Membangun Ketahanan Informasi Daerah (1)
Kegiatan KIM BIJAK dalam seminar Membangun Ketahanan Informasi Daerah.
LCCK Tingkat BAKORWIL (2)
Peserta Lomba Cerdik Cermat Komutikatif Tingkat BAKORWIL bertujuan untuk meningkatkan peran KIM dalam proses pembangunan di wilayah kelurahan maupun pedesaan dengan penguasaan IT bagi anggotanya.
PERTURA (3)
Menggali budaya melalui ajang Pertunjukan Rakyat (PERTURA) Tingkat Jawa Timur.
OTONOMI AWARD 2016 (4)
Penghargaan Otonomi Award Kota Malang Tahun 2016 menuju Kota yang Ramah dan Bermartabat.
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 74 (5)
Rangkaian Kegiatan Dalam Memperingati Hari Ulang Tahun kemerdekaan RI ke 74
Sabtu, 16 Maret 2013
Pesta ... Pajak ....Patriot Bangsa
Raden Panji Ario13.38.00berita, KECAMATAN SUKUN, KIM Bijak, Panutan Pembayaran PBB, Pelayanan Publik
2 komentar:
Kegiatan yang di awali oleh ide Lurah Bandungrejosari Bapak Zainul Amali S.Sos M.Si tersebut terkait dengan kebijakan Pemerintah Pusat bahwa mulai tahun 2013 Kota Malang diberi kewenangan mengelola Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). serta pengelolaan pajak lewat PKK. Beliau menyampaikan sudah sewajarnya bahwa kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Bandungrejosari, sebagai bagian dari penerima manfaat Pajak bagi pembangunan Kelurahan. Dan Kota Malang secara umum. Dilanjutkannya kegiatan Gebyar Membayar PBB ini terkait dengan telah suksesnya pelaksanaan serupa April 2012, dengan maksud agar Kegiatan Panutan Membayar PBB ini dilanjutkan dengan pwrujudan nyata. Yakni Membayar Bersama PBB sebelum Jatuh Tempo.
Dari rapat yang digulirkan Jumat (15/3) dirumah Bp Ketua RW 9 Janti Utara telah disepakati pelaksanaannya tanggal 28 April 2012 bertempat di Halaman SD IGS (d/h STM Nusantara). Dan sudah pula disepakati beberapa strategi dalam rangka memeriahkan Pesta Membayar Pajak, karena dengan membayar PBB adalah bukti CINTA TANAH AIR. Maka wajar apabila pelaksanaan kegiatan (yang dilaksanakan dalam rangkaian Ulang Tahun Kota Malang ke 99 ) akan meriah, dan spektakuler. Salah satu perwukudannya adalah dengan kemeriahan kesenian dan tontonan khas Ulang Tahun.
Pada kesempatan yang sama Lurah Bandungrejosari Bp Zainul Amali menyampaikan bahwa hasil pembayaran pajak PBB perseorangan lewat kegiatan PRONA masyarakat Kel Bandungrejosari pun juga telah menyumbang dana pelaksanaan sebesar Rp 15 juta. Untuk itu diharapkan kemeriahan dan suksesnya pembayaran PBB sebelum jatuh tempo pun dapat sukses dan berhasil.
Senin, 11 Maret 2013
Rencana Definitif Kegiatan LPMK TA 2013
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Total Kegiatan Rp 467.500.000,- ditambah BOP kegiatan rapat dll Rp 35.000.000,- Keseluruhan Rp 502.500.000,-
|
"Tumbuh Harmonis ber Etika"
Rapat Warga RT.001 RW .05 Kepuh
Bunda Heri dan Bunda Edi bersama warga Kepuh, Kelurahan Bandungrejosari |
Selain membahas persoalan rutin bulanan yang 3 (tiga) hal yaitu manajemen warga (meliputi laporan keuangan, perkembangan kamanan dan ketertiban), kegiatan warga ( sesuai dengan dengan program kerja RT) dan manajemen kewilayahan (pengumuman dari RW, Kelurahan serta program kemasyarakatan lainnya). Kegiatan Minggu (10/3) berlangsung cukup meriah karena selain dihadiri warga RT lainnya juga dihadiri oleh Ketua Tim PKK Kota Malang, dan perangkat sosial Kelurahan Bandungrejosari lainnya.
