Membangun Ketahanan Informasi Daerah (1)

Kegiatan KIM BIJAK dalam seminar Membangun Ketahanan Informasi Daerah.

LCCK Tingkat BAKORWIL (2)

Peserta Lomba Cerdik Cermat Komutikatif Tingkat BAKORWIL bertujuan untuk meningkatkan peran KIM dalam proses pembangunan di wilayah kelurahan maupun pedesaan dengan penguasaan IT bagi anggotanya.

PERTURA (3)

Menggali budaya melalui ajang Pertunjukan Rakyat (PERTURA) Tingkat Jawa Timur.

OTONOMI AWARD 2016 (4)

Penghargaan Otonomi Award Kota Malang Tahun 2016 menuju Kota yang Ramah dan Bermartabat.

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 74 (5)

Rangkaian Kegiatan Dalam Memperingati Hari Ulang Tahun kemerdekaan RI ke 74

Kamis, 31 Juli 2014

Cerita Sukses .... surat untuk KIM Grade

assalamualaikum. skamat malam kakak kim.
salam kenal dari kami 
boleh minta saran dan ilmunya gak kak?
apa yang harus kita lakukan agar kim ini terus jalan. dan apa sih motifasinya kalian kim bijak utk terus berkarya? trimakasih sebelumnya
.
......................................
Pembinaan KIM Kota Malang bersama Kepala Dinas Kominfo 
Itulah seberkas kalimat dari rekan-rekan di KIM Grade Dolok Bangkit
Jl. Raya Purwosari - Ngambon Desa Dolokgede Bojonegoro, yang terkirim via email tanggal 30 Juli 2014. Saat saya baru saja bergumul dengan rekan rekan KOMINFO Kota Malang saat siaran langsung JTV dengan pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh Tlogomas.
Melayang ingatan saya pada saat saat awal berdirinya KIM BIJAK tahun 2006, lalu pindah pengurus tahun 2010. Lalu teringat lagi saat workshop di Bakorwil Malang dengan narasumber pakar komunikasi dari Universitas Brawijaya tentang perlunya pengembangan sisi jurnalistik pada kegiatan KIM. Bahkan saat itu dipancing oleh beliau bahwa kalau ada bukti otentik tulisan penggiat KIM di Surat Kabar terkemuka, beliau janjikan generasi keduanya akan diberikan kemudahan untuk masuk dan menikmati bangku kuliah di Universitas Brawijaya.
Namun bukan itu yang menjadikan saya menulis balasan ini, namun lebih dahulu menggiatkan rekan rekan KIM di Jawa Timur untuk berbagi ilmu mengembangkan KIM didaerahnya masing masing. Dapat saling berbagi dan bersyukur bila ada fasilitas dari Pemda Propinsi atau pun Kota Kabupaten di tempat rekan-rekan beraktifitas, untuk dipertemukan dalam forum KIM ataupun studi banding dan lain-lain. Sehingga harapan dapat membantu Pemerintah Daerah dalam penyediaan informasi yang aktual dan komunikatif segera dapat terwujud.
Juga tersirat pada balasan ini, rasa terima kasih kepada Pemerintah Daerah Kota Malang, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kementrian Kominfo Republik Indonesia yang telah memberikan kepada rekan rekan KIM (Kelompok informasi Masyarakat) dalam pengembangan proses pembelajaran pengelolaan sistem “berkomunikasi dengan rakyat (Communication with the people)”.
Jawaban surat nya tertulis pada email balasan sebagai berikut :
................................
Satu hal yang memotivasi saya, khususnya saat "mengambil" KIM dari kepengurusan sebelumnya adalah bahwa saya melihat satu aspek ekonomi dan kesejahteraan dalam kegiatan ini. Apalagi didorong oleh semangat rekan rekan dinas saat menjemput saya dalam kegiatan ini. 
Semangat dengan menguasai informasi kita menguasai dunia, mengharuskan saya bekerja keras mendorong kawan kawan saya -waktu itu- untuk mengolah ulang atau mendaur ulang kegiatan pengelolaan informasi. Berbicara saja tidaklah menghasilkan sesuatu, tanpa adanya tindakan. Untuk itu diskusi awal adalah bagaimana membuat satu kegiatan yang "wah" dengan biaya ringan namun mempunyai dampak luas. Saat itulah, menimbang pengalaman rekan rekan yang lulus LCCK Propinsi tahun sebelumnya, bersepakat kami mengembangkan KIM lewat pengembangan media. Saat itu kami melihat potensi dikembangkannya media komunikasi dan informasi berupa Radio Komunikasi. 
Program INI POHONKU Kabupaten Lumajang bersama
KIM dan Humas Kabupaten Lumajang 2014
