Membangun Ketahanan Informasi Daerah (1)

Kegiatan KIM BIJAK dalam seminar Membangun Ketahanan Informasi Daerah.

LCCK Tingkat BAKORWIL (2)

Peserta Lomba Cerdik Cermat Komutikatif Tingkat BAKORWIL bertujuan untuk meningkatkan peran KIM dalam proses pembangunan di wilayah kelurahan maupun pedesaan dengan penguasaan IT bagi anggotanya.

PERTURA (3)

Menggali budaya melalui ajang Pertunjukan Rakyat (PERTURA) Tingkat Jawa Timur.

OTONOMI AWARD 2016 (4)

Penghargaan Otonomi Award Kota Malang Tahun 2016 menuju Kota yang Ramah dan Bermartabat.

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 74 (5)

Rangkaian Kegiatan Dalam Memperingati Hari Ulang Tahun kemerdekaan RI ke 74

Tampilkan postingan dengan label Pemberdayaan masyarakat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemberdayaan masyarakat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 Mei 2020

Strategi percepatan dan pemulihan pasca PSBB Kota Malang.

Kota Malang bersepakat untuk tidak memperpanjang PSBB ke 2. Hal itu disampaikan walikota saat halal BI halal virtual di MCC. Selas 26 Mei 2020 bersama seluruh pejabat dilingkup Pemerintah Kota Malang.
Namun beberapa hal terkait kegiatan pasca PSBB atau setelah tgl 30 Mei 2020 akan dirumuskan dalam bentuk SOP. "Setelah ini kita memasuki new normal Kota Malang, di mana spirit dan roh yang akan kita bangun adalah beradaptasi pada kondisi masa COVID-19. Akan kita susun protokolnya," ujar Wali Kota Malang Sutiaji dalam keterangan resminya, Selasa (26/5/2020).
Adapun strategi dan kebijakan terkait protokol convid-19 dirumuskan dalam 4 pokok pikiran :
1. menyiapkan the new normal life dengan menyusun standar operasional prosedur (SOP) pola hidup sehat dan protokol COVID-19 pasca PSBB.
2. menyiapkan RSUD Kota Malang sebagai rumah sakit darurat dan rumah isolasi untuk pasien dalam pengawasan (PDP) ringan yang berada di Jalan Kawi, Kota Malang.
3. melakukan pemantauan penyakit kronis melalui pendataan prolanis sebagai acuan utama pemantauan untuk masyarakat yang memiliki penyakit bawaan. Jumlahnya sekitar 16 ribu orang, sudah terdata memiliki penyakit bawaan.
4. paket kebijakan stimulus ekonomi dengan merumuskan kebijakan dalam mendorong pemulihan kehidupan ekonomi masyarakat.
"Sebagai penopang kita juga kembangkan lima strategi percepatan, yang meliputi Malang Berbagi, Malang Digital Service, Malang Herbal, Malang Beli Produk Lokal, dan Malang Bahagia," tegas Sutiaji juga politisi partai Demokrat itu.
Sumber Pemkot Malang, detiknews.com
Foto Detik news




Share:

Jumat, 02 Agustus 2019

Kampung Zakat

Bicara penanggulangan kemiskinan di Indonesia mungkin sudah terlalu sering kita bicarakan di berbagai forum. Bahkan lintas kementrian pun sudah menjadi hal biasa bagi kehidupan kelompok masyarakat dan kelompok peduli. Bahkan semakin tahun semakin banyak jumlah dana yag digelontorkan dengan berbagai alasan dan berbagai rujukan. Bahkan prosentase penurunan angka kemiskinan masih menjadi keraguan. Walaupun disampaikan dalam nasional.
Kementrian agamamembuat terobosan dengan mengambil peran kunci lewat pengelolaan zakat, dengan menginisiasikan Kampung Zakat , yang dimulai tahun 2018 dengan menerapkan 3 (tiga) tahapan yaitu pendirian program, pelaksanaan program dan kemandirian. Adapun pelaksanaan dilaksanakan secara terintegrasi mencakup 5 (sektor) yaitu ekonomi, pendidikan, dakwah, kesehatan dan sosial-kemanusiaan. 
Kunjungan Tim Pengelolaan Syariah Kemenag Kota Malang di RT10 RW 01
Pemberdayaan masyarakat berbasis dana zakat mempunyai banyak nama dan dilaksanakan lewat berbagai organisasi. beberapa kita kenal adalah BAZNAS lewat Zakat Community Development (salah satu ada di Bandungrejosari an Bp Sukarnoto Kepuh Gg 7 RT7 RW 05), Dompet Dhuafa dengan sebutan Masyarakat Mandiri dan banyak lagi. 
Meskipun sudah banyak dana yang digelontorkan, terpenting adalah seberapa besar dana zakat dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara komunal melalui pemberdayaan desa/kelurahanpartisipasi dari warga sekitar untuk mendukung program ini tetap berlangsung.Bahkan diharapkan Pemerintah Kota Malang dapat mengawal agar program ini berkelanjutan.
Pengelolaan yang dalam kajiannya mempersiapkan masyarakat komunitas untuk dapat mandiri dan mempercepat proses kemandirian. Awal kegiatan lewat stimulan dana zakat, baik yang bersifat konsumtif maupun produktif, diharapkan dapat berjalan lewat pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan nilai nilai lokal dan kerjasama dengan masyarakat sekitar. Disamping itu pula, secara bertahap, lingkungan yang akan mendapatkan program ini menjadi lingkungan yang mandiri, baik secara ekonomi, pendidikan, kesehatan, dakwah, serta mandiri untuk saling membantu satu sama lain dengan masyarakat yang berada diwilayah sekitarnya.

Rencana tindak berikutnya adalah empati dari berbagai pihak untuk melanjtkan kemandirian kampung zakat ini lewat kemitraan dan harmonisasi dengan dunia usaha dan kelompok peduli lainnya. Sebagaimana diwujudkan di Kampung Zakat Terpadu di Jember.

Kampung Zakat terpadu Jember bisa dilihat di link https://www.youtube.com/watch?v=EpQphNphMFg
Ario/Har
Sumber : Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Republica.co.id, Kanwil Kemenag Jatim
Share:

Jumat, 02 Januari 2015

BERDAYAKAN PENDUDUK MISKIN MELALUI MASJID

SEMPAT NGOBRAS DENGAN TEMAN SEPERJUANGAN, TRUS KETEMU TOPIK MENARIK. SAYA COBA INPUT LENGKAP DARI SATU TULISAN DI HARIAN Harian Pelita, Sabtu, 16 Mei 2009 SEBAGAI BERIKUT :

PEMBERDAYAAN penduduk miskin dapat dilakukan melalui masjid. Di seluruh Indonesia jumlah masjid besar dan kecil lebih 600.000 buah. Sedangkan keberadaan masjid menjadi pusat kehidupan kemasyarakatan sehingga akan efektif sebagai pusat perubahan masyarakat.