Kunjungan ini dirasa istimewa karena warga mendapatkan masukan program pembangunan Kota Malang dari "Bunda" Heri Puji dan relawan masyarakat Kelurahan. Berbagai pertanyaan terkait masalah pendidikan kesehatan dan lingkungan mendominasi acara malam hari yang sejuk. Ditambah dengan pengetahuan politik langsung dari sumber nya (Bunda HP). Sehingga masyarakat semakin memahami tahun 2013 sebagai Tahun Politik.
Acara yang berlangsung dalam suasana silaturahim semacam ini patut dilanjutkan dengan narasumber yang berbeda, walaupun tidak dalam suasana "politik". Secara umum acara cukup diminati warga walaupun masih dimonopoli oleh pertanyaan yang bernada politis, dan berakhir pukul 21.30 WIB dengan berbagi cenderamata Bunda untuk warga.
Sabtu, 09 Maret 2013
Sanitasi Berbasis Komunal
Raden Panji Ario17.10.00Artikel, Kelurahan Bandungrejosari, Kelurahan sadar hukum, Lingkungan hidup
Tidak ada komentar:
Urusan tinja bisa menjadi sangat kompleks. Bagi kebanyakan orang, tinja masih dianggap sebagai sisa/kotoran yang tidak berguna. Mengandung penyakit dan permasalahan besar lain. Namun tinja juga bisa berguna bagi manusia jika diolah dengan tepat.
Kebanyakan orang menganggap urusan pengelolahan tinja sudah beres ketika tiap rumah memiliki jamban yang terhubung dengan septic tank. Namun, permasalahan pengelolaan tinja tidak semudah itu dituntaskan oleh sistem septic tank individu macam ini. Kondisi permukiman padat penduduk di kota besar, seperti Surabaya dan Malang, membutuhkan solusi yang lebih dari sekadar septic tank di setiap rumah.
Model jamban tiap rumah pun beragam. Ada yang hanya menyerupai cubluk/plengsengan karena tinja dibuang langsung ke sungai/selokan. Ada yang tidak melakukan pengerasan pada dasar tangki, Ada yang dindingnya terbuat dari batu bata tanpa plesteran. Ada yang ukuran sangat kecil sehingga cepat penuh dan luber. Ada yang pipa resapannya tidak lagi berfungsi. Sedangkan pada masyarakat dengan penghasilan sangat rendah, pembuatanseptic tank bukanlah prioritas utama yang harus dilakukan.
Tingkat ekonomi setiap keluarga juga sedikit-banyak berpengaruh pada kualitas septic tank. Namun rupanya kondisi jamban yang tidak sesuai standar ini tidak hanya ditemui di permukiman kumuh, tapi juga di kawasan permukiman elite. Sehingga kondisi jamban lebih dipengaruhi oleh tingkat kesadaran seseorang tentang pentingnya sanitasi bagi keluarganya.
Data Bappenas (2006) menyebutkan, lebih dari 60% permukiman di perkotaan di Indonesia memiliki sumur danseptic tank yang jaraknya tidak lebih dari 10 meter. Padatnya permukiman membuat letak septic tank pada sebuah rumah ternyata berhimpitan dengan sumur rumah tetangganya. Kondisi seperti ini hanya semakin memperburuk kualitas air tanah yang dikonsumsi oleh manusia di sebuah wilayah akibat tercemar oleh tinja. Padahal beberapa penyakit menyebar melalui tinja. Antara lain: tifus, kolera, hepatitis A, polio dan diare.
Standar Nasional Indonesia (SNI) hanya menyebutkan tentang standar konstruksi septic tank. Belum ada regulasi yang membatasi jumlah septic tank per satuan luas kawasan. Karenanya, dengan adanya ketentuan tiap rumah wajib memiliki septic tank-nya sendiri, bisa dibayangkan berapa banyak jumlah septic tank di suatu permukiman padat penduduk. Tidak hanya banyak, tapi juga saling berdekatan satu-sama-lain.