Berbekal pengalaman salah satu pengembang radio, kami bersepakat dengan perangkat seadanya, mendirikan radio DUTA SWARA. Nah inilah yang membuat kami booming di Kelurahan Bandungrejosari, yakni kami berbicara pada seluruh perangkat Kelurahan utamanya pak Lurah bahwa beliau diminta untuk meresmikan radio kami. Dan pada saat diresmikan itulah kami siapkan properti (seragam dll) sendiri serta kami undang komunitas radio sekeliling kami dan tentu saja Dinas Kominfo Kota Malang. Itulah yang kemudian menjadi pemicu awal kami berkegiatan, satu kata satu jiwa membela namanya informasi yang jujur aktual dan komunikatif. Sesuai dengan arti kata BIJAK , berdayakan Informasi yang jujur aktual dan komunikatif
Berjalannya waktu, komunikasi kami dengan dinas dan semua elemen di Kelurahan Kecamatan dan Kota kami berdayakan melalui agen informasi KIM BIJAK, yakni saya dan beberapa rekan rekan yang kebetulan adalah Tokoh Masyarakat. Dan sejalan dengan itu pula, juara demi juara kami raih sampai dengan Juara I LCCK Propinsi Jawa Timur tahun 2013. Dan masih terngiang di telinga saya waktu Pakde Karwo memberikan komentar ....... LUAR BIASA. Dan itulah yang mendorong gerobak ..... bukan pula gerbong mengingat kami masih kecil .... masih lapak ..... masih pengepul, untuk tetap melaju terus. Step by step kami pun merambah dinding lain dengan menjadi nara sumber. Mulai dari Bakorwil (ada W/Shop tahun 2013) dan Rakorsungram pada Dinas Kominfo Propinsi Jawa Timur (2014) dan beberapa kegiatan di tingkat RT RW dan komunitas. 
LCCK Propinsi Jawa Timur Tahun 2013
Kalaulah terbayang sisi indahnya, kita juga dapat bercerita tentang sisi lain dari mata uang recehan. Mulai biaya sendiri, akomodasi dibiayai oleh fans, cemoohan kanan kiri .... sampai yang tidak didukung karena menghabiskan biaya, tidak efektif, arogan dan bahkan provokator pun kami dah jalani. Namun itu malah membuat kami pintar, terpacu dan terus ngompori rekan rekan KIM Kota Malang dan bahkan kami berusaha sharing dengan kawan kawan di kota Kabupaten lain ( lihat artikel Pohon Persahatan bersama KIM dan HUMAS Kabupaten Lumajang). Baik lewat Blog , email, kunjungan langsung di lapangan, kunjungan ke lokasi kantor dan operasional . . . bahkan kami memasukkan beberapa ide di beberapa kegiatan komunitas untuk bersama kami membagi informasi dari berbagai macam kegiatan. Di Kota Malang kami berusaha untuk membangun pengelolaan informasi dari AREMA RESCUE, Komunitas Bank Sampah Malang, Komunitas Kader Lingkungan Hidup, Aktivis Bambu Nusantara, Aktivis Sanitasi Masyarakat, Komponen Fasiltator PNPM, Kelompok Ibu-Ibu yang terafiliasi dengan Kesehatan, Kader Pemberdayaan Masyarakat, Program Pos daya  dan Bank UMKM Kota Malang .... dan terakhir dengan LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat) Universitas Kanjuruhan Kota Malang dan Universitas Merdeka Malang. 
Monev Kegiatan KIM dari Kementrian Kominfi Jakarta 2014
Mungkin itu dulu yang bisa kami bagikan untuk rekan rekan ..... karena masih banyak yang harus kami ceritakan. Tapi bukan berarti nanti rekan rekan menyikapinya dengan salah, namun saya dan rekan rekan KIM BIJAK sedang berupaya bagaimana bisa BOOMING dan punya akselerasi terhadap nilai tambah. Yakni mengelola satu kegiatan ekonomi yang praktis, dimana hasilnya, harapannya, ...... luar biasa namun bisa tetap bisa jalan-jalan membuka market yang lebih luas dan berusaha mandiri. Setelah itu kami bisa bersanding dengan Pemerintah Kota Malang dalam memberikan informasi dari bawah, lebih sistematis, aktual dan mudah diakses oleh masyarakat. 
Studio Radio Duta Swara, KIM BIJAK
Kelurahan Bandungrejosari Kota Malang 
Salam untuk rekan rekan KIM Grade Dolok Gede Bojonegoro .... tak penat kami untuk membela informasi yag akurat jujur dan komunikatif. 
Itulah juga yang memberangkatkan salah satu personil yang paling bersemangat di team KIM BIJAK Kelurahan Bandungrejosari ke Malaysia bersama dengan KIM Tujuah koto Kabupaten Limapulukoto Sumatra Barat, dan KIM Akar Mina Kota Belitung serta Kadinas Kominfo Kota Manado bersama rekan-rekan Kementrian Kominfo Republik Indonesia dari tgl.  21 sd 25 Juni 2014.

