. Demikianlah yang kami lakukan di kegiatan ini” demikian kalimat dasar dan menjadi kunci kegiatan Bapak Cecep Kurnia SE selaku ketua Posyantek Kecamatan Cimaun Kabupaten Bandung. Demikian pula yang dilakukan oleh kelompok peduli di kecamatan Cimaun ini dalam pelaksanaan keberlanjutan KIM Posyantek.  Mengingat usaha yang mendasari keberadaan adalah usaha berbasis Teknologi Tepat Guna (TTG), kata mampu ini dibuktikan dengan keberadaan beliau sebagai ketua di berbagai organ pemberdayaan tingkat Kecamatan. Antara lain Ketua BKAD, Ketua Konsorsium , Ketua SPP pada PNPM Pedesaan. Luar biasa dan cukup melelahkan, sehingga cap atau branding beliau ketua berbagai organisasi besar tingkat kecamatan dianggap beberapa kalangan tidak produktif. Namun beliau meyakinkan Pemerintah Daerah bahwa keberadaannya akan mampu melanjutkan kegiatan dan beliau akan mengundurkan diri bila kinerjanya tidak bagus.
Demikian potret kader informasi tingkat basis. Hal inilah yang harus dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya oleh Dinas dan Instansi terkait. Sebagaimana yang dilalui oleh Posyantek yang berdiri melalui Keputusan Mendagri, yang kemudian dibantu atau difasilitasi oleh mekanisme pemberdayaan telah menyedot perhatian berbagai kementrian dan setidaknya 2 Perguruan Tinggi yakni Universitas Pajajaran dan ITB. Hingga seorang di antaranya telah mendapatkan anugerah dari Presiden RI tahun 2014 lalu sebagai penemu TTG berbasis Jamur.
Berbeda dengan Kota Bandung, di Kabupaten Bandung –seperti dijelaskan oleh bapak Akbar dari Bapeti- Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dilaksanakan lewat permodelan. Mulai POSYANTEK (Pos Pelayanan Teknologi) BIM (Balai Informasi Masyarakat) TBM (Taman Bacaan Masyarakat). Semuanya mempunyai satu tujuan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat. Keberadaannya pun lewat berbagai media informasi (buku leaflet, poster dan media cetak lainnya).
Namun sayangnya usaha luarbiasa KIM atau bolehlah disebutkan demikian supaya sama dengan pandangan dengan KIM Kota Malang, belum bisa dilihat lewat blog atau sarana internet dalam website. Namun baik Pak Akbar dari Kabupaten Bandung dan pak Cecep mewakili keberadaan masyarakat menginginkan adanya perubahan dan berpandangan maju. Khususnya dalam pengembangan telemarketing, dibantu oleh STT Telkom sedang dibuatkan web designnya dan mendapatkan perhatian Bupati Bandung lewat pengadaan radio komunitas di tahun anggaran yad.
Dari penjelasan dari Kota Malang, yang disampaikan oleh Kabid Kominfo Diskominfo Ir H Bambang Nugroho MT tentang hal ikhwal KIM dan kesulitan dalam pembinaan KIM, beberapa pertanyaanpun mucul dan diappresiasi oleh pak Cecep dan Kawan-Kawan. Utamanya pembelajaran tentang keberadaan radio Komunitas Duta Swara dan pengelolaan KIM sampai terbentuknya Forum KIM tingkat Kota Kab.
Malam semakin larut, namun tidak menyurutkan acara bagi pengalaman mengelola KIM. Tanpa terasa waktu jua yang harus memisahkan kegiatan dua kota dalam Program Kunjung Banding Tahun 2014. Dan sebagai penutup Pak Akbar menyampaikan salam untuk Kepala Dinas Kominfo Kota Malang, karena memang berencana akan berkunjung ke Kota Malang guna menyaksikan langsung kegiatan KIM dan Forum KIM Kota Malang,
Dan sembari menyusuri alam pedesaan , tempat pelayanan Posyantek , pekatnya malam mengantar kami ke Hotel Karang Setra Bandung pada pukul 23.00 WIB.