Dari sini kita melihat ada permasalahan serius dari sistem pengelolaan tinja berbasis individual yang sudah kadung dikenal dan diterapkan masyarakat.
Hindarko (2003) menyebutkan bahwa sebenarnya ada dua macam sistem saluran pembuangan. Pertama, pengolahan secara individu di masing-masing rumah (on site). Sistem ini yang sekarang digunakan di kebanyakan permukiman di Indonesia. Yaitu dengan membuat septic tank yang difungsikan untuk mengolah limbah tinja dari WC. Contoh dari sistem ini sudah diungkap pada bagian awal tulisan ini.
Sistem yang lain adalah pengolahan limbah secara kolektif (off-site). Sistem ini belum banyak digunakan. Salah satu wujud sanitasi berbasis komunal adalah IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Di mana limbah cair dari rumah-rumah disalurkan menjadi satu di IPAL. Di Kota Malang, sudah ada tiga kelurahan yang menggunakan sistem ini, yaitu di Kelurahan Mergosono, Kelurahan Ciptomulyo dan Kelurahan Tlogomas.
Teknologi IPAL menggunakan pengelolaan secara hayati. Ada proses kimiawi, biologis dan fisik yang dialami limbah cair dari rumah-rumah ketika masuk IPAL. Pada akhir proses pengolahan, air yang keluar sudah memenuhi standar baku mutu untuk dikembalikan ke alam (tanah/sungai).
Teknologi pengelolaan tinja kian hari kian berkembang. Kini, sistem ini bukan hanya digunakan untuk mengolah air limbah agar tidak lagi mengancam air tanah, tapi juga digunakan untuk mengolah tinja dan urine menjadi sumber energi alternatif ramah lingkungan, yaitu biogas.
Pengadaan energi biogas dari limbah domestik ini sudah terbukti di beberapa daerah. Salah satunya adalah di sebuah peternakan sapi di Kota Batu. Komunitas peternak sapi mengolah kotoran sapi dan rumah tangganya dalam sanitasi komunal. Dari situ, dihasilkan energi biogas yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari warga. Dampaknya, mereka tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli minyak tanah ataupun mencari kayu bakar di hutan. Sistem sanitasi berbasis komunal ternyata menjadi sebuah solusi praktis bukan hanya pada kawasan permukiman padat penduduk.
IPAL KOMUNAL TA 2012 oleh Dinas Kebersihan Kota Malang Lokasi RT.004RW VI Kel Bandungrejosari Selesai Pengerajaan Desember 2012 |
Hanya saja, memang di daerah perkotaan sistem komunal yang mengarah pada pengadaan biogas masih jarang ditemukan. Permasalahan yang harus dihadapi adalah pada ketersediaan lahan di kawasan permukiman padat penduduk di perkotaan.
Permasalahan lahan demi sanitasi berbasis kolektif patut menjadi perhatian serius. Di kota besar, khususnya di permukiman padat penduduk tidak lagi dapat kita temui lahan yang cukup luas yang ‘rela’ digali dan dibangun suatu septic tank raksasa. Merelokasi rumah penduduk juga bukan sebuah solusi yang tepat.
Kondisi keterbatasan lahan ini ditambah dengan model perencanaan perkotaan di Indonesia yang masih acak-adut. Di pinggir-pinggir jalan yang ada di perkotaan terpendam berbagai macam jaringan infrastruktur, seperti telepon, air bersih, gas dan selokan air. Bisa dibayangkan ketika jaringan infrastruktur itu masih harus ditambah dengan pipa-pipa yang menghubungkan jamban di tiap-tiap rumah menuju ke IPAL.