Semoga bermanfaat .......

Share:

Selasa, 29 Juli 2014

Mahalnya Informasi

Momentum Lebaran dan arus mudik tidak lepas dari berkembangnya posko lebaran atau posko arus mudik. Pun kelembagaan yang mengelola sangatlah beragam, mulai tingkat komunitas, lembaga penyiaran (baik cetak maupun elektronik), sampai dengan pemerintah daerah/SKPD teknis. Salah satunya adalah Posko Bantuan Komunikasi RAPI Lokal Sukun yang ada di Jl S Supriadi Kel Bandungrejosari Kota Malang. Terlepas dari keberadaan Posko Posko Bantuan arus mudik dan Lebaran atau dengan nama lainnya, semuanya tak lepas dari keberadaan informasi dan akses dalam menggunakan informasi oleh masyarakat (sebagai penikmat langsung). 
Bukan bermaksud untuk mempengaruhi rasa sosial dari berbagai elemen dan komunitas yang ada. Tetapi mari kita lihat bersama sejauh mana informasi yang tersedia dan bagaimana mempergunakan informasi bagi masyarakat agar sesuai dengan kebutuhannya. 
Dari pengamatan sepintas keberadaan posko mudik lebaran memang sangat berguna, khususnya membantu jajaran ataupun pengguna radio komunikasi dalam perjalanan menuju gerbang luar Kota Malang ataupun saat perjalanan memantau kemacetan dan bantuan komunikasi saat terjadi kecelakaan. Namun apa yang ada di posko dan kesiapan personel memang belum maksimal. Beberapa diantaranya adalah : 
1. Informasi apa saja yang tersedia di Posko 
2. Apakah seluruh personil yang ada mempunyai kemampuan menginformasi semua kebutuhan informasi dari masyarakat/pengguna, 
3. Media apa saja yang dapat membantu penyampaian informasi pada pengguna, 
4. Apakah tersedia akomodasi dan alat transportasi dalam pengelolaan dan penyebarluasan informasi, 
5. Apakah tersedia infrastruktur pada kelembagaan posko. 
Mengembangkan gambaran dan beberapa pertanyaan diatas pada keberadaan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) BIJAK, sangatlah jauh api dari arang. Atau dengan kata lain, tidak mungkin dilaksanakan. 
Terpulang pada pola pembinaan KIM oleh Diskominfo Kota Malang, pengelolaan informasi terbagi pada 3 (tiga) bidang yakni bidang Pengumpulan Informasi, bidang Pengelolaan informasi dan bidang Penyebaran Informasi. Dari sinilah masalah itu mulai dikembangkan. 
Ketiga bidang pada pengelolaan informasi bermula pada pengembangan infrastruktur dasar, yakni adanya infrastruktur pengelolaan informasi yang setidaknya ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara di atas ketiga bidang di atas. 
Ketua, Sekretaris dan Bendahara adalah tim inti pada menajemen pengelolaan, yang akan diopersionalkan oleh Bidang pengumpulan informasi, Bidang pengelolaan informasi dan Bidang penyebarluasan informasi. Keberadaan tim inti tidak lepas dari adanya rencana kerja dan anggaran yang akan mensupport kegiatan pengelolaan informasi. Dimana setelah perencanaan kegiatan dan hasil/out put kegiatan diperoleh dan di agendakan, kemudian akan dijalankan oleh ketiga bidang opersional dengan dibantu oleh media informasi yang akan disesuaikan dengan pengguna. 
Bidang pengumpulan informasi akan mengidentifikasi kebutuhan kemudian bersama dengan sumber informasi akan mengumpulkan sebanyak-banyaknya bahan mentah informasi. Mulai dari tujuan posko yang akan dicari dari kelembagaan sampai dengan Pemerintah Daerah Kota Malang. Kemudian dari semua informasi yang terkumpul akan dibahas oleh bidang pengelolaan informasi guna memperoleh informasi apa sajakah yang akan dipergunakan dengan mempertimbangkan media komunikasi yang ada dan kemudahan akses. 
Bahasan terakhir adalah bidang penyebarluasan informasi, yang akan diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut : 
a. Kualifikasi agen informasi sesuai dengan informasi yang akan disampaikan, 
b. Media apa sajakah yang akan dipergunakan, sarana dan prasarana, serta tempat,   
c. Jadual kegiatan dan  anggaran kegiatan yang dibahas final bersama tim manajemen. 
Dari gambaran di atas sudah dapat tergambarkan betapa tidak mudahnya mengelola informasi. Bisa juga kita membayangkan hitungan anggaran yang akan terjadi dengan cakupan dan luasan posko bantuan komunikasi dengan 20 personil. Apalagi tidak ada sinergi dengan berbagai pihak, terkait capaian, motivasi dan anggaran. Untuk itu patutlah disadari bila pada pelaksanaan 7 hari kegiatan jumlah personil dan keberadaan posko mengalami penurunan atau bahkan sepi hanya tampak tenda sponsor dan tulisan "POSKO ARUS MUDIK". 
Saran dari pendapat saudar sangat kami harapkan, baik berupa tulisan (dikirim via email monoari8@gmail.com ; kim.bdrejosari@gmail.com atau kelbandungrejosari@yahoo.co.id) atau telp. 087859488343; 0341 7616452; 0341 801852 dan jangan lupa menyebutkan idetitas agar mudah ditindaklanjuti. 


Share:

Posko Lebaran 2014

Bersamaan dengan datangnya Hari Raya Idul Fitri 1435 H yang tahun ini jatuh pada hari senin 28 Juli 2014 berbagai kegiatan -baik yang sudah diagenda maupun mendadak- mulai ramai. Salah satu item yang rutin terlaksana adalah bidang informasi.