"Khatib dapat menyampaikan sebelum khutbah beberapa hal yang berkaitan dengan masalah sosial dan kemasyarakatan," kata Koordinator Program Pengembangan Masyarakat Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Drs H Imam Thoha Masyhuri, MMA didampingi Ketua Posdaya Masjid Baiturrahman KH Nur Hasyim dan Sekretaris Djuwito.
Share:

Minggu, 30 November 2014

kesalahan semantik

. . . . Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.
Suatu usaha hanya berhasil dinilai sebagai "pemberdayaan masyarakat" apabila kelompok komunitas atau masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subyek. Disini subyek merupakan motor penggerak, dan bukan penerima manfaat (bahasa Inggrisbeneficiaries) atau obyek saja. Ini salah satu dari pengartian yang saya ambil dari Wikipedia. Dan program pemberdayaan serta kunci keberhasilan pembangunan pun juga dilingkupi dengan aura pemberdayaan.
Pemberdayaan setidaknya mencakup 4 (empat) aspek yang entah disadari atau tidak, menjadi hambatan dalam penilaian target atau hasil kegiatan yaitu : 
1.   Sosialisasi .. menjelaskan tujuan program yang akan dilaksanakan beserta dengan waktu pelaksanaan dan batas waktunya, 
2.    Kajian secara partisipasi .... yakni dengan penerapan pemetakan sosial, transek, kalender musim, kajian kebijakan, kajian pasar dll, 
3.   Lokakarya hasil kajian ..... Dialog dan sharing hasil kajian yang sudah dilakukan secara partisipatif dan yang telah disepakati serta mendapatkan masukan dari masyarakat pelaku utama dan pelaku usaha dapat dijadikan sebagai dasar dalam merumuskan program, 
4.    Menjaring aspirasi masyarakat ... Mengakomodasi aspirasi masyarakat pelaku utama dan pelaku usaha terhadap program yang di jalankan. Menentukan skala prioritas program sesuai dengan hasil kajian dan tujuan yang ingin dicapai. Prioritas program / kegiatan yang disetujui oleh masyarakat merupakan suatu jawaban terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh mereka. Inisiasi program harus sensitive gender.
Beberapa kegiatan pun pada kegiatan di lapangan masih banyak mengalami kendala, disatu sisi masyarakat belum merasa siap. Disi lain memang masih diperlukan pendamping (fasilitator) untuk memberikan percepatan, yang dalam kurun waktu 10 tahun terakhir memang sudah dirasakan kemanfaatannya.
Namun sayangnya pendamping tidak melihat sisi lain dari percepatan, yaitu tidak sepenuhnya mempersiapkan masyarakat untuk tidak lanjut. Baik secara organisasi maupun secara teknis operasional. Sehingga masalah yang tertinggal adalah masyarakat tidak siap dengan perubahan. Dan yang paling fatal adalah persoalan penerjemahan, khususnya berkenaan penerjemahan semantik. Sebagai contoh adalah kegiatan sosial diterjemehkan sebagai kegiatan luang waktu dan seadanya. Tidak dilakukan profesional mengingat fasilitator selalu menterjemahkan apa adanya, kalaupun ada kegiatan teknis dilakukan tidak profesional. Meski tersedia petunjuk teknis maupun petunjuk pelaksanaan. Akibatnya hasil kegiatanpun tak mampu untuk mengimbas kepada kegiatan pemberdayaan serupa lainnya.
post thumbnailAkibat yang terasa pada era 2 tahun terakhir adalah tidak terlaksananya penyerapan anggaran yang disertai Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). Pelaku teknis harus "meminta bayaran" atau terpasa "membayar" orang lain (diluar proses pemberdayaan) untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Dan yang paling fatal adalah data hasil akhir dan proses perencanan jangka menengah dan rencana aksinya pun terkesan dibuat-buat dan tidak tersimpan dalam sistem kearsipan yang ada.  Hal inilah yang kemudian dirasakan mahal dan sulit ditransfer kepada pelaku berikutnya. 
Untuk itulah mari kita lakukan upaya akhir dalam rangka menyambut era keterbukaan yang penuh tantangan dalam rangka menjadi pelaku pembangunan di Negara tercinta Indonesia. Dan khususnya di Kota Malang, mari satukan langkah dalam proses pemberdayaan Kota Malang menjadi Kota Bermartabat. Baik dilini pemberdayaan masyarakat miskin, pelaku pemberdayaan Kelurahan maupun di kalangan perempuan. Saatnya mendukung Pemerintah Kota Malang dalam upaya perbaikan menuju kota mandiri, melalui sistem kontrol publik maupun mendorong wakil rakyat di DPRD dalam mewujudkan pagu indikatif yang jujur dan terbuka. 
Selamat merayakan kemeriahan dan kerah tamahan kota Malang sebagai Kota Layak Huni dan Kota Hijau (The Green City) melalui upaya perbaikan lingkungan dan perilaku. Sadar diri, dan Sadar Lingkungan. 
Share:

Sabtu, 13 Juli 2013

Menjadi Kaya Ala Orang Singapora

Pada survei yang dilakukan oleh Barclays Bank, yang dirilis pekan lalu, terungkap bahwa kekayaan warga Singapura meningkat paling cepat jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Sebagaimana dikutip dari Forbes, Selasa (9/7/2013), survei tersebut dilakukan dengan melibatkan perseorangan dengan kekayaan individu minimal 1,5 juta dollar AS atau sekitar Rp 15 miliar. Jumlah responden yang terlibat dalam survei ini mencapai 2.000 orang yang tersebar di seluruh dunia.

Hasil yang paling menonjol dari survei itu adalah kekayaan warga Singapura naik paling cepat jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Rata-rata orang Singapura hanya butuh waktu 10 tahun untuk menjadi orang dengan kekayaan setidaknya Rp 15 miliar.

Meskipun krisis keuangan melanda berbagai negara di kawasan Eropa dan Amerika Serikat, hal itu tak banyak memengaruhi laju kenaikan kekayaan orang Singapura, yang dalam hal ini naik hingga 50 persen.

Kenaikan tersebut juga erat hubungannya dengan menguatnya bursa saham Singapura. Indeks Straits Times yang naik dua kali lipat pada periode 2008-2013 membuat kekayaan warga negara ini juga melejit. Namun, kondisi tersebut juga membuat sebagian besar kekayaan warga Singapura selalu dibayangi fluktuasi dari lantai bursa.


Dari survei itu, salah satu yang menarik untuk disimak adalah bagaimana orang Singapura membagi uangnya, yang membuat mereka begitu cepat kaya.

Tabungan dan investasi. Ternyata, orang Singapura begitu memprioritaskan untuk menabung dan berinvestasi. Dari seluruh kekayaan yang dimilikinya, sebanyak 61 persen dimasukkan ke bank maupun diinvestasikan ke instrumen pasar modal. Porsi tersebut di bawah alokasi penduduk Hongkong, yang menyisihkan 66 persen kekayaannya untuk ditabung dan diinvestasikan, sedangkan warga China daratan mengalokasikan 58 persen.

"Traveling" dan kegiatan amal. Orang Singapura adalah warga yang selalu disibukkan dengan berbagai aktivitas. Berjalan selalu terburu-buru menjadi pemandangan yang biasa di setiap sudut negara kecil itu. Namun, di balik kesibukannya itu, warga Singapura adalah orang yang senang bepergian dan menghabiskan waktu luang.

Di sisi lain, mereka juga senang menyisihkan sebagian kekayaan untuk kegiatan sosial kendati mereka identik dengan orang yang money oriented. Untuk keperluan berwisata dan mendukung kegiatan amal, orang Singapura menyisihkan 16 persen dari kekayaan mereka.

Mobil dan perhiasan. Dari survei Barclays, diketahui, ternyata orang Singapura tak begitu terobsesi untuk membeli mobil, perhiasan, maupun benda-benda untuk dikoleksi sehingga untuk pos ini, rata-rata orang Singapura hanya mengalokasikan 7 persen dari kekayaannya.

Kondisi ini berbeda dengan warga India yang sangat gemar membeli mobil dan perhiasan sehingga alokasi dana untuk pembelanjaan ini mencapai 17 persen.