Dari paparan singkat di atas terlihat bahwa sanitasi berbasis individu sudah tidak lagi efektif. Dan solusi yang tersisa adalah sanitasi berbasis komunal. Sistem ini merupakan solusi praktis bagi permasalahan pengelolaan tinja yang efektif. Namun permasalahan tidak serta-merta berakhir ketika berdiri sebuah sistem pengelolaan limbah kolektif di suatu lokasi. Kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat juga menjadi salah satu faktor yang tak kalah penting dibanding pembangunan infrastruktur sanitasi berbasis komunal.
Apakah ada jaminan perubahan perilaku masyarakat ketika infrastruktur itu sudah tersedia? Apakah mereka tidak lagi melakukan aktivitas MCK di sungai? Mengingat sungai adalah ruang publik tempat warga berkumpul dan bertukar informasi setiap hari.
Diambil dari artikel dengan judul sama By Nino di http://kerangalam.wordpress.com
Bersih Kali Brantas
Raden Panji Ario16.21.00berita, Kali Brantas, KECAMATAN SUKUN, KIM Bijak, Lingkungan hidup
Tidak ada komentar:
Pagi hari yang cerah fi Kota Malang, sabtu (9/3) warga masyarakat bersama TNI, POLRI dan Kelompok Peduli Lingkungan menyerbu Kali Brantas untuk bersih bersih. Kegiatan ini diminati oleh lebih dari 2000 orang pecinta lingkungan ini terselenggara di 13 titik, 11 titik diantaranya di Kota Malang. Demikian disampaikan oleh Humas Perum Jasa Kota Malang Tri Harjono.
Kegiatan yang diikuti oleh Menteri Lingkungan Hidup Prof Dr Balthazar Kambuaya serta Duta Lingkungan Tasya Karmila ini berjalan dengan baik dan meriah. Menteri LH yang sehari sebelumnya hadir di lokasi TPA Supit Urang Mulyorejo juga menyempatkan menggoreng tempe yang apinya berasal dari gas metan hasil pemanfaatan sampah. Menurut Balthasar, pemanfaatan gas metan ini merupakan upaya inovatif yang patut dikembangkan. Sebab, gas metan sampah itu tidak hanya bisa memanfaatkan energi alternatif. Namun, juga bisa mengelola sampah yang tersedia, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif.
Tak kurang dari 10 personil dari jajaran Linmas Bandungrejosari dan warga Kelurahan yang tergabung di SAR Kota Malang ikut serta turun ke Kali Brantas. Dipandu oleh Bp Wagirin, peserta dari Kelurahan Bandungrejosari mengikuti kegiatan bersih-bersih ini di 2 (dua) titik, yakni Jembatan Mergosono dan Jembatan Pasar Gadang Baru, berlangsung dari jam 07.00 dan berakhir jam 09.30 WIB. Sedangkan jajaran Kader Lingkungan Hidup mengambil peran kegiatan peresmian Fasilitas IPAL TPA Supit Urang.
Menteri LH: Kurangi Sampah, Minimal 7 Persen
Sukun - Sampah bukan lagi merupakan barang sisa yang tidak berguna, namun dapat menjadi sumber daya jika dikelola menjadi barang berguna. Prinsip 3R (reuse, reduce, recycle) menjadi salah satu solusi mengolah sampah menjadi kompos atau memanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (pembangkit listrik tenaga sampah).
Menteri LH Balthazar Kambuaya meninjau sepeda motor berbahan bakar gas metan |
Dengan 3R, terjadi upaya pengurangan ekstraksi sumber daya, karena bahan baku dapat terpenuhi dari sampah yang didaur ulang dan diguna ulang. Dari sisi lingkungan, penerapan prinsip 3R merupakan langkah nyata upaya pengendalian dan pencemaran lingkungan, karena dengan melakukan 3R maka akan terjadi pengurangan beban pencemar (pollutant load) baik ke air, tanah maupun udara.
Demikian yang disampaikan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup RI, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA, Jum'at (08/03) sesaat setelah meresmikan penggunaan gas metan di TPA Supit Urang, Kota Malang. "Sesuai komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26 persen pada tahun 2020, sektor limbah dan sampah ditargetkan menurunkan emisi GRK sekitar 6,1 persen. Guna mencapai hal tersebut, sektor pengelolaan sampah untuk masing-masing kabupaten/kota harus melakukan pengurangan sampah minimal 7 persen melalui kegiatan 3R," paparnya.