Melihat pada pelaksanaan kegiatan di lapangan, berbagai event yang bersinggungan langsung dengan lebaran umat Islam ini, syarat dengan informasi. Mulai informasi mudik lebaram, pasar murah lebaran, aneka pernak pernik sandang dan pangan murah, sampai arus mudik. Berbagai lembaga , media penyiaran -baik cetak dan elektronik- penuh dengan berbagai informasi. Saking penuhnya sampai-sampai masyarakat sebagai pengguna informasi makin dibuat bingung. Berbagai media yang ada belum bisa efektif untuk dipergunakan sebagai sarana untuk mengakses informasi sesuai dengan kebutuhannya. Malah kebanyakan menggunakan dengan feeling atau bahkan asal-asalan dengan kata kunci pokok e
Namun denikian belum sirnanya rasa sosial di masyarakat mengharuskan beberapa masyarakat dengan sukarela menyediakan diri dan kelembagaan yang ada, untuk memberikan bantuan. Berbagai bentuk dan aneka kegiatan, yang salah satunya adanya Posko Mudik Lebaran 2014. Sebagimana dilakukan oleh Linmas Bandungrejosari, RAPI Lokal Sukun dan SARGAB Malang Raya di jl S Supriadi/Kepuh Raya Kelurahan Bandungrejosari Kecamatan Sukun Kota Malang. 
Kegiatan yang dimotori oleh RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) lokal Kecamatan Sukun ini melibatkan tidak kurang dari 20 (duapuluh) personil. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bp Setiabudi (Pak Boret) lepas apel siaga Jumat (25/7) di lokasi ex STMJ Jl Raya S Supriadi Malang, bahwa kegiatan ini murni sosial dengan bentuk kegiatan penyediaan informasi bantuan komunikasi lewat radio HT (handy talky) pada frekuensi RAPI lokal Sukun 140.252 dan 150.126 (frekuensi SARGAB MalagnRaya). Disamping bantuan komunikasi, harapan juga bantuan lainnya sesuai dengan kapabilitas personil yang ada. Adapun kegiatannya diawali pada H-3 sampai dengan H+3 atau dari tgl 25 Juli sampai dengan 31 Juli 2014, mulai jam 09.00 sd 23.00 WIB. 
POSKO MUDIK Jl S Supriadi Bandungrejosari Malang 
Turut berperan serta mendukung kegiatan ini adalah RADAR MALANG, lewat pemasangan properti Tenda dan umbul-umbul. BRAVO ..... BRAVO .... BRAVO
Share:

Sabtu, 26 Juli 2014

Menuju KIM Bermartabat

Suasana stage panggung dengan latar belakan para santri pondok pesantren. 
Bertempat di Aula Pondok Pesantren BAHRUL MAGHFIROH Jl Tlogojoyo Kelurahan Tlogomas Kota Malang berlangsung siaran live program ANUGERAH RAMADHAN episode IV. Program unggulan raamadhan yang dikemas bersama JTV Biro Surabaya dan PP Bahrul Maghfiroh mengedepankan filosipi Pondok Pesantren ini, yang dalam berkegiatan pendidikan dari TK sampai dengan SMA tanpa memungut biaya sepeserpun, alias gratis. 

KH Lukmasn al Karim 
Thema yang diusung pada kegiatan sore ini (27/6) adalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dilihat dari sudut pandang Islam. Kegiatan yang mengusung desiminasi informasi tentang peran internet pada pola pendidikan di Pondok Pesantren ini, menarik banyak pemerhati yang menanyakan lewat saluran telepon. Seperti yang disampaikan oleh pimpinan PP Bahrul Maghfiroh KH Lukman al Karim, bahwa dari awal memang Pondok ini tidak memungut biaya satu rupiahpun. Dan kegiatan ini berdampak sangat luas, utamanya para santri lulusan Pondok mempunyai tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Banyak lulusan dari Yaman yang berprofesi sebagai Da'i, bahkan beliau menjamin dari beberapa lulusan di tanah air ini sudah menjabat sebagai Walikota, Pimpinan Kelembagaan Ormas dan bahkan beliau secara optimis berani menjamin bahwa lulusan PP Bahrul Maghfirah bisa masuk Perguruan Tinggi. Informasi beliau untuk lulusan tahun ini beberapa sudah masuk di Universitas Brawijaya. Spesifiknya 4 orang sudah masuk di fakultas Kedokteran. Subhanallah .....
Ditanya mengenai kunci suksesnya adalah akses kepada sumber informasi kunci. Luarbiasa . . . . 
Hal inilah sebenarnya yang sudah dan sedang dijalankan oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). Mengingat bahwa aktifitas pengelolaan informasi dan diseminasi informasi ini menjadi kunci. Untuk itu beliau menambahkan bahwa keberhasilan KIM bergantung pada sejauh mana KIM berafliasi dan subjek yang digandeng KIM dalam penyebar luasan informasi ini. Spesifik beliau sebutkan adalah keharusan ada tokoh berpengaruh dalam kelembagaan ini. 
Disisi lain Kadinas Kominfo Kota Malang Tri Widyani Pangestuti, M.Hum, selaku narasumber kegiatan sore ini, menggaris bawahi perlunya ketokohan dan sistem yang baik dan mempunyai akses kepada pengambil kebijakan sangat diperlukan. Sehingga usulan pengembangan filosofi kegiatan KIM dan Forum KIM Kota Malang lewat PP Bahrul Maghfiroh dapat dipertimbangkan,. Dan Pemerintah Kota Malang, khususnya Diskominfo Kota Malang selaku pembina kegiatan KIM sangat mendukung usulan KH Lukman al Karim. Untuk itu disampaikan kepada Ario Rachmono BS selaku Sekretaris Forum KIM Kota Malang, agar dapat ditindaklanjuti. 
Ditempat lain, Kabid SKDI Bambang Nugroho MT mengisyaratkan untuk segera memperbaiki kelembagaan KIM di Kota Malang. Khususnya KIM Tlogomas diharapkan dapat di upgrade dengan melibatkan pelaku aktif KIM dalam keikutertaannya dalam LCCK tingkat Bakorwil. Sebagaimana juga disampaikan oleh Ustadz Lukman sebagai tolok ukur pengelolaan informasi yang baik dan dapat dijadikan sumber belajar kesungguhan mengelola kegiatan strategis, khususnya informasi yang aktual dan mandiri. Dengan demikian Kota Malang dapat meraih prestasi dalam LCCK tingkat Bakorwil dan kembali berprestasi di ajang LCCK pada Pekan KIM Provinsi Jawa Timur berikutnya, sebagaimana yang pernah diraih oleh KIM BIJAK Kelurahan Bandungrejosari tahun 2013.
Kunjungan Menkominfo Tifatul Sembiring, pada peresmian Telecentre PP Bahrul Maghfiroh 2013









Para pengasuh PP Bahrul Maghfiroh
Tlogomas




 Sosialissi Bank Mandiri Kota Malang.