Share:

Selasa, 18 November 2014

Memasyarakatkan program lingkungan ....seri kunjung banding

Bersama Pengurus dan anggota KIM Babakab Surabaya kec Kiara Condong Kota Bandung
"Jumlah Kelompok Informasi Masyarakat yang ada di Kota Bandung berjumlah 131 Kelurahan, dan ditahun 2015 seluruh Kelurahan di Kota Bandung (yang berjumlah 157) akan mempunyai KIM" demikian pengantar dari Kabid Diseminasi Informasi Dinas Kominfo Kota Bandung saat menerima kunjungan dari KIM Kota Malang Jumat 14/11. 
Luar biasa ... demikian kata bersambut yang disampaikan oleh Kabid SKDI Dinas Kominfo Kota Malang Ir H Bambang Nugroho MT. Dikatakan demikian karena membandingkan dengan keberadaan KIM yang berjumlah 10 Kelurahan dari 57 Keluahan di Kota Malang. Beliau membayangkan andaikata di Kota Malangpun sama dengan keberadaan KIM di Kota Bandung, maka terbayang diseminasi program Pemerintah Kota Malang akan mudah diakses oleh masyarakat. Ditambah dengan tingginya tingkat partisipasi masyarakat yang mendukung kesuksesan dan keberlanjutan KIM. Salah satunya adalah KIM di Kelurahan Babagan Surabaya. 
Kelurahan Babagan Surabaya bernaung dibawah Kecamatan Kiara Condong Bandung, memiliki 6 Kelurahan dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Salah satunya di RW 5, yang tergambarkan jalan kampung saja selebar setengah meter. Demikian uraian gambaran awal kegiatan KIM oleh Ketua KIM  Babagan Surabaya Yos Hartiman, yang juga Ketua Forum KIM Kota Bandung.
Kata Surabaya jadi berasa aneh ada di Kota Bandung. Namun menjadi jelas setelah mendapatkan cerita bapak sekcam (dalam kata sambutannya) bahwa Kelurahan Babagan Surabaya adalah pemekaran Kelurahan Babagan Sari. Dan kebetulan yang mengawali kegiatan di Kelurahan Surabaya adalah orang Surabaya, itulah sebabnya pemekaran Kelurahan disebut nama Surabaya untuk menghormati warga Bandung yang berasal dari Kota Surabaya. 
Berbagai keunikan kota sejarah dengan beragam area pariwisata dan keberagaman persoalan terutama sampah dan kepadatan penduduk, menjadi arahan kegiatan KIM ini. Dua kegiatan menarik yang ditampilkan sebagai sarana berbagi adalah pengelolaan sampah dan penataan permukiman berbasis komunitas. Secara nyata adalah pembersihan sampah disungai serta penataan bantaran kali.
Dari kegiatan bersosialisasi, membangun komitmen mewujudkan bantaran sungai Cidurian bebas sampah serta hunian yang asri, hijau dan bermanfaat telah berlangsung 2 tahun. Dan saat ini telah berwujud lingkungan bantaran sungai dan sungai bebas sampah.
Inilah yang kemudian menjadikan Bapak Yos Hartiman mendapatkan penghargaan lingkungan dari Presiden Republik Indonesia di tahun 2014 sebagai pelopor pembangunan lingkungan. Dan sukses stori yang lain adalah dukungan Pemda setempat (baca Kelurahan) adalah mendirikan radio Komunitas R'BAYA 107,8 FM. Sekali lagi salut akan kemauan keras komunitas Babagan Surabaya dalam mensosialissi kan diri menjadi model KIM di Kota Bandung.

Share:

Jumat, 14 November 2014

Merancang Program kerja KIM ... seri kunjung banding

Bersama Ditjen Kemitraan dan Komunikasi Kementrian KOMINFO di Jakarta
Kelompok Informasi Masyarakat dibentuk oleh dan untuk masyarakat. Dan kemanfaatan yang diperolehpun sebesar-besarnya untuk masyarakat, sehingga standardisasi KIM juga harus dikembalikan kepada kelompok masyarakat itu sendiri, agar proses bottom up bisa berjalan secara alami mengikuti kebutuhan masyarakat terkait informasi dan jaring komunikasi. Demikian salah satu ang disampaikan dalam pengantar kunjungan di Kementrian Kominfo, khususnya di Direktorat IKP (Informasi dan Komunikasi Publik).
Diawali dengan santai, pembicaraan awal diantar oleh ibu Ibu Sukatmi, yang mendampingi Bapak Dedet Surya Nandika, Direktorat Jendral Kemitraan dan Komunikasi Kementrian KOMINFO. Beliau memberikan penjelasan sekitar Permen Kominfo no 17 Tahun 2010, dengan kata kunci kemitraan. Baik dengan Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, Media, berbagai Profesi serta dengan organisasi masyarakat, khususnya dalam komunikasi sosial. Salah satunya adalah Kelompok Informasi Masyarakat.
Peningkatan kapasitas dan peran KIM dalam kinerja Kominfo adalah dalam rangka diseminasi kebijakan publik. Salah satunya adalah kenaikan BBM dan Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sejahtera. Meskipun tidak populer, dengan menaikkan harga BBM, namun melihat pada besarnya nilai subsidi BBM yag akan dipergunakan pada sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat. Untuk itulah peran KIM sangat membantu, baik mengumpulkan informasi serta mendesiminasikan kepada publik dengan konsultasi dengan Dinas Kominfo Kota/Kab setempat.
Beberapa kegiatan yang menunjang Permen Kominfo no 8 tahun 2010 pun dilaksanakan dalam bentuk Bimtek di beberapa Kota (OKU, Lampung dll), pengembangan model, Jaringan Komunikasi, penyediaan Sarpras, Work Shop, Sarasehan, pembentukan Forum di Kota Kab, Penyediaan Bahan Bahan Informasi, ompetisi dan rewards. Rewards ini salah satunya adalah pemberian tiket ke Malaysia kepada KIM Kota Bitung Akarmina, Tujuah Koto dan KIM Bijak Kota Malang, yang mana keberadaan KIM nya aktif dan telah melalui sejumlah verifikasi dari Kementrian dan Dinas Kominfo setempat.
Dan apa yang telah dilakukan di Kota Malang -seperti yang telah dijelaskan oleh Kabid SKDI Kominfo Kota Malng, Ir Bambang Nugroho- sudah dilakukan. Hal ini dipuji langsung oleh belaiu dan disemangati oleh ibu Sukatmi , dengan pernyataan bahwa KIM di Kota Malang sudah kategori advance.
Namun hal ini tentu saja tidak membuat KIM Kota Malang, seperti yang disampaikan oleh Ibu Titin dari KIM Lestari Kelurahan Tunjungsekar dan Sdr Ario Rachmono dari KIM BIJAK Kelurahan Bandungrejosari, memang masih perlu dikembangkan model dan sarana prasanana (salah satunya adalah buku sukses stori yang akan diterbitkan oleh Kementrian Kominfo). Mengingat bahwa apa yang telah dilakukan oleh KIM Kota Malang, belum dilakukan diseluruh Indonesia.
Selanjutnya disampaikan dalam kesempatan yang baik Kamis sore  (13/11), rencana kegiatan di tahun 2015 adalah :
1. BIMTEK KIM
2. Rakor dan Sinergi
3. Saresehan di Pekan Informasi Nasional di Samarinda
4. Rewards kepada KIM yang berprestasi
5. Monitoring dan Evaluasi secara Nasinal.
Harapan beliau, yang baru menggeluti Kelompok Informasi masyarakat sejak 6 bulan yang lalu, dan dengan beberapa kegiatan Bimtek di Kota Kabupaten di seluruh Indonesia, terdata sejumlah Kelompok Informasi Masyarakat yang valid dan berstandard (mengambil pada istilah KIM Kota Malang). Sehingga Sinergi dan harmonisasi diseminasi informasi dapat berjalan disesuaikan dengan karakteristik keberadaan KIM. Selain itu beberapa penyediaan sarana prasarana pada KIM ini masih terkendala dengan masalah legal formal . Untuk itu semua bentuk appresiasi dari kunjungan KIM Kota Malang ini akan mempermudah Kementrian Kominfo untuk membangun bekerjasama, bersinergi serta harmonis dalam desiminasi kebijakan publik. Pesan beliau INGAT KIM INGAT KOMINFO.