Obsesi. Di sisi lain, survei itu juga mengungkapkan cita-cita orang Singapura dengan harta yang mereka miliki itu. Ini agak mengejutkan lantaran orang Singapura sangat ingin melakukan sesuatu yang bisa bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Bahkan, karena itu, mereka punya cita-cita untuk memberikan 50 persen kekayaannya untuk lembaga amal dan 13 persen diwariskan kepada keturunannya.

Bagaimana dengan Anda...?
Editor : Bambang Priyo Jatmiko sumber : KORAN KOMPAS 
Share:

Rabu, 08 Mei 2013

Duta KIM Jawa Timur 2013

bu Lusi, Kabid SKDI
Kominfo Kota Malang
Sebagai kelanjutan dari prestasi dari Pekan KIM ke VII di Sumenep, KIM BIJAK mendapatkan appresiasi untuk turut serta dalam Sarasehan KIM Nasional yang akan dilaksanakan dalam acara PEKAN INFORMASI NASIONAL (PIN) 2013 di Medan Sumut tanggal 27 Mei 2013.
Dalam surat yang disampaikan pada Bapak Walikota Malang tertanggal 03 Mei 2013 No 409/1220/105/2013, Kepala Dinas KOMINFO Propinsi Jawa Timur berharap agar potensi Kota Malang dan Jawa Timur dapat dibawa dan dipamerkan sebagai semangat kebersamaan informasi pengembangan sumber daya lokal di Forum Informasi Nasional. 
Harapan yang sama dalam pengembangan kelembagaan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) disampaikan pula oleh Kabid SKDI Kominfo Kota Malang, agar KIM BIJAK dan KIM di Kota Malang dapat mengembangkan diri dan masyarakat informasi nya guna melengkapi kebutuhan informasi. Baik yang diperlukan oleh end user, yakni masyarakat Kelurahan, juga Pemerintah Kelurahan dan Kota Malang pada umumnya. Dengan pemenuhan semangat kebersamaan kesetiakawanan serta tetap mempertahankan karakter lokal ( Radio Komunitas DUTA SWARA), dapat memberikan arti penting dalam pemerataan pembangunan, utamanya optimalisasi informasi. Sejalan dengan filosofi KIM BIJAK, dengan menguasai informasi kita akan menguasai dunia. 
Secara umum Ibu Lusi, Kabid SKDI Kominfo Kota Malang, juga menyampaikan pada Bapak Sugianto (Ketua KIM Purwoagung Kelurahan Purwantoro), bahwa keberhasilan KIM PURWOAGUNG sebagai Juara III Lomba blog di Pekan KIM VII Sumenep, dapat memberikan energi tambahan. Khususnya kaderisasi pelaku dalam mengembangkan KIM di masa datang.  
Selamat Datang Pejuang Informasi, Semoga dapat Menjalin kerja sama Informasi dengan sesama pejuang, pemikir, penyebar informasi di seluruh Indonesia. Selaras dengan pengejawantahan BIJAK, Berdayakan Informasi yang Jujur Aktual dan Komunikatif. 

Kita tunggu warta dari Meeedan .......... 



Share:

Minggu, 28 April 2013

Generasi Emas Indonesia

Seperti pernah diberitakan pada Media Indonesia 2 Mei 2012 bahwa Menteri Pendidikan Nasional telah mencanang Program Generasi Emas Indonesia. Tema tersebut disesuaikan dengan rencana besar Kemendikbud untuk menyiapkan generasi emas sebagai hadiah ulang tahun kemerdekaan RI pada 2045 nanti.  "Tahun ini kami canangkan sebagai masa ‘menanam’ generasi emas tersebut. Dari 2012-2035 Indonesia mendapat bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif paling tinggi di antara usia anak-anak dan orang tua," kata Mendikbud M Nuh pada jumpa pers tentang Hardiknas di kantor Kemendikbud Jakarta, Selasa (1/5/2012).
Menurut M Nuh, dengan bonus demografi tersebut, pemerintah telah menyiapkan grand design pendidikan. Pendidikan anak usia dini digencarkan dengan gerakan PAUDisasi.  Pembangunan dan rehabilitasi sekolah dan ruang kelas baru dilakukan secara besar-besaran, serta intervensi khusus untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) siswa SMA. "2020 nanti, minimal pekerja kita lulusan SMA," katanya.
Menanggapi berita tersebut, secara positif kita perlu mengapresiasi pemilihan tema tersebut karena mempunyai perspektif yang berjangka panjang. Apalagi Kemendikbud juga telah menyiapkan grand design pendidikannya, terutama melalui penekanan pada pendidikan anak usia dini (PAUD), yang sebelumnya pernah kita abaikan dan baru dalam satu decade terakhir ini terdapat perubahan yang cukup mendasar. Dengan lebih tergarapnya potensi anak dalam periode “golden age” (0-6 tahun)-nya melalui stimulasi pendidikan diharapkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia bisa lebih ditingkatkan.
Terkait dengan permasalahan tersebut kita perlu menengok kembali pesan yang senantiasa relevan di segala jaman dari tokoh pendidikan kita, Ki Hajar Dewantoro, yakni ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, yang artinya di depan memberikan teladan, di tengah memberikan bimbingan, dan di belakang memberikan dorongan kepada anak-anak didik kita.  Sebagai pendidik dan orangtua kita perlu menerapkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan tetap berpedoman pada pesan Ki Hajar Dewantoro tersebut, kita juga bisa mengembangkan pendidikan yang ramah anak, dimana di dalamnya terdapat penghargaan terhadap hak-hak anak, tak hanya haknya untuk memperoleh pendidikan, tapi juga dihargai pandangannya, serta hak-haknya untuk memperoleh lingkungan pendidikan yang bebas dari kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. 
SELAMAT Hari Pendidikan Nasional 2013
 
Share:

Kamis, 18 April 2013

BALSEM Kelurahan Bandungrejosari


Kecelakaan adalah sesuatu hal yang sering dijumpai di setiap jalan raya. Berbagai persoalan yang memicu terjadinya kecelakaan serign di bahasa dibeberapa kesempatan, baik lewat media cetak dan elektronik. Berbagai pelatihan dasar sampai lanjut pun sudah sering kita dengar, baik lewat SAR (search and rescue). Guna dan manfaat dari kegiatan di atas adalah untuk memberikan pertolongan pada korban dan berusaha menyelamatkan nyawa, bila itu memang mampu.
Melihat kenyataan, bahwa jalan depan Kelurahan Bandungrejosari Jl Kepuh 30 Malang, adalah ramai, terutama saat jam kerja (pagi hari), saat pulag sekolah siang hari dan saat pulang kerja (sore hari). Melihat kenyataan semacam ini terbersit keinginan beberapa kawan muda dari Universitas Brawijaya untuk mengadakan pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan bagi ibu rumah tangga dan warga sekitar Kelurahan (pinggir jalan raya Kepuh), lewat BALSEM (Basic Trauma Life Support for Emergency Management) dengan metode Role Play.
Topik yang dikedepankan adalah Upaya Penanganan Kegawatdaruratan Lalu Lintas pada Masyarakat RW 04 Kel Bandungrejosari Kec Sukun Kota Malang, dilaksanakan pada 6 dan 13 April 2013 dari jam 08.00 sd 15.00 WIB. Pelatihan yang didanai oleh Dirjen Dikti ini adalah satu upaya pendekatan mahasiswa kepada dunia nyata, yakni masyarakat umum, diikuti oleh 30 orang warga masyarakat RW 04.
Narasumber kegiatan ini berasal dari satuan Lalu Lintas Polresta Malang, kemahasiswaan Universitas Brawijaya jurusan Kedokteran dan dari LPMK Bandungrejosari berjalan lancar dan diakhiri dengan ujian serta diberikan sertifikat ketrampilan dasar,


Share:

Banjir Paving

Siang hari Sabtu 9/4 dirasa sangat luar biasa. Bak air bah dihujan deras, serombongan truk menurunkan muatannya berupa paving dan pasir menggenangi ruas jalan di Klayatan dan Kemantren raya. Sungguh pemandangan yang tidak terlupakan dan mungkin baru dilihat pertama kali oleh saya, saat menuju Kantor KIM Bijak untuk menyelesaikan beberapa urusan administrasi terkait dengan Gebyar Pesta Pembayaran Pajak PBB 2013.

Luar biasa karena turunnya paving kali ini tidak dinyana, atau barang kali saya yang tidak pernah melihat gunungan paving dan pasir menggenangi 2 ruas gang besar di lingkungan Klayatan dan Kemantren. Sehingga membuat rasa penasaran semakin jadi, saat minggu 10/4 sekitar jam 9.00 WIB puluhan warga mengerubuti gunungan paving dan pasir. Dan saya tak perlu khawatir karena pemakai jalanan tidak protes malah bangga. Bangga karena sebentar lagi jalanan di gang nam eh gang 2 dan gang 3 sudah tidak menggenang air lagi disaat hujan. Mengingat akan semakin berkurang jalan yang berwujud tanah dan berlubang. Hal ini saya rasa pas dengan tekad dan semangat Bapak Walikota Malang Drs Peni Suparto MAP, bahwa mulai tahun 2013 sudah tidak ada jalan yang berlubang dan berbentuk tanah. Sehingga diharapkan Kota Malang telah berubah menjadi Kota ramah lingkungan. Perlu keras untuk mewujudkan hal itu. Betul gak ? .
Rasa penasaran saya lanjutkan dengan turun ke lapang untuk mengamati sejauh mana masyarakat memahami arti dan makna banjir paving ini. Dan dari keterangan bapak Rohman, warga Kemantren diperoleh keterangan bahwa paving ini adalah dari pemerintah Kota Malang atas usulan Bapak Eddy Sofyan Jarwoko, yang saat ini mencalonkan diri sebagai Walikota Malang 2013 - 2018.
Saya tercenung sejenak, inikah wujud dari pembayaran pajak (termasuk PBB). Dan kala hal ini ditangkap oleh warga, saya cuma bermimpi ..... alangkah mulianya apabila masyarakat dapat membayar pajak sebelum jatuh tempo serta perencanaan yang disepakati dalam Musrenbang kelurahan dapat ditindak lanjuti dengan Proposal dari warga kepada Dinas terkait.
Artinya pembayaran PBB tahun 2012 yang mencapai 70 % dari pagu, ternyata berdampak pada ramainya pemabangunan di wilayah Kelurahan Bandungrejosari.
Luar biasa ..... MARI SUKSESKAN PESTA MEMBAYAR PBB,
Luar biasa ..... MRI BANGUN KELURAHAN DENGAN PAJAK KITA BERSAMA 

PEMBANGUNAN BALAI RW I, KLAYATAN Gg I Kel Bandungrejosari Sukun Kota Malang



Share:

Rabu, 20 Maret 2013

Di Bengkel Itu Ada Ayat Allah


Jika orang punya mata batin yang tajam dan rindu menemukan ayat-ayat Allah, yang tersebar di mana-mana, tak usahlah menguasai teori Big Bang (Ledakan Dahsyat). Atau harus paham karya fisikawan invalid Inggris, Stephen Hawking—A Brief History of Time—yang belum tentu mudah dicerna.
Ayat Allah dapat dijumpai pada peristiwa atau fenomena alam atau sosial yang sifatnya sangat sederhana. Bisa diamati pada air serasah yang terjun, pada semut yang beriring, pada lebah yang bergantungan, pada bunyi siamang ketika subuh, atau pada kicau murai di pagi hari. Juga pada dengungan kipasan sayap enggang saat terbang tinggi, pada percakapan seorang bocah dengan orangtuanya, serta pada sikap Pak Bengkel yang lugu, tulus, dan murah hati.
Kepatuhan alami
Demikianlah di hari Natal lalu, 25 Desember 2012, menjelang dzuhur saya bersepeda di kitaran Desa Trihanggo, Sleman, Yogyakarta, untuk mencari onderdil komponen rantai sepeda yang harus segera diganti. Jika tuan dan puan melewati jalan Kabupaten Sleman dari Jalan Godean mengarah ke utara, dalam jarak sekitar 2 kilometer akan dijumpai pohon beringin besar, persis di persimpangan empat jalan. Melaju ke arah timur pada jarak sekitar 1 kilometer di kanan jalan sebelum jembatan, ada bengkel sepeda yang laris dikunjungi langganannya. Di bengkel inilah saya memerhatikan ayat Allah dalam dua fenomena sederhana yang saling berkaitan. Keterkaitan itu tampak terjalin akrab sekali.
Ada seorang ayah bersama anak perempuannya yang masih belajar di taman kanak-kanak milik A’isyiyah sedang mengganti pedal sepeda bocah ini yang tak lagi bisa dipakai. Warna pedal itu dipilih yang merah jambu agar serasi dengan warna sepedanya. Saya perhatikan baik-baik tingkah bocah alit itu, tampaknya bahagia sekali karena pedal sepedanya diganti dengan yang baru. Sebuah kebahagiaan yang sangat tulus dari sebuah keluarga kebanyakan.
Tiba-tiba penjaja es krim lewat. Si bocah minta kepada ayahnya agar dibelikan es kesukaannya itu. Ayahnya, dalam bahasa Jawa, dengan lembut menjawab, ”Marahi watuk (bisa menyebabkan batuk).”
Si bocah sama sekali tidak berontak agar ayahnya memenuhi juga permintaannya. Tak ada rengut, tak ada gerutu. Malah bocah ini senyum-senyum sambil dengan lincah mengitari ayahnya. Bukankah sebenarnya seorang bocah sulit sekali dipisahkan dengan es krim?
Dalam batin saya menduga bahwa suasana rumah tangga keluarga bocah ini tenteram sekali. Ayat Allah terlihat pada sikap ayah yang lembut terhadap anak dan sikap anak yang patuh kepada orangtua: sebuah kepatuhan alami hasil didikan dini yang teratur dan santun.
Tidak mudah ditemukan di kawasan modern buah didikan anak semacam ini. Kegirangan bocah ini kian memuncak ketika ayahnya melengkapi sepedanya dengan sebuah bel yang dipasang pada bagian kanan setang. Untuk keseluruhan ongkos plus onderdil, Pak Bengkel cuma meminta Rp 25.000, sebuah angka kacang goreng di kawasan kota.
Sikap Pak Bengkel yang satu ini tak kurang memukau untuk dicatat. Semua serba murah. Ada lagi seorang laki-laki setengah baya (rupanya kenal dengan saya) menambalkan ban sepeda motornya yang bocor. Setelah rampung, Pak Bengkel saya tanya berapa ongkosnya. Dijawab, antara Rp 5.000 dan Rp 6.000, padahal pengerjaannya cukup lama karena karet penambal ban harus dipanaskan lebih dulu.
Sekarang tibalah giliran sepeda saya ganti onderdil. Kebetulan barang yang diperlukan tersedia. Ada dua yang boleh diganti. Pak Bengkel bertanya, apakah diganti satu atau dua sekaligus? Jawab saya: mana yang baiklah. Lalu diperiksa: cukup satu saja, katanya. Tak terbetik pada pikiran Pak Bengkel untuk melariskan barang dagangannya, toh, saya tidak akan bertanya jika keduanya diganti.
Setelah rampung, ongkos plus harga onderdil yang diminta hanya Rp 5.000. Saya terkejut, mengapa terlalu murah, di mana ongkos teknisi dan keringat? Tentu secara moral saya tidak boleh hanya memberi ongkos hanya sejumlah yang diminta.
Di luar pola umum
Sebagai bengkel yang laris, saya tanya mengapa tidak sekalian jualan bensin. Jawab Pak Bengkel polos: agar berbagi rezeki dengan tetangga yang punya kedai bensin, sekalipun banyak orang menanyakan BBM itu kepadanya.
Pada sikap Pak Bengkel ini jelas sekali terbaca ayat Allah: rezeki teman jangan direbut, sekalipun peluang untuk menambah pendapatan terbuka lebar. Kearifan Pak Bengkel ini adalah penyimpangan dari pola umum yang sedang berlaku di Indonesia: saling menelikung, saling gasak, dan jika perlu saling menghancurkan demi berebut rezeki.
Perkara haram atau halal sudah berada di luar pertimbangan. Kultur Pak Bengkel yang masih bebas dari pencemaran ini mungkin merupakan sisa-sisa sifat asli Indonesia yang belum tergerus oleh ganasnya sisi buruk proses modernisasi.
Diambil dari KOMPAS.COM untuk pencerahan kita bersama 
Share:

Senin, 11 Maret 2013

Rapat Warga RT.001 RW .05 Kepuh

Bunda Heri dan Bunda Edi bersama warga Kepuh, Kelurahan Bandungrejosari
Sebagai langkah antisipatif terhadap pengembangan program pembangunan, utamanya dalam rangka membangun kesadaran pribadi dalam mensejahterakan masyarakat, perlu dilakukan berbagai upaya menyatukan gagasan dalam melihat pembangunan di masa datang. Salah satu upaya itu adalah pertemuan warga bersama perangkat RT. Hal itu yang dilaksanakan oleh lebih kurang 30 warga RT.001 RW V Kelurahan Bandungrejosari.
Selain membahas persoalan rutin bulanan yang 3 (tiga) hal yaitu manajemen warga (meliputi laporan keuangan, perkembangan kamanan dan ketertiban), kegiatan warga ( sesuai dengan dengan program kerja RT) dan manajemen kewilayahan (pengumuman dari RW, Kelurahan serta program kemasyarakatan lainnya). Kegiatan Minggu (10/3) berlangsung cukup meriah karena selain dihadiri warga RT lainnya juga dihadiri oleh Ketua Tim PKK Kota Malang, dan perangkat sosial Kelurahan Bandungrejosari lainnya.
Kunjungan ini dirasa istimewa karena warga mendapatkan masukan program pembangunan Kota Malang dari "Bunda" Heri Puji dan relawan masyarakat Kelurahan. Berbagai pertanyaan terkait masalah pendidikan kesehatan dan lingkungan mendominasi acara malam hari yang sejuk. Ditambah dengan pengetahuan politik langsung dari sumber nya (Bunda HP). Sehingga masyarakat semakin memahami tahun 2013 sebagai Tahun Politik.
Acara yang berlangsung dalam suasana silaturahim semacam ini patut dilanjutkan dengan narasumber yang berbeda, walaupun tidak dalam suasana "politik". Secara umum acara cukup diminati warga walaupun masih dimonopoli oleh pertanyaan yang bernada politis, dan berakhir pukul 21.30 WIB dengan berbagi cenderamata Bunda untuk warga.
Share:

Minggu, 16 Desember 2012

Pemberdayaan berbasis "small area"

Bertempat di Hotel Gajahmada jl Dr Cipto 17 Malang telah dilangsungkan Seminar Nasional tentang Pemberdayaan berthema MENGGAGAS PEMBANGUNAN NASIONAL BERBASIS PEMBERDAYAAN DI SMALL AREA. Kegiatan yang dipromotori oleh Pandawa Institute ini menghadirkan narasumber Ahmad Mujais Suhud SSi MSi -penggagas dan pelaku Serasi Berdaya dan Cokro Ekonomi Pandawa, Budiman Sudjatmiko, MSc MPhil (wakil Pansus RUU Desa DPR RI), Prof Ahmad Erani Ph D (Guru Besar FE Universitas Brawijaya), Maizir Ahmadin (KMP PNPM Pedesaan) dan Ir Sonson Garsoni dari ASKKINDO.
Hadir sebagai keynote speaker adalah Drs H Saifullah Yusuf (Wagub Jawa Timur), menyampaikan bahwa dalam perencanaan pembangunan sangat diperlukan akurasi dan konsistensi melalui pengelolaan sumber daya manusia yang ada di desa Kelurahan. Sehingga tujuan pembangunan secara makro adalah mensjahterakan rakyat dapat tercapai, serta benar-benar sesuai dengan potensi serta permasalahannya.
Yang menarik dari seminar kali ini adalah dimunculkannya konsep pemberdayaan dalam skope kecil (smaal area) yang pada konsepnya adalah desa, namun dengan standarisasi yang sama . Misalnya terkait jumlah berbanding dengan cakupan luas (seperti disampaikan Ir Sonson). Dengan demikian tahapan pemberdayaan (empowerment) haruslah dimaknai sebagai people in power.Dalam artian, pemberdayaan masyarakat janganlah mewujudkan keberdayaan saja, namun juga menempatkan masyarakat desa atau masyarakat miskin pada kekuasaan. Sehingga pada tahapannya nanti, proses pembangunan desa akan berproses dalam konsep satu desa satu anggaran. Artinya anggaran akan digunakan untuk membangun desa bukan pembangunan di desa.
Masyarakat desa saat ini perlu dikuatkan dalam basis utuh, sehingga anggaran pembangunan yang berasal dari APBD dan dana program lainnya (PNPM misalnya) akan dirancang oleh masyarakat dan dilaksankan secara bersama lewat kegiatan gotong royong. Pembelajaran tentang manajemen ekonomi dan pembangunan partisipatif akan dikawal oleh kelompok ahli/konsultan, agar tujuan pembangunan partisipatif dapat terwujud sesuai dengan keinginan masyarakat. Tentu saja dengan mensyaratkan pada visi dan misi Kepala Daerah.
Panelis lainnya, yakni Prof Ahmad EraniYustika PhD memberkan penguatan dari sisi ekonomi, Maizir Ahmadin tentang sejarah PNPM Pedesaan dan ditutup oleh Ir Sonson yang memberikan penguatan tentang peran serta stake holder dalam mendukung pemberdayaan masyarakt lewat kapasitasnya masing-masing kelembagaan. Karena beliau adalah Pengurus Pusat Assosiasi Konsultan Non Konstruksi Indonesia (ASKKINDO).
Menjadi moderator pada seminar di atas adalah Dr Hadi Sumarsono MSi dari Universitas Negeri Malang, menyuguhkan acara dengan baik serta menutup kegiatan Seminar Nasinal ini jam 13.00 WIB.
Share:

Renungan Akhir Tahun: Kisah Pencuri Kue

Minggu pagi sambil melakukan aktivitas keliling kampoong, tengok langit mulai mendung, mampir ke tetangga sebelah untuk nyruput kopi bersama. Kegiatan rutin pelepas penat ini memunculkan banyak ide kreatif dan tidak ada salahnya dishare kan untuk semua ... 

Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara lalu menemukan tempat untuk duduk. Sambil duduk wanita tersebut membaca buku yang baru saja dibelinya.

Dalam keasyikannya tersebut ia melihat anak lelaki disebelahnya dengan begitu berani me
ngambil satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka. Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam.

Sementara si Pencuri Kue yang pemberani menghabiskan persediaannya. Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu. Wanita itupun sempat berpikir : ("Kalau aku bukan orang baik sudah kutonjok dia...!!!") Setiap ia mengambil satu kue, Si anak lelaki juga mengambil satu.

Si anak lelaki tersebut sangat cuek dan tenang, terhadap sikap si wanita tersebut yang sudah kelihata sangat terganggu, dan begitu seterusnya Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan anak lelaki itu. Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, Si anak lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua.

Si lelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separonya lagi. "sambil tersenyum mengalir di bibirnya si anak lelaki" Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir ("Ya ampun orang ini berani sekali"), dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih. Belum pernah rasanya ia begitu kesal.

Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan. Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si "Pencuri tak tahu terimakasih...!!!" Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan napas dengan kaget.

Disitu ada kantong kuenya, di depan matanya. Ko'k milikku ada di sini erangnya dengan patah hati. Jadi kue tadi adalah miliknya dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih. Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih dan dialah pencuri kue itu.

Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri (subjektif) serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya.

Orang lainlah yang selalu salah, orang lainlah yang patut disingkirkan, orang lainlah yang tak tahu diri, orang lainlah yang berdosa, orang lainlah yang selalu bikin masalah orang lainlah yang pantas diberi pelajaran.

Padahal kita sendiri yang mencuri kue tadi, padahal kita sendiri yang tidak tahu terimakasih. Kita sering mempengaruhi, mengomentari, mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya.

Melihat kesalahan orang lain itu sanggat mudah, tapi kesalahan kita sebesar apapun kita tak pernah lihatan, banyak-banyaklah intropeksi diri agar sendiri agar kita bisa lebih baik lagi. kadang kita tak bisa melihat kebaikan orang lain karena kita menutup sebelah mata terlebih dahulu.

☀semoga bermanfaat ☀
Share:

Rabu, 12 Desember 2012

=== PEMBINAAN TEMPAT PEMONDOKAN ==

raya kepuh == Tempat pemondokan atau tempat kost selalu ramai dengan perdebatan panjang. Hal ini sudah menjadi rahasia lagi, mengingat beberapa kasus kejahatan, narkoba atau pergaulan dan sex bebas kerap dijumpai dibeberapa area dimana tempat pemondokan berada. Apalagi bila letaknya jauh dari keramaian atau bahkan tersembunyi dan jauh dari jangkauan pergaulan masyarakat umum. Hal hnilah yang menjadi pembuka pada Sosialisasi Perundang Undangan yang berlangsung sehari di Kelurahan Bandungrejosari Kecamatan Sukun Kota Malang tanggal 09 Desember 2012.
Sosialisasi yang mengambil thema tempat pemondokan diprakarsai oleh Lurah Bandungrejosari  dan didanai oleh APBD Kota Malang tersebut menghadirkan narasumber dari Bagian Hukum Pemkot Malang, Satpol PP dan dari Kanit Binmas Polsek Sukun. Dan sebagai audience adalah para Ketua RT dan RW se Kelurahan Bandungrejosari, serta tokoh masyarakat Kelurahan banyak memberikan masukan. Terutama berkaitan dengan produk hukum dan permasalahan yang timbul, sehingga paparan yang dibawakan oleh staff bagian hukum menjadi perhatian utama. Termasuk diantaranya AKP Elizabeth yang mengakui bahwa baru kali ini beliau paham bahwa pemondokan sudah mempunyai produk hukum, yakni Perda Kota Malang No 6 Tahun 2006.
Pada putaran tanya jawab dan diskusi yang dimoderatori oleh Ketua KIM BIJAK yang juga sekretaris LPMK Ario Rachmono, banyak membahas kelemahan para Ketua RT dan RW dalam membina pemilik pemondokan dan permasalahan nak kost, yang kebanyakan adalah berasal dari Indonesia Timur. Sehingga narasumber dari Satpol PP cukup repot menjawab pertanyaan terkait dengan sanksi dan pemecahan masalah terkait penghuni pemondokan.
Dari 2 tremin pertanyaan dan paparan 3 narasumber di atas dapat dismpulkan bahwa :
1. Membuat aturan bersama antara Ketua RT dan atau Ketua RW dengan pemilik pemondokan,
2. Perlu adanya sosialisasi ditingkat RT dan RW tentang Perda Kota Malang No 6 Tahun 2006,
Kegiatan sosialisasi lanjutan akan difasilitasi oleh Pemkot Malang tahun 2013.
3. Aturan bersama setidaknya memuat aturan umum yang berbasis Perda Pemondokan, dan aturan khusus yang memuat kebijakan setempat dengan mempertimbangkan pemakaian listrik. Berkaitan dengan pemakaian laptop dan telepon genggam.
Lurah Bandungrejosari saat dikonfirmasikan tentang pelaksanaan kegiatan ini menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah awal dari pelaksanaan kegiatan tahun 2013 yaitu perwujudan kelurahan sadar hukum. Dimana komponen kegiatannnya adalah pembayaran PBB mencapai minimal 90 % lunas, keindahan dan kebersihan kampoong dan situasi lingkungan sehat dan adanya pemahaman akan aturan dan taat akan aturan. Dan sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini akan dilakukan secara simultan pada beberapa komunitas masyarakat, salah satunya adalah kegiatan PRONA tahun 2013. Untuk itu beliau berharap agar seluruh komponen masyarakat dapat memahami dan diharapkan untuk mau bertanya kepada Ketua RT dan RW bila menemui hambatan atau ingin mendalami program program yang akan direalisasikan tahun 2013.
Bravo Kelurahan Bandungrejosari .....


Share:

Kamis, 22 November 2012

Reorientasi Pemberdayaan Masyarakat

Warung ikan segar 02 11 2012 .. Rapat Koordinasi Kelurahan Bandungrejosari bulan Nopember diberi warna lain . Bersama dengan 13 Ketua RW, Ketua Lembaga Sosial Kemasyarakatan dan staff kelurahan Bandungrejosari, Bapak Zainul Amali - selaku Lurah membuat suasana menjadi semarak. Selain ditempatkan di rumah makan, rapat bulan Nopember 2012 disampaikan informasi penting, baru dan sedikit mengejutkan.
Dengan pembukaan yang menyegarkan, guyonan khas pak Lurah, beliau menyampaikan beberapa hal tentang progress kegiatan Dana Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (DPPMK) Tahun Anggaran 2012 masih berjalan 30%. Untuk itu beliau menyampaikan permintaan maaf, mengingat baru pertama kali dilaksanakan antara SKPD Kelurahan Bandungrejosari dan POKMAS (Kelompok Masyarakat) tentunya  masih dimungkinkan adanya beberapa kesalah pahaman di administrasi. Dan untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan merasa puas dan tetap berharap agar kerjasama admin dan teknik dilapangan tetap dapat dijaga.
Malam itu beliau didampingi Ketua Tim Penunjang Program Bp Taufikurrahman, ST MT juga menjelaskan bahwa untuk tahun 2013 Dana Pemberdayaan Masyarakat akan dilakukan bersama sama dengan LPMK Bandungrejosari. Dimana alokasi dana kegiatan untuk LPMK sebesar 500 juta (seperti pelaksanaan tahun 2011) dan SKPD Kelurahan Bandungrejosari sebesar 250 juta (termasuk dana rutin). Hal ini dilaksanakan guna mengoptimalkan capaian kegiatan pembangunan dan partisipasi masyarakat Kota Malang. Sehingga pada saatnya kelak akan terwujud pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan , diminati oleh masyarakat, serta sinergi harmonis dengan Pemerintah Kota Malang.
Pada saat yang sama juga dilakukan kegiatan penyerahan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA). di Hotel Sahid Montana oleh Bp Ario Rachmono. Dimana kegiatan ini juga satu paket dengan pelaksnaan kegiatan TA 2012.
Secara umum segala saran dan pendapat dari pelaksana kegiatan (SKPD Kelurahan Bandungrejosari) serta penerima manfaat manfaat ( Ketua RW dan Lembaga Sosial Kemasyarakatan) dapat diterima baik dan akan bersama mengawal sisa kegiatan agar dapat terselesaikan tuntang di akhir tahun 2012. Untuk kemudian melaksanakan jadual kegiatan di tahun 2013.

berkembang bersama berprestasi   

Share:

Kamis, 15 November 2012

LPMK in action

Bandungrejosari ++ Sebagai tindak lanjut dari keputusan bersama Pemerintah Kota dengan SKPD, khususnya Kecamatan dan Kelurahan se Kota Malang, mulai tahun 2013 LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) kembali menjadi motor penggerak pembangunan di Kelurahan . Sebagaimana telah ditetapkan dalam Perda No 13 tahun 2010, salah satu fungsi LPMK adalah merencanakan, melaksanakan serta memanfaatkan hasil pembangunan. Disamping itu juga menggerakkan partisipasi masyarakat (pasal 4 ayat 2 a sd d). Dan sebagai mitra Pemerintahan Kelurahan, LPMK juga berkewajiban untuk membantu pelaksanaan kegiatan pembangunan, mulai dari perencanaan sd evaluasi. disamping itu juga dalam pelaksanaan  urusan  pemerintahan,  pembangunan,  sosial  kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Menyambut tahun baru pelaksanaan kegiatan Pembangunan Kota Malang tahun 2013 khususnya di Pemerintahan Kelurahan (mulai tahun 2012 disebut SKPD Kelurahan), Walikoa Malang Drs PENI SUPARTO MAP mewujudkan janjinya untuk menyerahkan kembali program pemberdayaan masyarakat kepada LPMK, khususnya dalam mengdaya gunakan LPMK sebagai motor pembangunan (engine growth - meminjam istilah Dahlan Iskan).
Seperti telah dilaksanakannya Program Keberdayaan Masyarakat Kelurahan Tahun Anggaran 2012 oleh SKPD Kelurahan, pada tahun 2013 LPMK memperoleh hak dan kewajiban mengelola Dana Pemberdayaan Masyarakat sebesar 500 juta. Adapun  SKPD Kelurahan tetap melaksanakan kegiatan Pemberdayaan masyarakat sebesar 250 juta (berikut dana rutin SKPD Kelurahan). Hal ini diharapkan tidak bertentangan dengan Perpres 54 tahun 2010 (ttg pengadaan barang dan jasa) serta Permendagri No . 32 tahun 2011 tentang Dana Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Dana APBD.
Mengenai hal ikhwal pelaksanaan kegiatan Dana Program oleh LPMK ini mengacu pada pelaksanaan kegiatan tahun 2011, sebagaimana disampaikan oleh Camat Sukun Drs ALIE MULYANTO, MM dalam rakor LPMK Kecamatan Sukun tgl. 6 Nopember 2012 di Ruang UKS Kecamatan Sukun. Sedangkan pendamping program adalah BKBPM Kota Malang, dan Pembina LPMK adalah Kecamatan Sukun.
Sebagai warga masyarakat Kelurahan dan Kota Malang mari kita bangun kebersamaan dan mewujudkan  Kota Malang yang berprestasi dengan melaksanakan kegiatan Pembangunan Tahun 2013 secara transparan akuntabel bersama LPMK .


Share:

Rabu, 14 November 2012

APAKAH PRONA ITU GRATIS ?

Kelurahan,- Dalam proses pengurusan sertifikat tanah PRONA dipungut biaya atau gratis? Dan apa landasan hukumnya ?


PRONA adalah singkatan dari Proyek Operasi Nasional Agraria. PRONA diatur dalam Kepmendagri No. 189 Tahun 1981 tentang Proyek Operasi Nasional Agraria. Tujuan utama dari PRONA adalah memproses pensertipikatan tanah secara masal sebagai perwujudan dari pada program Catur Tertib di bidang Pertanahan yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dan ditujukan bagi segenap lapisan masyarakat terutama bagi golongan ekonomi lemah, serta menyelesaikan secara tuntas terhadap sengketa-sengketa tanah yang bersifat strategis . PRONA dibentuk dalam lingkungan Direktorat Jenderal Agraria Departemen Dalam Negeri.

Kemudian, mengenai biaya yang dikenakan untuk sertipikat tanah PRONA, hal itu diatur dalam Keputusan Meneg Agraria/Kepala Badan pertanahan Nasional No. 4 Tahun 1995 tentang Perubahan Besarnya Pungutan Biaya Dalam Rangka Pemberian Sertipikat Hak Tanah yang Berasal Dari Pemberian Hak Atas Tanah Negara, Penegasan Hak Tanah Adat dan Konversi Bekas Hak Tanah Adat, yang Menjadi Obyek Proyek Operasi Nasional Agraria (“Kepmeneg Agraria 4/1995”).

Pasal 1 ayat (1) Kep Meneg Agraria 4/1995 menyatakan sebagai berikut:


Pemberian hak-hak atas tanah negara kepada masyarakat, penegasan/pengakuan atas tanah-tanah hak adat dan tanah-tanah lainnya yang ditentukan sebagai lokasi Proyek Operasi Nasional Agraria dalam rangka persertifikatkan tanah secara masal, dibebaskan dari kewajiban membayar uang pemasukan kepada Negara seperti yang telah ditentukan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1975, dan kepada penerima hak-haknya dikenakan kewajiban membayar biaya administrasi.

Adapun rincian biaya tersebut adalah :

a.  Pemberian hak atas tanah Negara:
a.1.   Di daerah pedesaan.
Untuk luas tanah sampai dengan 2 Ha sebesar Rp 3.000,-
a.2.   Di daerah perkotaan.
Untuk jenis penggunaan pertanian yang luasnya kurang dari 2000 M2 sebesar Rp 5.000,-
Untuk jenis penggunaan bukan pertanian yang luasnya sampai 2.000 M2 sebesar Rp 10.000,-
b.   Asal tanah milik adat:
b.1.   Daerah pedesaan.
Untuk luas tanah sampai 2 Ha sebesar Rp. 1.000,-
b.2.   Di daerah perkotaan.
Untuk luas tanah sampai 2.000 M2 sebesar Rp 1.000,-
Di samping biaya administrasi, kepada setiap penerima hak atas tanah Negara dikenakan pula uang sumbangan untuk penyelenggaraan Landreform sebesar 50% dari biaya administrasi.
Setiap pemohon dikenakan biaya Panitia A sebesar Rp. 1250,- untuk tiap bidang apabila lokasi tanah dalam proyek terdiri dari 10 bidang; sebesar Rp. 2.500,- apabila lokasi tanah dalam proyek terdiri dari 5 sampai 9 bidang.
Untuk biaya pendaftaran hak dikenakan pungutan sebesar:
          a.  Untuk konversi hak adat.
              a.1.     Rp 10.000,- untuk daerah perkotaan;
              a.2.     Rp. 1.000,- untuk daerah pedesaan;
          b.  Untuk penegasan hak.
b.1.     Rp. 10.000,- untuk daerah perkotaan;
b.2.     Rp. 1.000,- untuk daerah pedesaan;
          c.  Untuk tanah negara.
c.1.     Rp. 10.000; untuk daerah pedesaan;
c.2.     Rp. 1.000,- untuk daerah pedesaan;
Untuk biaya formulir sertifikat, dikenakan pungutan sebesar Rp. 2.000,-

Jadi, pengurusan sertipikat tanah PRONA memang dikenakan biaya yaitu biaya administrasi yang perinciannya telah kami jelaskan di atas.