Share:

Rabu, 23 Juli 2014

Mayoritas Kematian tidak terdata

Siang panas saat itu menyengat dan mengharuskan berlindung, bersyukur saya berkunjung ke kelurahan Kasin di lingkungan RW IV. Saya bertemu dengan Pak Sugeng Sugianto, salah satu penggiat Lingkungan Kota Malang dan juga Ketua Kelompok Informasi Masyarakat Kelurahan Kasin. 
Disela-sela kegiatan beliau selaku penggiat lingkugan, sempat tercetus tentang santunan kepada warga Kota Malang yang meninggal dunia. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Walikota Malang pada saat sambang kampung di Kelurahan Jodipan awal Tahun 2014. Tercetus beberapa ide dan kemudahan masyarakat yang beliau ajak bicara dan mediasi dengan rekan rekan di Kantor Kesra Kota Malang, sehingga kegiatan santunan dapat diselenggarakan dengan muah dan transparan. Kami juga sempat berbincang, andaikata dapat disosialisasikan kepada warga KOta Malang lewat keberadaan KIM, maka hasilnya akan lebih mudah. Selain membantu desiminasi informasi, juga membantu/bermitra dengan Humas, Kesra, atau bahkan di tingkat Kelurahan atau dengan Pak Lurah pun akan menjadi menarik, dan punya harapan tercapai yang tinggi. Bahkan dapat pula meningkatkan keikutsertaan masyarakat lain dalam penyebar luasan informasi.
Sebagaimana disampaikan oleh Ali Gufron Mukti, wakil Menteri Kesehatan RI di Jakarta kemarin, bahwa 60 % kematian di seluruh Republik ini belum terdata dengan baik. Hanya sekitar 20 % kematian yang terdeteksi di Rumah Sakit. Dengan tidak adanya data tentang sebab kematian berujung pada sulitnya Pemerintah - dalam hal Kementrian Kesehatan RI- menerapkan kebijakan yang dapat mengurangi tingkat kematian. Apalagi banyak warga yang tidak melaporkan kematian dengan segera. 
Register kematian sangat berguna bagi Pemerintah Kota setempat, setidaknya dapat dijadikan intervensi kebijakan pengurangan angka kematian karena penyakit menular ternetu. Setidak nya mengurangi resiko terjadinya KLB (Kejadian Luar Biasa) semisal Demam Berdarah (DB). 
"Dari situ, pemerintah setempat dapat mengeluarkan kebijakan ulang tentang penataan ulang wiayah kumuh, sehingga penyakit menular tertentu tidak meluas" ujar Gufron. 
Dilain Kesempatan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementrian Kesehatan RI Murti Utami menambahan bahwa Kementrian Kesehatan tengah melakukan uji coba registrasi kematian di 128 Kecamatan di Jawa, Sebagian Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Kegiatan yang sudah dimulai sejak 2011 berharap akan bisa dikomunikasikan pada tahun 2015. 
Diambil dari Harian Media Indonesia 23 juni 2014 dan berbagai sumber.  

Share:

Miskin berarti minus akses

Sambil menyelam minum air, sambil berdakwah buka puasa bersama pemerhati dan pelaku Kelompok Informasi Masyarakat Kota Malang. Acara yang murni kegiatan Dinas Kominfo Kota Malang ini berlangsung Senin 21/7 di Hotel Trio2 Jl Brigjen Katamso Malang. 
Menjadi sedikit spesial dikarenakan acara yang digagas penuh oleh Kabid SKDI Ir. Haji Bambang Nugoroho MT ini dilaksanakan siang sampai dengan sore hari. Juga dilangsungkan pada event 10 hari akhir menjelang Iedul Fitri, atau juga hari penuh keberlimpahan serta tersimpan di dalamnya malam seribu bulan. 
Tampil sebagai narasumber pada giat di atas adalah sekretaris forum KIM Drs Ario Rachmono BS, dan Ir Bambang Nugoho MT. dan di hadiri oleh pelaku KIM di 10 Kelurahan, para lurah para camat dan Kepala Dinas Kominfo Obu Dra Tri Widyani MAP. 
Topik pertama disampaikan tentang wawasan Forum KIM Kota Malang, berikut peluang ke depan pada proses layanan publik, manajemen komunikasi massa dan peluang deseminasi informasi yang mandiri. Dan target atau sasaranya adalah terbentuknya Masyarakat Sadar Informasi yang Mandiri dan Berkelanjutan. 
Forum KIM Kota Malang dan Relawan TIK Kota Malang bersama 

Menkominfo Tifatul Semiring, Kadinas Kominfo Kota Malang Ibu Tri Widyani serta 
Wakil Walikota Malang Bapak Setiaji 
Diketengahkan oleh beliau, bahwa keberadaan KIM sampai saat ini memang tidaklah terlalu diminati, bahkan cenderung disisihkan, mengingat ketidak tahuan stake holder terutama Pemerintah Kota Malang akan sisi strategis diseminasi informasi. Terlebih dikelola secara mandiri dan berkelanjutan, khususnya nilai tambah dengan munculnya even dinding kota tempat bersilaturahimnya para pemerhati dan pelaku diseminasi informasi Kota Malang. 
Beberapa peluang yang bisa diraih dalam meningkatkan ekspektasi ... harapan besar bagi pengurangan angka kemiskinan. Bab kemiskinan sudah bisa diartikan sebagai kurangnya akses pada sumber informasi kunci. Untuk itulah disampaikan juga beberapa hambatan pengembangan Kelompok Informasi Masyarakat di 9 Kelurahan yang ada dan 1 Kelurahan yang sedang berkembang, yakni Kelurahan Tlogomas.  
Untuk itulah dengan adanya Sarasehan Forum KIM Kota Malang, harapan kita bersama adalah akan tumbuhnya kesadaran akan keberadaan informasi, bersatu padunya stake holder pada pengembangan akses dan media informasi serta kesungguhan dalam kemitraan yang akan membangun kesepakatan penyediaan akses yang mudah dan dikembangkan oleh masyarakat secara mandiri. 
Sementara itu Ketua Forum KIM Kota Malang Bp Sugeng Sugiarto juga menyampaikan bahwa seharusnya keberadaan KIM ini bisa membawa nilai lebih. Bukan pada sekedar menghabiskan dana alokasi APBD saja, namun dapat mensosialisasikan keberhasilan pembangunan Kota Malang dan meningkatkan partisipasi publik pada setiap geliat pembangunan di segala bidang. Baik melalui sektor formal dan sektor informal melalui pemberdayaan masyarakat sadar informasi. 
Turut memberikan masukan dan beberapa saran, Kepala Dinas Kominfo Drs Tri Widyani, MAP menyampaikan agar apapun hambatan kegiatan, seyogyanya tetap dapat dipertahankan keberadaan KIM , terlebih karena sifatnya yang strategis.
Share:

Selasa, 22 Juli 2014

Malam akhir bulan Ramadhan




Menjelang akhir ibadah bulan Ramadhan tahun 2014
mengingatkan kita
bahwa tanpa usaha yang sungguh-sungguh
dan hanya berusaha
agar Allah SWT ridlo
.......
selamat menikmati malam Lailatul Qadar
nikmati pertemuan yang kudus



Beautiful night at Masjid Nabawi 
Madina Munawarah.. 
Hope who expected Alloh give chance to be there...









hujan yang nikmat di Masjidil Haram
..................................












Sepanjang waktu
bersamamu
hingga
akhir ................
...........................
Share:

Mau Berlibur kemana

Indonesia dari jaman dahulu selalu menjadi tempat kunjungan wisata. Bentuk dan aneka tempat yang bernuansa alami ini sangat menarik hati. Wajar apabila beberapa lokasi tidak dikenal bahkan disembunyikan, mengingat ada kepedulian untuk menjadikan tempat tersebut tumbuh dan mempesona sebagai mana adanya.
Coba tengok yang satu ini. 

Siapa lak sangka bahwa ini adalah salah satu kekayaan wisata Propinsi Jawa Timur yang ada di Kabupaten Banyuwangi. 



 
Dapatkan pengalaman menawan dari surga dunia yang hanya bisa dihitung keberadaaannya, khususnya yang ada di Indonesia Raya tercinta. 

Ombak cetar membahana
membuat sibuk 
buih mengandung 
laksa 
....
                            




                        Buih berjatuhan 
                        di sela sela bebatuan 
                        di antara pucuk daun cemara
                        diantara puncak kecil 
                        gunung Wilis
                              ......................
                              Air terjun Irenggolo
                              
Share:

Minggu, 20 Juli 2014

Introspeksi sistem pendidikan

MASA ORIENTASI SISWA SEKOLAH (MOSS) . . .
BUDAYA PENJAJAHAN UNTUK BANGSA TERJAJAH . . . .
BUDAYA PARA PENJAJAH YANG TIDAK PERNAH DI TERAPKAN
UNTUK ANAK-ANAK BANGSA MEREKA SENDIRI
BUDAYA MENGHUKUM DAN MENGHAKIMI PARA PENDIDIK DI INDONESIA
BUDAYA KEBODOHAN YANG MASIH TERUS DILESTARIKAN HINGGA HARI INI
-Mulai sejak SD hingga Perguruan Tinggi
-Mulai dari guru dan dosen hingga para Senior ke Junior

Diambil dari tulisan Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI), sebagai bahan perenungan pasca Orientasi Peserta Didik Baru 2014.

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.
…Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.
Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.
Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”
“Dari Indonesia,” jawab saya.
Dia pun tersenyum.
BUDAYA MENGHUKUM
Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.
“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! ” Dia pun melanjutkan argumentasinya.
“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.
Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.
Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.
Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.
Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.
Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan.
Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.
***
Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.
Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan.
Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.
Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan.
Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.
Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”
Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif.
Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.
MOSS Bersama di Lapangan Karebosi Makassar 
MELAHIRKAN KEHEBATAN
Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya.
Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas…; Kalau,…; Nanti,…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.
Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.
Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.
Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.
Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.


Share:

Sabtu, 19 Juli 2014

KISAH NYATA ANAK DURHAKA DARI SINGAPURA

Sebuah Kisah Nyata dari Negeri tetangga Singapura beberapa dekade lalu yang cukup menghebohkan hingga Perdana Menteri saat itu, Lee Kwan Yew senior turun tangan dan mengeluarkan dekrit tentang orang lansia di Singapura.
Dikisahkan ada orang kaya raya di sana mantan Pengusaha sukses yang mengundurkan diri dari dunia bisnis ketika istrinya meninggal dunia. Jadilah ia single parent yang berusaha membesarkan dan mendidik dengan baik anak laki-laki satu-satunya hingga mampu mandiri dan menjadi seorang Sarjana.
Kemudian setelah anak tunggalnya tersebut menikah, ia minta ijin kepada ayahnya untuk tinggal bersama di Apartemen Ayahnya yang mewah dan besar. Dan ayahnya pun dengan senang hati mengijinkan anak menantunya tinggal bersama-sama dengannya. Terbayang dibenak orangtua tersebut bahwa apartemen nya yang luas dan mewah tersebut tidak akan sepi, terlebih jika ia mempunya cucu. Betapa bahagianya hati bapak tersebut bisa berkumpul dan membagi kebahagiaan dengan anak dan menantunya.
Pada mulanya terjadi komunikasi yang sangat baik antara Ayah-Anak-Menantu yang membuat Ayahnya yang sangat mencintai anak tunggalnya itu tersebut tanpa sedikitpun ragu-ragu mewariskankan seluruh harta kekayaan termasuk apartment yang mereka tinggali, dibaliknamakan ke anaknya itu melalui Notaris terkenal di sana.
Tahun-tahun berlalu, seperti biasa, masalah klasik dalam rumah tangga, jika anak menantu tinggal seatap dengan orang tua, entah sebab mengapa akhirnya pada suatu hari mereka bertengkar hebat yang pada akhirnya, anaknya tega mengusir sang Ayah keluar dari apartment mereka yang ia warisi dari Ayahnya.
Karena seluruh hartanya, Apartemen, Saham, Deposito, Emas dan uang tunai sudah diberikan kepada anaknya, maka mulai hari itu dia menjadi pengemis di Orchard Rd. Bayangkan, orang kaya mantan pebisnis yang cukup terkenal di Singapura tersebut, tiba-tiba menjadi pengemis!
Suatu hari, tanpa disengaja melintas mantan teman bisnisnya dulu dan memberikan sedekah, dia langsung mengenali si ayah ini dan menanyakan kepadanya, apakah ia teman bisnisnya dulu. Tentu saja, si ayah malu dan menjawab bukan, mungkin Anda salah orang, katanya. Akan tetapi temannya curiga dan yakin, bahwa orang tua yang mengemis di Orchad Road itu adalah temannya yang sudah beberapa lama tidak ada kabar beritanya. Kemudian, temannya ini mengabarkan hal ini kepada teman-temannya yang lain, dan mereka akhirnya bersama-sama mendatangi orang tersebut. Semua mantan sahabat karibnya tersebut langsung yakin bahwa pengemis tua itu adalah Mantan pebisnis kaya yang dulu mereka kenal.
Dihadapan para sahabatnya, si ayah dengan menangis tersedu-sedu, menceritakan semua kejadian yang sudah dialaminya. Maka, terjadilah kegemparan di sana, karena semua orangtua di sana merasa sangat marah terhadap anak yang sangat tidak bermoral itu.
Kegemparan berita tersebut akhirnya terdengar sampai ke telinga PM Lee Kwan Yew Senior.
PM Lee sangat marah dan langsung memanggil anak dan menantu durhaka tersebut. Mereka dimaki-maki dan dimarahi habis-habisan oleh PM Lee dan PM Lee mengatakan "Sungguh sangat memalukan bahwa di Singapura ada anak durhaka seperti kalian" .
Lalu PM Lee memanggil sang Notaris dan saat itu juga surat warisan itu dibatalkan demi hukum! Dan surat warisan yang sudah baliknama ke atas nama anaknya tersebut disobek-sobek oleh PM Lee. Sehingga semua harta milik yang sudah diwariskan tersebut kembali ke atas nama Ayahnya, bahkan sejal saat itu anak menantu itu dilarang masuk ke Apartment ayahnya.
Mr Lee Kwan Yew ini ternyata terkenal sebagai orang yang sangat berbakti kepada orangtuanya dan menghargai para lanjut usia (lansia). Sehingga, agar kejadian serupa tidak terulang lagi, Mr Lee mengeluarkan Kebijakan / Dekrit yaitu "Larangan kepada para orangtua untuk tidak mengwariskan harta bendanya kepada siapapun sebelum mereka meninggal. Kemudian, agar para lansia itu tetap dihormati dan dihargai hingga akhir hayatnya, maka dia buat Kebijakan berupa Dekrit lagi, yaitu agar semua Perusahaan Negara dan swasta di Singapura memberi pekerjaan kepada para lansia. Agar para lansia ini tidak tergantung kepada anak menantunya dan mempunyai penghasilan sendiri dan mereka sangat bangga bisa memberi angpao kepada cucu-cucunya dari hasil keringat mereka sendiri selama 1 tahun bekerja.
Anda tidak perlu heran jika Anda pergi ke Toilet di Changi Airport, Mall, Restaurant, Petugas cleaning service adalah para lansia. Jadi selain para lansia itu juga bahagia karena di usia tua mereka masih bisa bekerja, juga mereka bisa bersosialisasi dan sehat karena banyak bergerak. Satu lagi sebagaimana di negeri maju lainnya, PM Lee juga memberikan pendidikan sosial yang sangat bagus buat anak-anak dan remaja di sana, bahwa pekerjaan membersihkan toilet, meja makan diresto dsbnya itu bukan pekerjaan hina, sehingga anak-anak tsb dari kecil diajarkan untuk tahu menghargai orang yang lebih tua, siapapun mereka dan apapun profesinya.
Sebaliknya, Anak di sana dididik menjadi bijak dan terus memelihara rasa hormat dan sayang kepada orangtuanya, apapun kondisi orangtuanya.
Meskipun orangtua mereka sudah tidak sanggup duduk atau berdiri,atau mungkin sudah selamanya terbaring diatas tempat tidur, mereka harus tetap menghormatinya dengan cara merawatnya.

Mereka, warganegara Singapura seolah diingatkan oleh PM Lee agar selalu mengenang saat mereka masih balita, orangtua merekalah yang membersihkan tubuh mereka dari semua bentuk kotoran, juga yang memberi makan dan kadang menyuapinya dengan tangan mereka sendiri, dan menggendongnya kala mereka menangis meski dini hari dan merawatnya ketika mereka sakit.

Diambilkan dari cerita Stefanus Sandy, M.M - seorang pengusaha dari situs facebook

Share:

Rabu, 16 Juli 2014

Mainan Indonesia mencapai surplus 2 Trilliun Rupiah

Mainan Produksi dalam negeri ternyata dapat bersaing dengan produk asing.
Siapa yang sangka bahwa mainan anak-anak yang diproduksi oleh Indonesia , alias produk dalam negeri, ternyata sudah berdikari. Seperti dilansir oleh Media Indonesia Rabu(16/07), bahwa banjir mainan import sudah mulai berkurang sebagai dampak munculnya kesadaran produsen untuk menerapkan SNI (Standar Nasinal Indonesia) di semua produk mainan anak-anak. 
Seperti disampaikan oleh Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurti, Selasa 15Juli 2014, pada saat berkunjung di PT Sinar Harapan Plastik, Jakarta. Menurut beliau, pada tahun 2013 Indonesia telah memproduksi Rp 8.2 Trilliun , dimana senilai 5 Trilliun dipasarkan di dalam negeri sedang 3.2 T sisanya di ekspor. Pasar terbesar adalah Amerika Serikat 40 %, Inggris sekitar 8 % dan 8 % diarahkan ke Singapura. 
Meski demikian, masih terdapat beberapa hambatan. Utamanya dari beberapa pihak yang memanfaatkan SNI untuk mencari keuntungan illegal. Seperti diungkap oleh Assosiasi Perusahaan Mainan Indonesia (APMI) Sudarman Wijaya pada senin 26 Mei 2014, di tempat kerjanya. Salah satunya adalah tawaran mengenai Stiker SNI palsu yang berharga 20 - 60 Juta per 20 ribu stiker, namun tidak ada suratnya alias bodong. 
Penetapan atau pembakuan SNI pada mainan anak sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian No 23/2014. Peraturan ini mengharuskan produsen untuk mencantumkan nama barang, nama dan alat produsen untuk produksi dalam negeri, spesifikasi barang, karakteristik barang, peringatan yang jelas, serta kesesuaian usia pengguna. 
Dengan demikian kemampuan bersaing dengan produk luar negeri (Thailan dan Vietnam sebagai pesaing utama) akan berhadapan dengan satu standar produk, yakni SNI. 
Dengan demikian tidaklah ada kekhawatiran pada saat masuk kepada pasar bebas Asean 2015, demikian disampaikan oleh Wakil APMI Riza Ambadar beberapa saat lalu. 
Wah bagaimana respon kita, ternyata UKM kita memang huebat. Namun akan tinggal harapanlah apabila kita tidak masuk dan berlaku sebagai pemain, dengan cara MEMAKAI PRODUK DALAM NEGERI DENGAN KUALITAS SNI. 

Share:

Selasa, 08 Juli 2014

Persiapan PEMILU PRESIDEN 2014



Tepat pukul 16.00 bertempat di halaman Kantor Kelurahan Bandungrejosari Jl Raya Kepuh 30, prosesi awal pilpres di Kelurahan Bandungrejosari baru saja di mulai. 
Kegiatan apel siaga dengan dipandu oleh Babhinmas, mendengarkan pengarahan dari Ketua PPS dan Lurah Bandungrejosari. Yang mengarahakn pada pengelolaan kegiatan yang tertib dan disiplin dengan mengedepankan aspek kesiagaan agar pengiriman kotak suara ke masing-masing TPS  dapat terlaksana dengan baik. 
Masuk dalam formasi awal, adalah rekan-rekan dari Polresta Malang yang ditugaskan di Kelurahan serta 5 (lima) orang Panwas lapangan (PPL) dari Panwas Kecamatan Sukun. 
Pada pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 ini, Kelurahan Bandungrejosari ditempati oleh 40 TPS (tempat pemungutan suara) yang berlokasi di 13 RW dan 125 RT. Harapan masyarakat pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 dapat berjalan tertib dan perolehan suaranya pun dapat diumumkan dengan jelas dan transparan. 
Juga sempat disampaikan himbauan pada seluruh masyarakat, melalui berbagai media, agar saling menghormati satu sama lain juga tetap mengamanakan  masing-masing TPS. Baik segi keamanan yang kondusif, menghindari konflik antar warga utamanya adalah menggerakkan seluruh elemen dari gangguan keamanan dan ketertiban. 
Selamat berpesta demokrasi ......  

Share:

Pengunjung

Hallo Bandungrejosari

Hippam News

Kalimat BIJAK

Untuk sukses, Anda harus menemukan sesuatu sebagai pegangan, sesuatu untuk memotivasi Anda, sesuatu untuk menginspirasi Anda.

Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaan adalah kunci kesuksesan. Jika Anda mencintai apa yang Anda lakukan, Anda akan sukses.

Definition List

3R
3R singkatan dari reuse, reduce, dan recycle.
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.
Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.
Recycle berarti mengolah kembali (mendaur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

ADINDA
Adinda singkatan dari :
Akses informasi
Diskusi
Implementasi
Networkling
Diseminasi informasi
Aspirasi


Pengikut

Theme Support