Share:

Selasa, 04 November 2014

Adikarya Pangan Nusantara

Menapak pelan namun pasti, Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Putih 2 Kelurahan Bandungrejosari Kec Sukun Kota Malang menapak mewujudkan perolehan Adikarya Pangan Nusantara, khusus bidang Pelopor Ketahanan Pangan. Penghargaan APN diberikan pemerintah kepada perseorangan atau kelompok masyarakat, aparatur pemerintah, dan pejabat pemerintah sebagai apresiasi terhadap upaya dan prestasi kerja yang luar biasa dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan. Kategori penerima penghargaan dibagi menjadi lima, yaitu; Pelopor Ketahanan Pangan, Pemangku Ketahanan Pangan, Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan, Pelayanan Ketahanan Pangan dan Pembina Ketahanan Pangan.
Adapun tahapan proses di lapangan oleh Tim Penilai dari DKP (Dewan Ketahanan Pangan) Pusat diawali dengan pertanyaan pada Ketua dan Pengurus KWT Melati Putih 2, yang pada kesempatan tersebut di dampingi oleh Ketua RW XII Djarnoko Prihambodo. Dan kemudian dilanjutkan dengan pengecekan keliling pada inovasi pangan olahan dan kewirausahaan KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) di lingkungannya. 
Turut hadir mendampingi KWT Melati Putih 2 adalah Ibu Ketua TP PKK Kota Malang Ummi Farida yang juga Ibu Walikota Malang, Ka Kantor Ketahanan Pangan Kota Malang, Ka Kantor Ketahanan Pangan Prop Jawa Timur serta Camat Sukun, Lurah Bandungrejosari dan segenap anggota KWT Melati Putih 2 serta masyarakat RT.13 sd RT.15 RW XII Bandungrejosari. Bersama Ketua KWT Ibu Mursih Sugeng, Tim Juri dan DKP Kota Malang mengadakan tinjauan keliling guna memastikan kegiatan KRPL berjalan. Mulai kolam lele dan kebun bibit.
Dan di penghujung acara, satu pertanyaan kunci dari Tim Juri kepada Ibu Mursih Sugeng (selaku Ketua Kelompok Wanita Tani Melati Putih 2) adalah ..... sebutkan satu kalimat yang dapat meyakinkan Tim Juri DKP Pusat bahwa kelompok KWT Melati 2 patut mendapatkan Adhikarya Pangan Nusantara 2014.
Mari dukung dan lanjutkan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari, sesuai dengan pesan Ibu Sri Winanrni SH KKP Kota Malang, bahwa pelestarian program itulah yang akan menjadikan KWT ini patut untuk mendapatkan anugerah - bila waktunya nanti.
asyik dengan pertanyaan juri ..kika Ika Susanti, Indah Wulandari, Yani Agustin dan Mursih Sugeng


Keceriaan yang berlangsung disiang hari yang menyengat
umi Farida asyik di kebun bibit desa KWT Melati Putih 2... mana "pepaya meksiko" nya


Share:

Kelompok Wanita Tani Melati Putih 2

Umi Farida dengan setia mendampingi KWT Melati Putih 2 sampai akhir

Saking kagumnya .... umi Farida sempat memborong hasil bumi KRPL Melati Putih 2



 



Share:

Penguatan KIM di Magetan


Secara umum keberadaan Kabupaten Magetan sangat unik. Berdekatan dengan kota Madiun yang terkenal dan ikon Maospati (nama Lapangan Udara) sangat membantu citra Kabupaten Magetan
Gunung Lawo dan Pemandian Sarangan adalah citra wisata Magetan yang sudah terkenal di Nusantara imi dan berbagai loka wisata yang ada terkait ;embah, air terjun serta wana wisata lainnya sebenarnya cukup menjadikan daerah ini kompetitif untuk disebarluaskan dalam menggali potensi dan kekayaan bidaya. Peran budaya terkait dengan sejarah berdirinya  Magetan yang penuh dengan nuansa budaya Jawa dan Keraton (Jogjakarta maupun Mentaraman) sebenarnya sanggup mengangkat citra wisatam dan dengan menggerakkan partisipasi masyarakat lewat pembahasaan yang lugas pasti menjadikan daerah ini lahan perekonomian yang unik.
Kenyataan ini disadari sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan, yang saat ini baru marayakan hari jadinya ke 139. Namun pamor yang masih terbelenggu dengan daerah sekitarnya, misalnya Kota Madiun, juga perkembangan teknologi informasi telah mampu mendorong sejumlah warganya untuk banyak belajar di beberapa kota besar. Sehingga mayoritas masyarakat yang tinggal adalah masyarakat berusia di atas 40 tahun, dengan mayoritas pekerjaan sebagai pegawai, petani dan jasa.











































Hal ini disadari oleh Pemerintah Daerah, dan dengan keberadaan bidang Kominfo pada Dinas Perhubungan dan Kominfo pada 2 tahun terakhir, memacu seluruh elemen masyarakat untuk mensosialisasikan informasi terkait dengan program pemerintah daerah dan Program Pemberdayaan lainnya. Khususnya pembinaan yang berkelanjutan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang ada.
Diantar oleh sambutan Ka Dinas oleh sekretaris Dishub kominfo Kab Magetan tentang arti penting dan strategis KIM dalam membangun informasi yang benar, sangat membantu dalam penyebar luasan informasi kepada masyarakat dan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Daerah. Maka pelatihan KIM se Kabupaten Magetan yang bertempat di Gedung PPI Jl Kartini Kabupaten Magetan berlangsung.
Acara yang di promotori oleh Kabid Kominfo Kab Magetan ini menghadirkan kurang lebih 80 pelaku KIM di Kabupaten Mojokerto, dan bersifat sebagai penguatan kelembagaan dan teknis pengelolaan informasi yang berkualitas dan berdaya saing. 
Penguatan KIM ini dititik beratkan kepada proses pembentukan organisasi KIM yang benar dan mampu menggerakkan masyarakat akan arti pentingnya sebuah informasi. Dengan meningkatnya pemahaman kegiatan KIM di lingkup masyarakat dalam hal ini pelaku KIM, juga pemahaman tentang filosofi ADINDA yang menjadi kunci penyelenggaran kegiatan KIM. Besar harapan KIM di Kabupaten Magetan dapat sejajar dengan KIM yang ada di Propinsi Jawa Timur lainnya. Utamanya dalam perkembangan teknologi informasi digital, mampu pula mengembangkan web atau webblog dalam menyerap informasi, kemudian mengelola dan menyebarluarkan informasi secara mandiri. Tentu saja harus dikembangkan aspek kewirausahaan dalam organisasinya, agar dapat membiayai dan menjadi penyelenggaran media informasi berbasis masyarakat.
Hadir sebagai narasumber kedua adalah bp Hari Purnomo, kabid kominfo pada Dinas Dushubkominfo Kabupaten Malang yang memperkenalkan implementasi kewirausahaan KIM, lewat kegiatan Warisbi (Warung Informasi Bisnis). Yakni menguatkan pemahaman arti penyebar luasan informasi berbasis perangkat HP. Sehingga harapan dimasa datang, masyarakat tidak saja melek huruf dan angka saja, namun mampu dan tanggap akan sumber daya kunci pengambilan keputusan lewat adanya informasi yang benar, akurat dan komunikatif.
Telaga Sarangan ..... klasik dan menawan


Share:

Pengunjung

Hallo Bandungrejosari

Hippam News

Kalimat BIJAK

Untuk sukses, Anda harus menemukan sesuatu sebagai pegangan, sesuatu untuk memotivasi Anda, sesuatu untuk menginspirasi Anda.

Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaan adalah kunci kesuksesan. Jika Anda mencintai apa yang Anda lakukan, Anda akan sukses.

Definition List

3R
3R singkatan dari reuse, reduce, dan recycle.
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.
Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.
Recycle berarti mengolah kembali (mendaur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

ADINDA
Adinda singkatan dari :
Akses informasi
Diskusi
Implementasi
Networkling
Diseminasi informasi
Aspirasi


Pengikut

Theme Support