Menurut Kambuaya, masyarakat sangat berperan dalam menjaga kotanya menjadi kota bersih impian semua orang sesuai hak masyarakat sebagai warga negara. Perwujudan dari kota bersih akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan, perekonomian, maupun kesejahteraan masyarakat. "Untuk itu, masalah sampah perkotaan harus dikelola dengan baik. Data KLH hingga Desember 2012, ada 1136 bank sampah di 55 kota dan di 17 provinsi dengan jumlah nasabah 96.203 orang. Sedangkan omsetnya lebih dari Rp 15 miliar," urainya.
Lebih jauh Kambuaya mengatakan, bahwasannya pengelolaan sampah dan sanitasi yang buruk akan menyebabkan menurunnya kesehatan masyarakat, meningkatnya produksi GRK, timbulnya bencana, serta mengakibatkan kerugian ekonomi. "Pemanfaatan gas metan pada TPA Supit Urang di kota Malang ini merupakan upaya serius pemerintah dalam menangani permasalahan sampah dan sanitasi, serta turut menurunkan GRK sektor limbah/sampah," sambungnya.
Pemanfaatan gas metan untuk memasak dan penerangan ini, tambah Kambuaya, merupakan inisiasi dari Pemkot Malang yang sangat baik dan sesuai dengan amanat UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan PP No 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. "Apa yang dilakukan oleh pihak Pemkot Malang ini, merupakan cermin tingginya integritas dan kecintaan masyarakat terhadap pelestarian lingkungan, serta bisa menjadi contoh bagi kabupaten/kota yang lain," pungkasnya. (mc)
Jumat, 08 Maret 2013
Penyebab Bau Mulut
Bau mulut adalah masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering dikeluhkan oleh pasien, selain sakit gigi. Bau mulut ini merupakan hal yang paling sering disebabkan oleh masalah kebersihan mulut. Bau mulut juga dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan atau penyakit tertentu.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah bau mulut:
1. Menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur. Melakukan flossing minimal sekali sehari. Penggunaan obat kumur biasanya hanya membantu menyegarkan napas untuk sementara. Tanpa sikat gigi dan flossing hingga bersih, obat kumur tidak akan efektif menghilangkan bau mulut.
2. Sikat lidah. Sikat lidah ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan sikat gigi maupun sikat lidah khusus yang sudah banyak dijual di supermarket atau toko-toko serba ada. Permukaan lidah disikat hingga 5 - 15 kali, terutama bagian tengah lidah.
3. Bila menggunakan gigi tiruan lepasan atau kawat gigi lepasan, jangan lupa untuk selalu membersihkan alat-alat lepasan tersebut secara rutin.
4. Jaga agar mulut tetap lembab, baik dengan cara minum air putih yang cukup (bukan dengan kopi atau softdrink), ataupun dengan mengunyah permen karet xylitol atau menghisap permen yang tidak mengandung gula.
5. Sikat gigi diganti dengan yang baru setiap 3 bulan sekali.
6. Periksa gigi Anda di dokter gigi, minimal 6 bulan sekali untuk memeriksa dan membersihkan gigi dari karang gigi yang ada.
Selain rutin sikat gigi, perhatikan apakah ada lubang di gigi yang belum ditambal, atau ingat-ingatlah, kapan terakhir membersihkan karang gigi (scaling) di dokter gigi. Gigi yang lubang dan karang gigi yang menumpuk juga menjadi penyebab bau mulut.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah bau mulut:
1. Menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur. Melakukan flossing minimal sekali sehari. Penggunaan obat kumur biasanya hanya membantu menyegarkan napas untuk sementara. Tanpa sikat gigi dan flossing hingga bersih, obat kumur tidak akan efektif menghilangkan bau mulut.
