Membangun Ketahanan Informasi Daerah (1)

Kegiatan KIM BIJAK dalam seminar Membangun Ketahanan Informasi Daerah.

LCCK Tingkat BAKORWIL (2)

Peserta Lomba Cerdik Cermat Komutikatif Tingkat BAKORWIL bertujuan untuk meningkatkan peran KIM dalam proses pembangunan di wilayah kelurahan maupun pedesaan dengan penguasaan IT bagi anggotanya.

PERTURA (3)

Menggali budaya melalui ajang Pertunjukan Rakyat (PERTURA) Tingkat Jawa Timur.

OTONOMI AWARD 2016 (4)

Penghargaan Otonomi Award Kota Malang Tahun 2016 menuju Kota yang Ramah dan Bermartabat.

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 74 (5)

Rangkaian Kegiatan Dalam Memperingati Hari Ulang Tahun kemerdekaan RI ke 74

Selasa, 04 November 2014

Penguatan KIM di Magetan


Secara umum keberadaan Kabupaten Magetan sangat unik. Berdekatan dengan kota Madiun yang terkenal dan ikon Maospati (nama Lapangan Udara) sangat membantu citra Kabupaten Magetan
Gunung Lawo dan Pemandian Sarangan adalah citra wisata Magetan yang sudah terkenal di Nusantara imi dan berbagai loka wisata yang ada terkait ;embah, air terjun serta wana wisata lainnya sebenarnya cukup menjadikan daerah ini kompetitif untuk disebarluaskan dalam menggali potensi dan kekayaan bidaya. Peran budaya terkait dengan sejarah berdirinya  Magetan yang penuh dengan nuansa budaya Jawa dan Keraton (Jogjakarta maupun Mentaraman) sebenarnya sanggup mengangkat citra wisatam dan dengan menggerakkan partisipasi masyarakat lewat pembahasaan yang lugas pasti menjadikan daerah ini lahan perekonomian yang unik.
Kenyataan ini disadari sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan, yang saat ini baru marayakan hari jadinya ke 139. Namun pamor yang masih terbelenggu dengan daerah sekitarnya, misalnya Kota Madiun, juga perkembangan teknologi informasi telah mampu mendorong sejumlah warganya untuk banyak belajar di beberapa kota besar. Sehingga mayoritas masyarakat yang tinggal adalah masyarakat berusia di atas 40 tahun, dengan mayoritas pekerjaan sebagai pegawai, petani dan jasa.











































Hal ini disadari oleh Pemerintah Daerah, dan dengan keberadaan bidang Kominfo pada Dinas Perhubungan dan Kominfo pada 2 tahun terakhir, memacu seluruh elemen masyarakat untuk mensosialisasikan informasi terkait dengan program pemerintah daerah dan Program Pemberdayaan lainnya. Khususnya pembinaan yang berkelanjutan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang ada.
Diantar oleh sambutan Ka Dinas oleh sekretaris Dishub kominfo Kab Magetan tentang arti penting dan strategis KIM dalam membangun informasi yang benar, sangat membantu dalam penyebar luasan informasi kepada masyarakat dan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Daerah. Maka pelatihan KIM se Kabupaten Magetan yang bertempat di Gedung PPI Jl Kartini Kabupaten Magetan berlangsung.
Acara yang di promotori oleh Kabid Kominfo Kab Magetan ini menghadirkan kurang lebih 80 pelaku KIM di Kabupaten Mojokerto, dan bersifat sebagai penguatan kelembagaan dan teknis pengelolaan informasi yang berkualitas dan berdaya saing. 
Penguatan KIM ini dititik beratkan kepada proses pembentukan organisasi KIM yang benar dan mampu menggerakkan masyarakat akan arti pentingnya sebuah informasi. Dengan meningkatnya pemahaman kegiatan KIM di lingkup masyarakat dalam hal ini pelaku KIM, juga pemahaman tentang filosofi ADINDA yang menjadi kunci penyelenggaran kegiatan KIM. Besar harapan KIM di Kabupaten Magetan dapat sejajar dengan KIM yang ada di Propinsi Jawa Timur lainnya. Utamanya dalam perkembangan teknologi informasi digital, mampu pula mengembangkan web atau webblog dalam menyerap informasi, kemudian mengelola dan menyebarluarkan informasi secara mandiri. Tentu saja harus dikembangkan aspek kewirausahaan dalam organisasinya, agar dapat membiayai dan menjadi penyelenggaran media informasi berbasis masyarakat.
Hadir sebagai narasumber kedua adalah bp Hari Purnomo, kabid kominfo pada Dinas Dushubkominfo Kabupaten Malang yang memperkenalkan implementasi kewirausahaan KIM, lewat kegiatan Warisbi (Warung Informasi Bisnis). