Membangun Ketahanan Informasi Daerah (1)

Kegiatan KIM BIJAK dalam seminar Membangun Ketahanan Informasi Daerah.

LCCK Tingkat BAKORWIL (2)

Peserta Lomba Cerdik Cermat Komutikatif Tingkat BAKORWIL bertujuan untuk meningkatkan peran KIM dalam proses pembangunan di wilayah kelurahan maupun pedesaan dengan penguasaan IT bagi anggotanya.

PERTURA (3)

Menggali budaya melalui ajang Pertunjukan Rakyat (PERTURA) Tingkat Jawa Timur.

OTONOMI AWARD 2016 (4)

Penghargaan Otonomi Award Kota Malang Tahun 2016 menuju Kota yang Ramah dan Bermartabat.

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 74 (5)

Rangkaian Kegiatan Dalam Memperingati Hari Ulang Tahun kemerdekaan RI ke 74

Minggu, 31 Maret 2013

RDK Bandungrejosari 2013 Disetujui

Berikut Rencana Definif Kegiatan yang telah diusulkan pada Pemerintah Kota Malang untuk Kelurahan Bandungrejosari Tahun Anggaran 2013.



Perbesar Tampilan Dokumen
Unduh Dokumen
Share:

Pelatihan dan Sertifikasi Tukang

Meningkatkan mutu para tukang yang ada di Kota Malang, Bagian Pembangunan Sekretariat Kota Malang menggelar pelatihan dan sertifikasi tenaga tukang bangunan. Pelatihan yang bekerjasama dengan PT Semen Gresik dan VEDC Kota Malang ini digelar di Gedung Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) VEDC Kota Malang, Rabu (27/3) sampai dengan Kamis (28/3).

Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Kota Malang, Dra. Anita Sukmawati mengungkapkan, pelatihan dan sertifikasi tenaga tukang bangunan ini diikuti sebanyak 114 peserta. Mereka berasal dari berbagai kelurahan yang ada di Kota Malang.

'Kami berharap dengan adanya pelatihan ini tukang bangunan yang ada di Kota Malang mampu bersaing di era global,' jelas Anita, Rabu (27/3).

Peserta yang lulus dalam pelatihan ini nantinya akan mendapat sertifikat. Dimana dengan sertifikat yang didapat itu tentunya bisa menjadi garansi kemampuan yang bersangkutan menjadi tukang bangunan yang tidak perlu diragukan.

Adapun materi yang diberikan dalam pelatihan ini meliputi memasang bata, memasang keramik, mendirikan kusen, mendirikan bekisting kolom, dan membuat beugel pembesian.

Kasi penyelenggara pelatihan VEDC Kota Malang, Drs. Haryono, MM mengatakan, pelatihan hari pertama akan diisi dengan pemberian teori dalam pertukangan. Memasuki hari ke dua peserta akan menjalani tes teori, praktek pasang bata, keramik, mendirikan kusen, mendirikan kolom dan membuat beugel pembesian serta tes wawancara.

“Penilaian akan dilakukan oleh para penguji yang memiliki sertifikat asesor dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nasional dimana VEDC Malang memiliki sebanyak 30 asesor bersertifikat LPJK,” tegas Haryono.

Penilaian peserta tes teori dengan poin maksimal 25, praktek pasang bata dengan poin 20, pasang keramik dengan poin 15, mendirikan kusen dengan poin 10, mendirikan bekesting kolom dan membuat beugel pembesian dengan poin 15, dan tes wawancara dengan poin 15. Peserta dinyatakan lulus jika nilainya mencapai 60 poin, nilai 60-75 poin masuk kategori tukang kelas tiga, 75-90 poin termasuk kategori tukang kelas dua dan 90-100 merupakan kategori tukang kelas satu.

Dalam pembukaan sertifikasi ini hadir Asisten Administrasi Pembangunan Kota Malang, Drs. Indri Ardoyo, M.Si, Kabag Komunikasi  Pemasaran PT Semen Gresik M Hilmi, dan Kabid Fasningkom VEDC Malang Sugiarto. (Ode/Cah)
Share:

Linmas Beraksi lagi

Mengikuti prestasi Juara I antar Sat Linmas tingkat Kecamatan Sukun yang di ukir dalam lomba PBB tingkat Kecamatan Sukun Nopember 2012, Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) Kelurahan Bandungrejosari akan berkiprah unjuk kebolehan dalam upacara HUT Kota Malang yang ke 99. Khususnya dalam kapasitas kesiapan satuan gerak menyongsong Pemilukada Kota Malang 2013. Seperti disampaikan oleh Kasatgas Linmas Kelurahan Bp Sugeng P, bahwa secara fisik telah ada peleton Kelurahan, yang bergerak aktif di setiap event (Kelurahan dan Kota). Hal ini dibuktikan dengan pembinaan yang terus menerus, pertisipatif serta berkembang sesuai dengan jamannya. Hal ini perlu dan penting dilakukan, mengingat kondisi kelurahan yang terletak dijantung pemerintahan Kecamatan Sukun. Lingkungan yang terbuka, dekat dengan akses dan fasilitas umum, utamanya adanya Universitas Kanjuruhan, mengharuskan adanya kesiap siagaan penuh. Ditambah lagi dengan maraknya pencurian dengan alat (Curat) , dengan kekerasan (Curas) dan Curanmor.
Pantaslah jika pembinaan ketrentaman dan ketertiban (trantib) oleh Babinkamtibmas dan Babinsa cukup menonjol. Sehingga berbagai upaya diwujudkan, anatara lain :
1. Bekerja sama dengan KIM BIJAK dalam pengadaan spanduk peringatan akan jambret ,
2. Pembinaan Radio Komunikasi (HT), dengan pelibatan tokoh dan partisipan. Salah satunya adalah dimulainya apel jaring setiap jam 20.00 dan 22.00 WIB, dimana sudah disepakati call sign dan tinjauan dan saran serta masukan dari jajaran warga dan linmas Kelurahan di 13 RW.
Pada kesempatan terpisah, Sabtu 30/3 bertempat di Kantor Kelurahan Bandungrejosari, bp Daryanto dari bagian Perlindungan Masyarakat BakesbangPol Kota Malang menyampaikan bahwa mulai tahun 2013 Pemerintah Kota Malang akan serius membina Kesatuan Linmas di 57 Kelurahan.
Anggaran lebih kurang 800 juta yang diusulkan kepada BKAD Kota Malang ini diharapkan akan menumbuhkembangkan sistem pembinaan terpadu, utamanya dalam pembinaan keamanan dan ketertiban (trantib). Juga kemitraan dengan jajaran TNI dan POLRI, yang dikelurahan adalah Babinkamtibmas dan Babinsa.Dimasa datang memang dimungkinkan adanya pembinaan yang bersifat progresif, namun itu semua bergantung pada kesiapan organisasi Linmas dimasing Kelurahan. Mengingat tidak semua Kelurahan di Kota Malang mempunyai kesiapan organisasi maupun administrasi.
Share:

Sabtu, 30 Maret 2013

Ada yang istimewa di bulan April

Enggak terasa nich sudah bulan April di tahun 2013. 
Apa yang istimewa di bulan April, perlu disimak catatan temenku di bawah ini ......

- 1 April 2013, Hari Ulang tahun Kota Malang,
 

- Catatan peristiwa lainnya : 
1. 1867 - Singapura, di Asia Tenggara menjadi Jajahan Britania Raya , 
2. 1826 - Mesin pembakaran dalam dipatenkan Samuel Morey, 
3. 1906 - Kota Blita dibentuk oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama Gementee Blitar
4. 1945 - Perang Dunia II, pertempuran Okinawa serangan gabungan terbesar pada masa perang Pasifik , di mulai di Okinawa,
5. 1963, Universitas Jambi di dirikan , 
6. 1977, Apple Computer didirikan , 
7. 1979, Iran diproklamasikan sebagai Republik Islam, sebuah Teokrasi yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini sebagai pemimpin utama Iran , 
8. 2005 - Pengiriman TKI ke Timur Tengah dibuka kembali setelah sejak 1 Maret 2005 dihentikan oleh Depnakertrans
9. 2011 - Harga BBM Pertamina non subsidi turun. Pertamax dari Rp 8.700,- per liter menjadi Rp 8.600,- dan Pertamax Plus dari Rp 9.150,- per liter menjadi Rp 9.050,- 

-   6 April 2013. Hari Nelayan
-   7 April 2013. Hari Kesehatan Sedunia
-   9 April 2013. Hari Penerbangan Nasional
- 14 April 2013. Peresmian Tugu Klayatan sebagai bentuk membangun kembali semangat gotong royong masyarakat Bandungrejosari (Tugu ini adalah kembaran Tugu Kemerdekaan depan Balaikota Malang )
- 15 April 2013. Hari Zeni TNI AD
- 16 April 2013. Hari Kopasus
- 18 April 2013. Hari Konferensi Asia Afrika
- 19 April 2013. Hari Hansip
- 21 April 2013. Hari Kartini
- 24 April 2013. Hari Angkutan Nasional
- 27 April 2013. Hari Permasyarakatan Indonesia
- 28 April 2013. Pesta pembayaran Pajak PBB Bersam dan Bazaar di PKK di Kelurahan Bandungrejosari (SD IGS Kepuh Utara d/h STM Nusantara),
- 28 April 2013. Hari Puputan Klungkung Bali.

Semangatkan hari mu 

dan bikin prestasi yang biasa setiap harinya

Share:

Genderang Pesta Pajak dimulai






Sebagai kelanjutan Pleno Panitia Pesta Membayar PBB dan Bazaat PKK 2013, hari ini Jumat 29/3, dimulai dengan Sosialisasi Pesta Pembayaran PBB dan Bazaar. Sosialisasi ini bersamaan dengan Rapat Warga di rumah Bp. Mashuri RT.005 RW.001. Adapun tim yang turun pada sosialisasi ini terdiri dari terdiri dari Tim Kerja II. Namun mengingat pelaksanaan kegiatan dirasa mendadak, maka kegiatan Sosialisasi menurunkan tim kerja gabungan, terdiri dari Bp Kirdji Santoso (Ketua RW VII), Bp Bambang BS (RW I) Bp Sih Wantjana (LPMK) dan Bp Ario Rachmono (Sekretaris Panitia dan Ketua KIM BIJAK).
Ditempat terpisah juga berlangsung sosialisasi Pesta Bayar PBB Bersama di RW XII dengan Narasumber Bp Sugeng (Ketua RW IX).
Thema yang disampaikan dalam sosialisasi ini adalah pajak untuk pembangunan Kota Malang, dimana digali pemahaman tentang kewajiban membayar pajak PBB dengan Perencanaan Pembangunan Partisipatif. Hal ini perlu disinergikan dengan LPMK sebagai Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di tingkat Kelurahan Bandungrejosari, mengingat masyarakat masih belum memahami tentang perencanaan pembangunan yang dibangun melalui proses Musrenbang kelurahan sampai dengan Kota. Sehingga berhasil tidaknya usulan pembangunan oleh masyarakat sangat bergantung kepada seberapa besar pajak yang dibayar sebelum jatuh tempo. Untuk itu perlu dipupuk rasa persatuan dan kesatuan di dalam hidup bermasyarakat, khususnya lewat kesadaran hukum, sebagaimana dasar pelaksanaan kegiatan salah satunya adalah SK Walikota Malang tentang Penetapan Kelurahan Bandungrejosari Sebagai Kelurahan Sadar Hukum (salah satu kriteria adalah pencapaian pembayaran PBB mencapai 90%).
Disi lain juga disampaikan bahwa dalam rangka pelunasan pajak PBB adalah kesempatan atau peluang mendapatkan program pembangunan dari Pemerintah Kota Malang. Salah satunya adalah IPAL (Instalasi Pengolahan Air dan Limbah) yang pada tahun 2013 ini ditempatkan di lebih kurang 20 titik di Kota Malang. Bapak Sugeng juga memberikan penguatan pada perencanaan pembangunan, khususnya IPAL yang sangat membantu pemecahan masalah Sanitasi Masyarakat. Dalam rangka penguatan ini, juga disampaikan testimoni beliau dalam mengelola IPAL, yang pada tahun 2012 gagal meraih peluang 100 juta sebagai hadiah pengelolaan IPAL yang Partisipatif. Serta satu unit IPAL di RW VI yang sudah beroperasi dan 1 (satu) unit di RW III lewat program USRI 2012.
Senyampang dengan kegiatan sosialisasi, ketua KIM Bijak yang juga Sekretaris LPMK menyempatkan untuk menyumbang kegiatan Pembangunan Balai Warga RW I, dengan harapan agar bukan saja masyarakat RW saja yang berpartisipasi dalam kegiatan membangun namun juga melibatkan Kelompok Peduli Kelurahan. Partisipasi dalam bentuk sumbangan uang diterima oleh Ketua Panitia Bapak Makin disaksikan oleh Ketua RW I dan 10 Ketua RT dan tokoh masyarakat. Harmonisasi ini sejalan dengan motto LPMK, BEKERJA BERSAMA BERPRESTASI.

MARI BANGUN SEMANGAT NASIONALISME DENGAN MEMBAYAR PAJAK PBB.



Share:

Senin, 25 Maret 2013

Dana Hibah segera bergulir

Memasuki pertengahan bulan Maret Forum Komunikasi LPMK Kecamatan Sukun telah bersepakat untuk segera menindaklanjuti tahapan baru dalam berorganisasi. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Kota Malang Tahun Anggaran 2013, serta merujuk pada Permendagri Nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Dana Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD, maka LPMK Bandungrejosari akan melaksanakan kegiatan Dana Hibah. Serangkaian kegiatan masyarakat yang usulannya telah dimasukkan kepada daftar usulan Musrenbang Kelurahan tahun 2012 akan menjadi menu utama kegiatannya. 
Seperti pelaksanaan kegiatan serupa, yang sudah terlaksana periode tahun anggaran 2009 sd 2011, kegiatan Dana Hibah Kepada LPMK tahun ini pun terdiri dari kegiatan Fisik dan Non Fisik. Hanya dengan sedikit perbedaan, pengelompokan kegiatan tahun anggaran 2013 mengacu pada kegiatan fisik konstriksi, kegiatan fisik non konstruksi dan kegiatan non fisik. Hal ini dilakukan untuk menyikapi aturan yang telah ada pada Permendagri 32 tahun 2011, serta mengarahkan pada pola pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa (PBJ) sesuai dengan Perpres 54 tahun 2010 dan perpres 70 tahun 2012. 
Meskipun berbeda dari sisi nomenklatur anggaran serta leading sektor pengendali kegiatan, namun secara mutlak memang ada beberapa hal positif yang bisa didapat dari pelaksanaan kegiatan yang serupa. Seperti halnya kegiatan Hibah yang dilaksanakan oleh SKPD Kelurahan Bandungrejosari tahun anggaran 2012, kegiatan ini mengedepankan pola ke gotong royongan dalam pelaksanaan kegiatan. Juga lebih mengedepankan pada proses perencanaan , pelaksanaan serta pengendalian kegiatannya. Harapan ke depan LPM Kelurahan Bandungrejosari dapat melaksanakan kegiatan serupa (dana hibah) lewat kerjasama dengan SKPD lain dalam lingkup Pemerintah Kota Malang. 
Selain itu pembeda dari kegiatan serupa tahun 2011 adalah bahwa anggaran kegiatan tidak melalui Badan KB dan Pemberdayaan Masyarakat (BKBPM) namun dilaksanakan oleh BKAD (Badan Keuangan dan Aset Daerah). Sehingga wajar apabila dalam pelaksanaannya masih banyak ketidak sesuaian. Namun ini dapat diterima dengan wajar, mengingat bahwa pola pemakaian anggaran ini juga mengikuti perkembangan peraturan perundangan yang berlaku saat ini, yakni Perpres 54 tahun 2010 dan Perpres 70 tahun 2012. Sedangkan dalam konteks pemakaian anggaran Dana Hibah mengacu pada Peraturan Walikota Malang no 39 tahun 2011. 

Rapat Forum Komunikasi Antar (FKA) LPMK Kecamatan Sukun membahas pelaksanaan teknis  Dana Hibah 2013
Adapun besar anggaran kegiatan adalah Rp.502.500.000, - dikemas dalam 24 kegiatan (termasuk BOP LPMK dan Biaya alokasi umum/BAU). Diharapkan oleh Pemerintah Kota Malang, melalui himbauan Walikota Malang pada rapat dengan Kepala SKPD, agar sebagian besar pemanfaatan Dana Hibah dapat terlaksananya 50 % pada bulan April 2013. Pembelajaran ini semoga bisa mengangkat harkat dan martabat masyarakat lewat Pemberdayaan Kelembagaan masyarakat, utamanya LPMK.  
Share:

Rabu, 20 Maret 2013

Di Bengkel Itu Ada Ayat Allah


Jika orang punya mata batin yang tajam dan rindu menemukan ayat-ayat Allah, yang tersebar di mana-mana, tak usahlah menguasai teori Big Bang (Ledakan Dahsyat). Atau harus paham karya fisikawan invalid Inggris, Stephen Hawking—A Brief History of Time—yang belum tentu mudah dicerna.
Ayat Allah dapat dijumpai pada peristiwa atau fenomena alam atau sosial yang sifatnya sangat sederhana. Bisa diamati pada air serasah yang terjun, pada semut yang beriring, pada lebah yang bergantungan, pada bunyi siamang ketika subuh, atau pada kicau murai di pagi hari. Juga pada dengungan kipasan sayap enggang saat terbang tinggi, pada percakapan seorang bocah dengan orangtuanya, serta pada sikap Pak Bengkel yang lugu, tulus, dan murah hati.
Kepatuhan alami
Demikianlah di hari Natal lalu, 25 Desember 2012, menjelang dzuhur saya bersepeda di kitaran Desa Trihanggo, Sleman, Yogyakarta, untuk mencari onderdil komponen rantai sepeda yang harus segera diganti. Jika tuan dan puan melewati jalan Kabupaten Sleman dari Jalan Godean mengarah ke utara, dalam jarak sekitar 2 kilometer akan dijumpai pohon beringin besar, persis di persimpangan empat jalan. Melaju ke arah timur pada jarak sekitar 1 kilometer di kanan jalan sebelum jembatan, ada bengkel sepeda yang laris dikunjungi langganannya. Di bengkel inilah saya memerhatikan ayat Allah dalam dua fenomena sederhana yang saling berkaitan. Keterkaitan itu tampak terjalin akrab sekali.
Ada seorang ayah bersama anak perempuannya yang masih belajar di taman kanak-kanak milik A’isyiyah sedang mengganti pedal sepeda bocah ini yang tak lagi bisa dipakai. Warna pedal itu dipilih yang merah jambu agar serasi dengan warna sepedanya. Saya perhatikan baik-baik tingkah bocah alit itu, tampaknya bahagia sekali karena pedal sepedanya diganti dengan yang baru. Sebuah kebahagiaan yang sangat tulus dari sebuah keluarga kebanyakan.
Tiba-tiba penjaja es krim lewat. Si bocah minta kepada ayahnya agar dibelikan es kesukaannya itu. Ayahnya, dalam bahasa Jawa, dengan lembut menjawab, ”Marahi watuk (bisa menyebabkan batuk).”
Si bocah sama sekali tidak berontak agar ayahnya memenuhi juga permintaannya. Tak ada rengut, tak ada gerutu. Malah bocah ini senyum-senyum sambil dengan lincah mengitari ayahnya. Bukankah sebenarnya seorang bocah sulit sekali dipisahkan dengan es krim?
Dalam batin saya menduga bahwa suasana rumah tangga keluarga bocah ini tenteram sekali. Ayat Allah terlihat pada sikap ayah yang lembut terhadap anak dan sikap anak yang patuh kepada orangtua: sebuah kepatuhan alami hasil didikan dini yang teratur dan santun.
Tidak mudah ditemukan di kawasan modern buah didikan anak semacam ini. Kegirangan bocah ini kian memuncak ketika ayahnya melengkapi sepedanya dengan sebuah bel yang dipasang pada bagian kanan setang. Untuk keseluruhan ongkos plus onderdil, Pak Bengkel cuma meminta Rp 25.000, sebuah angka kacang goreng di kawasan kota.
Sikap Pak Bengkel yang satu ini tak kurang memukau untuk dicatat. Semua serba murah. Ada lagi seorang laki-laki setengah baya (rupanya kenal dengan saya) menambalkan ban sepeda motornya yang bocor. Setelah rampung, Pak Bengkel saya tanya berapa ongkosnya. Dijawab, antara Rp 5.000 dan Rp 6.000, padahal pengerjaannya cukup lama karena karet penambal ban harus dipanaskan lebih dulu.
Sekarang tibalah giliran sepeda saya ganti onderdil. Kebetulan barang yang diperlukan tersedia. Ada dua yang boleh diganti. Pak Bengkel bertanya, apakah diganti satu atau dua sekaligus? Jawab saya: mana yang baiklah. Lalu diperiksa: cukup satu saja, katanya. Tak terbetik pada pikiran Pak Bengkel untuk melariskan barang dagangannya, toh, saya tidak akan bertanya jika keduanya diganti.
Setelah rampung, ongkos plus harga onderdil yang diminta hanya Rp 5.000. Saya terkejut, mengapa terlalu murah, di mana ongkos teknisi dan keringat? Tentu secara moral saya tidak boleh hanya memberi ongkos hanya sejumlah yang diminta.
Di luar pola umum
Sebagai bengkel yang laris, saya tanya mengapa tidak sekalian jualan bensin. Jawab Pak Bengkel polos: agar berbagi rezeki dengan tetangga yang punya kedai bensin, sekalipun banyak orang menanyakan BBM itu kepadanya.
Pada sikap Pak Bengkel ini jelas sekali terbaca ayat Allah: rezeki teman jangan direbut, sekalipun peluang untuk menambah pendapatan terbuka lebar. Kearifan Pak Bengkel ini adalah penyimpangan dari pola umum yang sedang berlaku di Indonesia: saling menelikung, saling gasak, dan jika perlu saling menghancurkan demi berebut rezeki.
Perkara haram atau halal sudah berada di luar pertimbangan. Kultur Pak Bengkel yang masih bebas dari pencemaran ini mungkin merupakan sisa-sisa sifat asli Indonesia yang belum tergerus oleh ganasnya sisi buruk proses modernisasi.
Diambil dari KOMPAS.COM untuk pencerahan kita bersama 
Share:

Minggu, 17 Maret 2013

Tugu Pahlawan

Bunda Heri bersama masyarakat saat pengerjaan renovasi Tugu Pahlawan di Jl Klayatan Gg II Kelurahan Bandungrejosari.
Membicarakan Kota Malang tak lepas perhatian kita dari ikon Kota Malang, yakni tugu pahlawan yang bersemayam di depan Balai kota Malang. Tugu yang terletak di tengah taman ini merupakan assesoris Kota Malang ini termasuk salah satu kebanggaan Bangsa Belanda yang bertempat tinggal di Kota Malang. 
Tugu yang dulu disebut Taman Gubernur JP Coen, diresmikan pada 17 Agustus 1946 oleh Ir Soekarno. Sedang kepala komite Pembangunan Monumen adalah AG Suroto . 
Mengingat bahwa dikala itu adalah jaman perang, dan Tugu Kemerdekaan (demikian tekad masyarakat membela kemerdekaan RI) merupakan simbol tekad dan semangat, membuat tentara Belanda mengamuk dan merusaknya pada Agressi Belanda I tahun 1948 (tepatnya 23 Desember). Hanya tekad dan semangat baja masyarakat Kota Malang lah, kemudian Tugu Kemerdekaan itu direnovasi dan kemudian diresmikan oleh Presiden I Republik Indonesia Ir SOEKARNO pada tanggal 30 Agustus 1953.
Meneruskan tekad dan semangat mempertahankan dan mengisi kemerdekaan inilah, masyarakat kota Malang (lewat kiprah Karang Taruna Kelurahan Bandungrejosari ) merenovasi Tugu Pahlawan di Klayatan Gg II. 
Harapan kelompok masyarakat kecil inilah yang akan mendorong semangat CINTA TANAH AIR serta TEGUH dengan MENGGELORAKAN SEMANGAT MEMBANGUN BANGSA lewat PELESTARIAN SEMANGAT GOTONG ROYONG dalam merenovasi Monumen Tugu Pahlawan. Renovasi Tugu Pahlawan ini didanai oleh APBD Pemerintah Kota Malang, berlangsung selama lebih kurang 3 bulan. Dan rencana akan diresmikan oleh Walikota Malang Drs PENI SUPARTO MAP serta dihadiri oleh Ketua TP PKK Kota Malang Dra Hj HERI PUJI UTAMI, MAP pada minggu 14 April 2013. Peresmian ini akan dipandu langsung oleh Karang Taruna Klayatan, yang meliputi Kr Taruna RW 1, RW 2 dan RW 12 . Dan rencananya akan dimeriahkan dengan gerak jalan dan pertunjukan kesenian jaran kepang dan tabuhannya.  
Saat Malang Bumi Hangus 1948 dan Peresmian desember 1953.

Share:

Sabtu, 16 Maret 2013

Betapa indah gemilang Kota Malang


Wisata Kotaku ....... 
Mana yang asli ya ............ 
Tugu Kemerdekaan Kota Malang dari Bangun Pagi Hari sampai Tidur Malam ...

Share:

Pesta ... Pajak ....Patriot Bangsa

Mengusung proses kebersamaan dalam pelaksanaan Program Pembangunan Kota Malang, serta didorong untuk keinginan luhur dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia masyarakat Kelurahan Bandungrejosari lewat Program Pembangunan Kota Malang Tahun Anggaran 2013 melaksanakan Kegiatan Membayar Pajak Bersama. Pelaksanaan kegiatan yang memasuki tahun ke dua ini mengusung aspek promosi Gebyar Pesta dan Spektakuler. Gebyar dalam konsep membayar bersama sebelum jatuh tempo dan Spektakuler dalam rangka mengangkat semangat Kota Malang sebagai Kota tujuan Wisata.
Kegiatan yang di awali oleh ide Lurah Bandungrejosari Bapak Zainul Amali S.Sos M.Si tersebut terkait dengan kebijakan Pemerintah Pusat bahwa mulai tahun 2013 Kota Malang diberi kewenangan mengelola Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). serta pengelolaan pajak lewat PKK. Beliau menyampaikan sudah sewajarnya bahwa kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Bandungrejosari, sebagai bagian dari penerima manfaat Pajak bagi pembangunan Kelurahan. Dan Kota Malang secara umum. Dilanjutkannya kegiatan Gebyar Membayar PBB ini terkait dengan telah suksesnya pelaksanaan serupa April 2012, dengan maksud agar Kegiatan Panutan Membayar PBB ini dilanjutkan dengan pwrujudan nyata. Yakni Membayar Bersama PBB sebelum Jatuh Tempo.

Dari rapat yang digulirkan Jumat (15/3) dirumah Bp Ketua RW 9 Janti Utara telah disepakati pelaksanaannya tanggal 28 April 2012 bertempat di Halaman SD IGS (d/h STM Nusantara). Dan sudah pula disepakati beberapa strategi dalam rangka memeriahkan Pesta Membayar Pajak, karena dengan membayar PBB adalah bukti CINTA TANAH AIR. Maka wajar apabila pelaksanaan kegiatan (yang dilaksanakan dalam rangkaian Ulang Tahun Kota Malang ke 99 ) akan meriah, dan spektakuler. Salah satu perwukudannya adalah dengan kemeriahan kesenian dan tontonan khas Ulang Tahun.
Pada kesempatan yang sama Lurah Bandungrejosari Bp Zainul Amali menyampaikan bahwa hasil pembayaran pajak PBB perseorangan lewat kegiatan PRONA masyarakat Kel Bandungrejosari pun juga telah menyumbang dana pelaksanaan sebesar Rp 15 juta. Untuk itu diharapkan kemeriahan dan suksesnya pembayaran PBB sebelum jatuh tempo pun dapat sukses dan berhasil.
Share:

Senin, 11 Maret 2013

Rencana Definitif Kegiatan LPMK TA 2013


No
Nama Kegiatan
Lokasi Keg, 
Alokasi Dana
1
Rehab Balai Warga
RW 3, 6, 13
61.500.000
2
Pembangunan Balai Serba Guna
RW 11, Poskotis, Poskeskel
30.500.000
3
Penguatan Kelembagaan RW melalui pelatihan dan pengadaan komputer
RW04. 05. 07. 09 12 PKK
84.250.000
4
Pembangunan Jalan Paving 
RW 01.02 dan 05
59.250.000
5
Pengadaan Almari Besi dan Kursi Besi 
RW 09 dan PKK
41.150.000
6
Pelatihan Kader Masyarakat
PIKKR, Kr Werdha dan Linmas
21.850.000
7
Pengadaan Peralatan Kegiatan Organisasi    Kemasyarakatan berupa Sound System dan Mesin Potong Rumput
LPMK dan Kader Lingkungan
36.900.000
8
Peningkatan Kebersihan,  Keindahan serta Penerangan jalan di Lingkungan  RW
RW 01 02 dan 07
04 dan 10
25.550.000
9
Pesta membayar PBB, Bazaar PKK dan Pengelolaan Informasi Pembangunan Kelurahan Bandungrejosari
LPMK, PKK dan KIM BIJAK
37.550.000
10
Pembangunan Plengsengan
RW 10
16.750.000
11
Pembangunan Sumur Resapan
RW 12
6.350.000
12
BOP LPMK
LPMK
2.500.000
13
Pemberian Makanan Tambahan Bayi dan Balita di Poyandu 
24 POSYANDU Kelurahan 
43.400.000
Total Kegiatan Rp 467.500.000,- ditambah BOP kegiatan rapat dll Rp 35.000.000,- Keseluruhan Rp 502.500.000,-


"Tumbuh Harmonis ber Etika"

Share:

Rapat Warga RT.001 RW .05 Kepuh

Bunda Heri dan Bunda Edi bersama warga Kepuh, Kelurahan Bandungrejosari
Sebagai langkah antisipatif terhadap pengembangan program pembangunan, utamanya dalam rangka membangun kesadaran pribadi dalam mensejahterakan masyarakat, perlu dilakukan berbagai upaya menyatukan gagasan dalam melihat pembangunan di masa datang. Salah satu upaya itu adalah pertemuan warga bersama perangkat RT. Hal itu yang dilaksanakan oleh lebih kurang 30 warga RT.001 RW V Kelurahan Bandungrejosari.
Selain membahas persoalan rutin bulanan yang 3 (tiga) hal yaitu manajemen warga (meliputi laporan keuangan, perkembangan kamanan dan ketertiban), kegiatan warga ( sesuai dengan dengan program kerja RT) dan manajemen kewilayahan (pengumuman dari RW, Kelurahan serta program kemasyarakatan lainnya). Kegiatan Minggu (10/3) berlangsung cukup meriah karena selain dihadiri warga RT lainnya juga dihadiri oleh Ketua Tim PKK Kota Malang, dan perangkat sosial Kelurahan Bandungrejosari lainnya.
Kunjungan ini dirasa istimewa karena warga mendapatkan masukan program pembangunan Kota Malang dari "Bunda" Heri Puji dan relawan masyarakat Kelurahan. Berbagai pertanyaan terkait masalah pendidikan kesehatan dan lingkungan mendominasi acara malam hari yang sejuk. Ditambah dengan pengetahuan politik langsung dari sumber nya (Bunda HP). Sehingga masyarakat semakin memahami tahun 2013 sebagai Tahun Politik.
Acara yang berlangsung dalam suasana silaturahim semacam ini patut dilanjutkan dengan narasumber yang berbeda, walaupun tidak dalam suasana "politik". Secara umum acara cukup diminati warga walaupun masih dimonopoli oleh pertanyaan yang bernada politis, dan berakhir pukul 21.30 WIB dengan berbagi cenderamata Bunda untuk warga.
Share:

Sabtu, 09 Maret 2013

Sanitasi Berbasis Komunal


Urusan tinja bisa menjadi sangat kompleks. Bagi kebanyakan orang, tinja masih dianggap sebagai sisa/kotoran yang tidak berguna. Mengandung penyakit dan permasalahan besar lain. Namun tinja juga bisa berguna bagi manusia jika diolah dengan tepat.
Kebanyakan orang menganggap urusan pengelolahan tinja sudah beres ketika tiap rumah memiliki jamban yang terhubung dengan septic tank. Namun, permasalahan pengelolaan tinja tidak semudah itu dituntaskan oleh sistem septic tank individu macam ini. Kondisi permukiman padat penduduk di kota besar, seperti Surabaya dan Malang, membutuhkan solusi yang lebih dari sekadar septic tank di setiap rumah.
Model jamban tiap rumah pun beragam. Ada yang hanya menyerupai cubluk/plengsengan karena tinja dibuang langsung ke sungai/selokan. Ada yang tidak melakukan pengerasan pada dasar tangki, Ada yang dindingnya terbuat dari batu bata tanpa plesteran. Ada yang ukuran sangat kecil sehingga cepat penuh dan luber. Ada yang pipa resapannya tidak lagi berfungsi. Sedangkan pada masyarakat dengan penghasilan sangat rendah, pembuatanseptic tank bukanlah prioritas utama yang harus dilakukan.
Tingkat ekonomi setiap keluarga juga sedikit-banyak berpengaruh pada kualitas septic tank. Namun rupanya kondisi jamban yang tidak sesuai standar ini tidak hanya ditemui di permukiman kumuh, tapi juga di kawasan permukiman elite. Sehingga kondisi jamban lebih dipengaruhi oleh tingkat kesadaran seseorang tentang pentingnya sanitasi bagi keluarganya.
Data Bappenas (2006) menyebutkan, lebih dari 60% permukiman di perkotaan di Indonesia memiliki sumur danseptic tank yang jaraknya tidak lebih dari 10 meter. Padatnya permukiman membuat letak septic tank pada sebuah rumah ternyata berhimpitan dengan sumur rumah tetangganya. Kondisi seperti ini hanya semakin memperburuk kualitas air tanah yang dikonsumsi oleh manusia di sebuah wilayah akibat tercemar oleh tinja. Padahal beberapa penyakit menyebar melalui tinja. Antara lain: tifus, kolera, hepatitis A, polio dan diare.
Standar Nasional Indonesia (SNI) hanya menyebutkan tentang standar konstruksi septic tank. Belum ada regulasi yang membatasi jumlah septic tank per satuan luas kawasan. Karenanya, dengan adanya ketentuan tiap rumah wajib memiliki septic tank-nya sendiri, bisa dibayangkan berapa banyak jumlah septic tank di suatu permukiman padat penduduk. Tidak hanya banyak, tapi juga saling berdekatan satu-sama-lain.
Dari sini kita melihat ada permasalahan serius dari sistem pengelolaan tinja berbasis individual yang sudah kadung dikenal dan diterapkan masyarakat.
Hindarko (2003) menyebutkan bahwa sebenarnya ada dua macam sistem saluran pembuangan. Pertama, pengolahan secara individu di masing-masing rumah (on site). Sistem ini yang sekarang digunakan di kebanyakan permukiman di Indonesia. Yaitu dengan membuat septic tank yang difungsikan untuk mengolah limbah tinja dari WC. Contoh dari sistem ini sudah diungkap pada bagian awal tulisan ini.
Sistem yang lain adalah pengolahan limbah secara kolektif (off-site). Sistem ini belum banyak digunakan. Salah satu wujud sanitasi berbasis komunal adalah IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Di mana limbah cair dari rumah-rumah disalurkan menjadi satu di IPAL. Di Kota Malang, sudah ada tiga kelurahan yang menggunakan sistem ini, yaitu di Kelurahan Mergosono, Kelurahan Ciptomulyo dan Kelurahan Tlogomas.
Teknologi IPAL menggunakan pengelolaan secara hayati. Ada proses kimiawi, biologis dan fisik yang dialami limbah cair dari rumah-rumah ketika masuk IPAL. Pada akhir proses pengolahan, air yang keluar sudah memenuhi standar baku mutu untuk dikembalikan ke alam (tanah/sungai).
Teknologi pengelolaan tinja kian hari kian berkembang. Kini, sistem ini bukan hanya digunakan untuk mengolah air limbah agar tidak lagi mengancam air tanah, tapi juga digunakan untuk mengolah tinja dan urine menjadi sumber energi alternatif ramah lingkungan, yaitu biogas.
Pengadaan energi biogas dari limbah domestik ini sudah terbukti di beberapa daerah. Salah satunya adalah di sebuah peternakan sapi di Kota Batu. Komunitas peternak sapi mengolah kotoran sapi dan rumah tangganya dalam sanitasi komunal. Dari situ, dihasilkan energi biogas yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari warga. Dampaknya, mereka tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli minyak tanah ataupun mencari kayu bakar di hutan. Sistem sanitasi berbasis komunal ternyata menjadi sebuah solusi praktis bukan hanya pada kawasan permukiman padat penduduk.
IPAL KOMUNAL TA 2012 oleh  Dinas Kebersihan Kota Malang
Lokasi RT.004RW VI Kel Bandungrejosari
Selesai Pengerajaan Desember 2012  
Hanya saja, memang di daerah perkotaan sistem komunal yang mengarah pada pengadaan biogas masih jarang ditemukan. Permasalahan yang harus dihadapi adalah pada ketersediaan lahan di kawasan permukiman padat penduduk di perkotaan.
Permasalahan lahan demi sanitasi berbasis kolektif patut menjadi perhatian serius. Di kota besar, khususnya di permukiman padat penduduk tidak lagi dapat kita temui lahan yang cukup luas yang ‘rela’ digali dan dibangun suatu septic tank raksasa. Merelokasi rumah penduduk juga bukan sebuah solusi yang tepat.
Kondisi keterbatasan lahan ini ditambah dengan model perencanaan perkotaan di Indonesia yang masih acak-adut. Di pinggir-pinggir jalan yang ada di perkotaan terpendam berbagai macam jaringan infrastruktur, seperti telepon, air bersih, gas dan selokan air. Bisa dibayangkan ketika jaringan infrastruktur itu masih harus ditambah dengan pipa-pipa yang menghubungkan jamban di tiap-tiap rumah menuju ke IPAL.
Dari paparan singkat di atas terlihat bahwa sanitasi berbasis individu sudah tidak lagi efektif. Dan solusi yang tersisa adalah sanitasi berbasis komunal. Sistem ini merupakan solusi praktis bagi permasalahan pengelolaan tinja yang efektif. Namun permasalahan tidak serta-merta berakhir ketika berdiri sebuah sistem pengelolaan limbah kolektif di suatu lokasi. Kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat juga menjadi salah satu faktor yang tak kalah penting dibanding pembangunan infrastruktur sanitasi berbasis komunal.
Apakah ada jaminan perubahan perilaku masyarakat ketika infrastruktur itu sudah tersedia? Apakah mereka tidak lagi melakukan aktivitas MCK di sungai? Mengingat sungai adalah ruang publik tempat warga berkumpul dan bertukar informasi setiap hari.
Diambil dari artikel dengan judul sama By Nino di http://kerangalam.wordpress.com
Share:

Bersih Kali Brantas

Pagi hari yang cerah fi Kota Malang, sabtu (9/3) warga masyarakat bersama TNI,  POLRI  dan Kelompok Peduli Lingkungan menyerbu Kali Brantas untuk bersih bersih. Kegiatan ini diminati oleh lebih dari 2000 orang pecinta lingkungan ini terselenggara di 13 titik, 11 titik diantaranya di Kota Malang. Demikian disampaikan oleh Humas Perum Jasa  Kota Malang Tri Harjono. 
Kegiatan yang diikuti oleh Menteri Lingkungan Hidup Prof Dr Balthazar Kambuaya serta Duta Lingkungan Tasya Karmila ini berjalan dengan baik dan meriah. Menteri LH yang sehari sebelumnya hadir di lokasi TPA Supit Urang Mulyorejo juga menyempatkan menggoreng tempe yang apinya berasal dari gas metan hasil pemanfaatan sampah. Menurut Balthasar, pemanfaatan gas metan ini merupakan upaya inovatif yang patut dikembangkan. Sebab, gas metan sampah itu tidak hanya bisa memanfaatkan energi alternatif. Namun, juga bisa mengelola sampah yang tersedia, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif.
Tak kurang dari 10 personil dari jajaran Linmas Bandungrejosari dan warga Kelurahan yang tergabung di SAR Kota Malang ikut serta turun ke Kali Brantas. Dipandu oleh Bp Wagirin, peserta dari Kelurahan Bandungrejosari mengikuti kegiatan bersih-bersih ini di 2 (dua) titik, yakni Jembatan Mergosono dan Jembatan Pasar Gadang Baru, berlangsung dari jam 07.00 dan berakhir jam 09.30 WIB. Sedangkan jajaran Kader Lingkungan Hidup mengambil peran kegiatan peresmian Fasilitas IPAL TPA Supit Urang. 


Share:

Menteri LH: Kurangi Sampah, Minimal 7 Persen

Sukun - Sampah bukan lagi merupakan barang sisa yang tidak berguna, namun dapat menjadi sumber daya jika dikelola menjadi barang berguna. Prinsip 3R (reuse, reduce, recycle) menjadi salah satu solusi mengolah sampah menjadi kompos atau memanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (pembangkit listrik tenaga sampah).

Menteri LH Balthazar Kambuaya meninjau sepeda motor berbahan bakar gas  metan
Dengan 3R, terjadi upaya pengurangan ekstraksi sumber daya, karena bahan baku dapat terpenuhi dari sampah yang didaur ulang dan diguna ulang. Dari sisi lingkungan, penerapan prinsip 3R merupakan langkah nyata upaya pengendalian dan pencemaran lingkungan, karena dengan melakukan 3R maka akan terjadi pengurangan beban pencemar (pollutant load) baik ke air, tanah maupun udara.

Demikian yang disampaikan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup RI, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA, Jum'at (08/03) sesaat setelah meresmikan penggunaan gas metan di TPA Supit Urang, Kota Malang. "Sesuai komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26 persen pada tahun 2020, sektor limbah dan sampah ditargetkan menurunkan emisi GRK sekitar 6,1 persen. Guna mencapai hal tersebut, sektor pengelolaan sampah untuk masing-masing kabupaten/kota harus melakukan pengurangan sampah minimal 7 persen melalui kegiatan 3R," paparnya.

Menurut Kambuaya, masyarakat sangat berperan dalam menjaga kotanya menjadi kota bersih impian semua orang sesuai hak masyarakat sebagai warga negara. Perwujudan dari kota bersih akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan, perekonomian, maupun kesejahteraan masyarakat. "Untuk itu, masalah sampah perkotaan harus dikelola dengan baik. Data KLH hingga Desember 2012, ada 1136 bank sampah di 55 kota dan di 17 provinsi dengan jumlah nasabah 96.203 orang. Sedangkan omsetnya lebih dari Rp 15 miliar," urainya.

Lebih jauh Kambuaya mengatakan, bahwasannya pengelolaan sampah dan sanitasi yang buruk akan menyebabkan menurunnya kesehatan masyarakat, meningkatnya produksi GRK, timbulnya bencana, serta mengakibatkan kerugian ekonomi. "Pemanfaatan gas metan pada TPA Supit Urang di kota Malang ini merupakan upaya serius pemerintah dalam menangani permasalahan sampah dan sanitasi, serta turut menurunkan GRK sektor limbah/sampah," sambungnya.

Pemanfaatan gas metan untuk memasak dan penerangan ini, tambah Kambuaya, merupakan inisiasi dari Pemkot Malang yang sangat baik dan sesuai dengan amanat UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan PP No 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. "Apa yang dilakukan oleh pihak Pemkot Malang ini, merupakan cermin tingginya integritas dan kecintaan masyarakat terhadap pelestarian lingkungan, serta bisa menjadi contoh bagi kabupaten/kota yang lain," pungkasnya. (mc)
Share:

Pengunjung

Hallo Bandungrejosari

Hippam News

Kalimat BIJAK

Untuk sukses, Anda harus menemukan sesuatu sebagai pegangan, sesuatu untuk memotivasi Anda, sesuatu untuk menginspirasi Anda.

Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaan adalah kunci kesuksesan. Jika Anda mencintai apa yang Anda lakukan, Anda akan sukses.

Definition List

3R
3R singkatan dari reuse, reduce, dan recycle.
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.
Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.
Recycle berarti mengolah kembali (mendaur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

ADINDA
Adinda singkatan dari :
Akses informasi
Diskusi
Implementasi
Networkling
Diseminasi informasi
Aspirasi


Pengikut

Theme Support