Seperti yang di kutip di forum HUKUMONLINE ..


Share:

Minggu, 28 Oktober 2012

KIM dan Keterbukaan publik

"Dialog publik " judul acara senin 22 Oktober 2012 di tayangan langsung TVRI Regional Jawa Timur jam 18.00 sd 19.00 WIB. 

Dialog publik yang diprakarsai oleh Dinas Kominfo Prop Jawa Timur kali ini mengambil thema keterbukaan publik, terkait dengan komponen pelaksana kegiatan di Propinsi Jawa Timur. Hadir dalam kegiatan yang dipandu oleh mas Suko Widodo adalah Kepala Dinas Kominfo Jatim Bp Harjogi SH MSi, Bp Pidekso dari Assosiasi Telecentre Jawa Timur dan pakar Komunikasi. 

Selain komponen ahli juga hadir 4 KIM (kelompok Informasi Masyarakat) pemenang LCCK dari 4 Bakorwil di Jatim. Yaitu KIM KOM meakili bakorwil Bojonegoro, KIM Semanggi Semolowaru mewakili Bakorwil Pamekasan, KIM Wara Desa Kab Blitar wakil Bakorwil Madiun dan KIM BIJAK wakil 12 kota kabupaten di Bakorwil Malang. Komponen ini sangat penting bagi Kementrian Komunikasi dan Informatika dalam mensosialisasikan UU keterbukaan publik. Mengingat kelompok inilah yang pro aktif menjembatani masyaraakat desa dan kota. Terutama dengan filosofi ADINDA diharapkan akan memotivasi dan memfasilitasi masyarakat dalam menerima informasi yang benar.


Tak dipungkiri juga peran Assosiasi Telecentre Jawa Timur. Sebagaimana diungkap oleh Ketua ASTEL Bp Pidekso, bahwa ke depan Telecentre yang ada di 37 Kota diharapkan bisa mandiri . Tidak bergantung lagi pada anggaran Pemda.

Lebih mantab Bp Harjogi menyampaikan pokok pokok penting, yakni : 
a. Pengembangan media komunikatif lewat AJANG WADUL ... ini memamg warungnya Kominfo Jatim, 

    Disamping itu pengembangan internet, telecentre di 38 kota kabupaten, 

b. Pengembangan media cetak (majalah PUSPA dkk) dan elektronik (radio), 

c. Pertura (pertunjukan rakyat), yang beberapa kegiatan akan di lounching akhir tahun 2012.

Lebih jauh mas Suko dengan gurauannya menghimbau agar upaya Bp Haryogi dan rombongnya dapat  dibantu lewat kegiatan CSR (Corporate Support Responsibility) perusahaan besar di Negara tercinta ini. Juga para pengusaha sukses diharapkan dapat mengakses kegiatan keterbukaan informasi bersama masyarakat dan pengguna informasi dapat lebih mudah mendapatkan informasi.

 "go agen informasi jawa timur"

meet us on kimjatim@yahoogroup.com 


Share:

Sabtu, 13 Oktober 2012

Sosialisasi dan Pengukuhan FKKAUB

Sebanyak 75 undangan dan masyarakat Kelurahan Bandungrejosari menjadi saksi atas dikukuhkannya Forum Komunikasi Kerukunan Antar Umat Beragama Kelurahan Bandungrejosari (FK KAUB). Forum yang disosialisasikan dan dikukuhkan ini mengambil setting keragaman pehamaman agama dan keagamaan di Kelurahan BAndungrejosari. 
bersama tokoh agama dan Lurah Bandungrejosari
Dalam kata sambutan Panitia Penyelenggara, yang juga menjabat sebagai Ketua KIM BIJAK Bapak Ario menyampaikan bahwa luasan wilayah, karunia sebagai ibukota Kecamatan Sukun, kemudahan Akses administrasi Pemerintahan, Kesehatan dan Pendidikan menjadikan Kelurahan Bandungrejosari rawan dengan permasalahan sosial. Terutama masalah keagamaan. Hal ini menjadi keprihatinan bersama stake holder untuk membentuk satu Forun Kerukunan yang bertujuan memberikan pemahaman bersama akan pentingnya komunikasi dan penyampaian informasi yang jujur, aktual dan komunikatif.
Kegiatan yang bersumber dana dari DIPA SKPD Kelurahan Bandungrejosari dihadiri oleh 75 orang undangan, terdiri dari Tokoh Masyarakat Tokoh Agama 13 Ketua RW TP PKK Kelurahan dan sejumlah LSM. Berlangsung dari jam 09.00 - 13.00 WIB para undangan dan nara sumber dapat berinteraksi dengan baik.
Selain Bandungrejosari, ada 2 Kelurahan di Kota Malang yang menggarap sosialisasi kerukunan Umat Beagama, yakni Penanggungan dan Tlogomas. Namun diakui oleh nara sumber dari FKUB bahwa di Kelurahan Bandungrejosari memang lain. Selain pengistilahan Forum Komunikasi Antar Umat Beragama, yang lebih menitik beratkan pada Alur Komunikasi yang membangun kesadaran untuk mempererat persatuan dan kesatuan sebagai Bangsa Indonesia. Sehingga disarankan juga untuk memberikan tempat kepada aliran kepercayaan untuk dapat mengkomunikasikan kegiatan dan aksi sosialnya, sebesar besarnya manfaat untuk masyarakat Keluarhan Bandungrejosari dan Kota Malang.
Secara merata tokoh agama dalam sambutan appresiatifnya menyampaikan turut gembira dan berpesan untuk tetap menjaga alur persatuan dan kesatuan dalam membina masyarakat dalam kehidupan beragama. Diharapkan agar dimasa datang kiprah Forum Komunikasi ini dapat dirasakan oleh masyarakat, dan dapat dimulai pada kesempatan lain adalah mensosialisasikan kesepakatan 2 menteri no 8 dan 9 (sebagaimana disampaikan oleh narasumber dari FKUB Kota Malang).

Share:

Pengunjung

Hallo Bandungrejosari

Hippam News

Kalimat BIJAK

Untuk sukses, Anda harus menemukan sesuatu sebagai pegangan, sesuatu untuk memotivasi Anda, sesuatu untuk menginspirasi Anda.

Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaan adalah kunci kesuksesan. Jika Anda mencintai apa yang Anda lakukan, Anda akan sukses.

Definition List

3R
3R singkatan dari reuse, reduce, dan recycle.
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.
Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.
Recycle berarti mengolah kembali (mendaur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

ADINDA
Adinda singkatan dari :
Akses informasi
Diskusi
Implementasi
Networkling
Diseminasi informasi
Aspirasi


Pengikut

Theme Support