2. Sikat lidah. Sikat lidah ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan sikat gigi maupun sikat lidah khusus yang sudah banyak dijual di supermarket atau toko-toko serba ada. Permukaan lidah disikat hingga 5 - 15 kali, terutama bagian tengah lidah.
3. Bila menggunakan gigi tiruan lepasan atau kawat gigi lepasan, jangan lupa untuk selalu membersihkan alat-alat lepasan tersebut secara rutin.
4. Jaga agar mulut tetap lembab, baik dengan cara minum air putih yang cukup (bukan dengan kopi atau softdrink), ataupun dengan mengunyah permen karet xylitol atau menghisap permen yang tidak mengandung gula.
5. Sikat gigi diganti dengan yang baru setiap 3 bulan sekali.
6. Periksa gigi Anda di dokter gigi, minimal 6 bulan sekali untuk memeriksa dan membersihkan gigi dari karang gigi yang ada.
Selain rutin sikat gigi, perhatikan apakah ada lubang di gigi yang belum ditambal, atau ingat-ingatlah, kapan terakhir membersihkan karang gigi (scaling) di dokter gigi. Gigi yang lubang dan karang gigi yang menumpuk juga menjadi penyebab bau mulut.
Ingatlah, obat kumur atau permen wangi, atau obat semprot mulut bukanlah solusi untuk menghilangkan bau mulut. Hal-hal tersebut tadi hanya membantu menghilangkan bau mulut untuk sementara waktu. Bila efeknya hilang, bau mulut pasti menyeruak kembali.
Dianmbil dari Yahoo News
Kamis, 07 Maret 2013
Voting Pad
Urusan voting atau jajak pendapat pada sebuah event, kadang membuat kerepotan bagi panitia penyelenggara. Selain menyiapkan pertanyaan, peralatan (semisal pensil, pulpen dll) untuk memberikan jawaban juga menyortir jawaban dan membuat manual report (SPJ)serta banyak lagi.
Voting pad |
Penggunaan voting pad bisa diaplikasikan atau dipergunakan untuk beragam kebutuhan, mulai dari proses voting/jajak pendapat, proses election atau pemilihan - seperti pemilihan ketua umum sebuah partai, ketua organisasi massa sampai pemilihan makanan yang paling enak pada sebuah kompetisi atau lomba masakan. Adapun proses nya dimulai dari instalasi atau pemasangan perangkat dan persiapan, di awali dengan membuat materi pertanyaan berikut jawabannya. Kegiatan ini dilakukan oleh panitia atau event organizer (EO) disusul dengan pemasangan atau instalasi dan test pada saat acara akan berlangsung. Simpel dan tidak repot dalam menggunakannya.
Mengingat perangkat semacam ini memamng tidak lazim dipergunakan, serta biasanya diikuti oleh audiense yang cukup banyak, masih mahal untuk dibeli. Untuk itulah beberapa organisasi sudah berinvestasi dan menjadi panitia pelaksana yang kredibel.
Sumber : www.sewarental.com
Sumber : www.sewarental.com
Selasa, 05 Maret 2013
Musrenbang Kecamatan Sukun Tahun 2013
Kec Sukun, - Bertempat di Gedung Pertemuan Kecamatan Sukun Kamis 28/2 dilangsungkan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan Sukum tahun 2013. Menempati gedung baru dalam wilayah Kantor Kecamatan Sukun, Musrenbangcam yang diikuti oleh lebih dari 75 peserta terdiri dari delegasi dari 11 Kelurahan dan 9 utusan dari Kantor, Badan Dan Dinas di lingkup Pemerintah Kota Malang berlangsung dari pukul 09.00 sd 13.00 WIB.
Dalam sambutan pengantar Musrenbangcam 2013 Camat Sukun Drs Alie Mulyanto MM menekankan bahwa kegiatan ini sedah melampaui kegiatan di masing masing RW kemudian diangkat melalui Musrenbang di 11 Kelurahan. Keterlibatan sejumlah besar wara secara partisipatif ini sungguh amat luar biasa, sehingga wajar apabila Musrenbangcam 2013 dapat dilakukan dengan benar dan mengikuti aspirasi dari masing masing Kelurahan. Beberapa hal penting lain yang perlu mendapatkan perhatian sebagai gambaran pembangunan di Kecamatan Sukun adalah sebagai berikut :
A. Kemacetan Lalu Lintas di daerah Bandulan,
B. Pengaspalan Jalan di Daerah Janti,
C. Bidang Kesehatan, peningkatan Kualitas Pustu yang akan ditingkatkan pelayanannya dengan fasilitas rawat inap,
D. Di bidang Pendidikan, ditekankan pada wajib belajar 12 tahun berikut perbaikan fasilitas sekolah dan kegiatan belaajr non formal,
E. Terkait dengan PILKADA 2013, Camat Sukun menekankan agar semua elemen masyarakat untuk ikut serta aktif dalam Pilkada. Sehingga keberhasilannya dapat mendukung terlaksananya Tri Sukses Pemilu.
Mewakili anggota DPRD Kota Malang juga memberikan masukan khusus pilkada 2013, khususnya meningkatkan kerukunan antar anggota masyarakat. Hal ini perlu senantiasa ditingkatkan agar Pesta Pemilukada Kota Malang dan tahun Politik 2013 dapat berlangsung tertib, santun dan nyaman. Sedang Asisten 2 Kota Malang menyampaikan bahwa hasil dari Musrenbangcam kali diharapkan dapat terlaksana dan hasil kegiatannya dapat optimal dan bisa membantu program pelaksanaan pembangunan yang dibiayai oleh dana APBD Tahun 2014.
Sebagaimana dipahami bahwa perencanaan adalah langkah strategis dalam mensinergikan semua potensi untuk dapat diwujudkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan di dalam pelaksanaannya nanti diharapkan tetap dilaksanakan dengan semangat gotong royong, mufakat dan partisipatif. Disamping itu tetap mengedepankan 3 aspek pemberdayaan, yakni aspek lingkungan, aspek ekonomi dan aspek sosial kemanusiaan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sidang kelompok dipandu oleh staff kecamatan dan dikawal oleh delegasi dari Kantor, Badam dan Dinas. Setelah pembacaan hasil keputusan oleh Ketua Pelaksana Musrenbangcam Bp Iwan Styawan ditutup dengan doa, dan ditutup oleh Camat Sukun pada 13.00 WIB.
Dalam sambutan pengantar Musrenbangcam 2013 Camat Sukun Drs Alie Mulyanto MM menekankan bahwa kegiatan ini sedah melampaui kegiatan di masing masing RW kemudian diangkat melalui Musrenbang di 11 Kelurahan. Keterlibatan sejumlah besar wara secara partisipatif ini sungguh amat luar biasa, sehingga wajar apabila Musrenbangcam 2013 dapat dilakukan dengan benar dan mengikuti aspirasi dari masing masing Kelurahan. Beberapa hal penting lain yang perlu mendapatkan perhatian sebagai gambaran pembangunan di Kecamatan Sukun adalah sebagai berikut :
A. Kemacetan Lalu Lintas di daerah Bandulan,
B. Pengaspalan Jalan di Daerah Janti,
C. Bidang Kesehatan, peningkatan Kualitas Pustu yang akan ditingkatkan pelayanannya dengan fasilitas rawat inap,
D. Di bidang Pendidikan, ditekankan pada wajib belajar 12 tahun berikut perbaikan fasilitas sekolah dan kegiatan belaajr non formal,
E. Terkait dengan PILKADA 2013, Camat Sukun menekankan agar semua elemen masyarakat untuk ikut serta aktif dalam Pilkada. Sehingga keberhasilannya dapat mendukung terlaksananya Tri Sukses Pemilu.
Sebagaimana dipahami bahwa perencanaan adalah langkah strategis dalam mensinergikan semua potensi untuk dapat diwujudkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan di dalam pelaksanaannya nanti diharapkan tetap dilaksanakan dengan semangat gotong royong, mufakat dan partisipatif. Disamping itu tetap mengedepankan 3 aspek pemberdayaan, yakni aspek lingkungan, aspek ekonomi dan aspek sosial kemanusiaan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sidang kelompok dipandu oleh staff kecamatan dan dikawal oleh delegasi dari Kantor, Badam dan Dinas. Setelah pembacaan hasil keputusan oleh Ketua Pelaksana Musrenbangcam Bp Iwan Styawan ditutup dengan doa, dan ditutup oleh Camat Sukun pada 13.00 WIB.
Senin, 25 Februari 2013
Menjalin Prestasi " MODEL"
Patut diacungi jempol pak RW yang satu ini. Beliau yang lahir 50 tahun yang lalu di Jombang, memang sejak masih belum menikah sudah menjabat RT. dan setidaknya beliau sudah menjabat sebagai Ketua RW di Janti selama 3 Periode. Satu Periode di era Janti masih RW 06, sampai Janti sudah terbagi menjadi 3 RW ( RW06 Janti Selatan , RW 08 Janti Barat dan RW 09 Janti Utara). Dengan dimekarkan wilayah membuka kesempatan bagi para Ketua RW untuk mengembangkan wilayahnya.
Dalam mengembangkan kemampuan wilayahnya Bapak Aksim Mintoroto banyak belajar dari beberapa proses perencanaan pembangunan di Kota Malang, khususnya yang ada di Bandungrejosari. Dan sebagai figur publik yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya, dalam rangka melaksanakan aktivitasnya sebagai instalatir listrik, beliau juga secara otodidak mempelajari tentang manajemen. Namanya juga belajar mandiri, terus terang pada awalnya banyak terobosan yang dilakukan beliau selalu menemui hambatan.
Melalui aktivitas sebagai kader pembangunan masyarakat yang kemudian terpilih menjadi anggota BKM Guyub Rukun periode 2003 - 2006, beliau abnyak belajar tentang negosiasi. Baik yang bersifat manajemen, anggaran dan politik. Mengingat kemampuan belajar beliau yang terbatas, maka sistem belajar pun harus SKS (Sistem Kebut Semalam). Artinya kalau beliau merancang sesuatu terkait dengan pembangunan wilayah RW VI senantiasa berkaca pala kegagalan di msa lalu, dan harus dilalui bermalam malam. Berbagai pendekatanpun beliau lakukan. Sedikit kontroversi namun waktu jua yang mampu membuktikan. Karena berkat kegigihan belaiu selama periode kepemimpinan sebagai Ketua RW VI dari 2006 - 2009 dan 2009 - 2012 sudah 1.3 Millar dana APBD yang di gelontrkan di wilayah Janti Selatan. Dan informasi beliau terakhir, bahwa pada tahun 2013 (dimana ketua RW dan Tokoh Masyarakat sedang menyiapkan Dana Hibah melalui LPMK), beliau sudah mendapatkan kepastian mendapatkan anggaran APBD Kota Malang TA 2013 sebesr lebih kurang 100 juta. Dari stimulan paving 600 meter dan pengaspalan / penyemiran jalan poros Janti Selatan sepanjang 700 meter (seluas 2.800 meter).
Di depan Balai RW yang akan diselesaikan Tahun 2013 |
Luar biasa.
Namun tidak ada gading yang tak retak. Setiap manusia tidak ada yang selalu mulus jalannya, atau tidak mempunyai kesalahan. Namun patutlah kiranya bahwa sosok Aksim Mintoroto dijadikan model. Khususnya bagaimana manajemen Pembangunan Partisipatif dilaksanakan dengan mengupayakan potensi yang ada, baik sosial lingkungan dan politis. Beliau pun sangat terbuka dalam membagi pengalaman, dan yang mengasyikkan beliau selalu bermain musik tiap Sabtu malam.
Tertarik ? Mari bergabung dengan Komunitas KIM Bandungrejosari, atau kirim komentar anda. Atau kirim email lewat kim.bdrejosari@gmail.com dan kelbandungrejosari@yahoo.co.id.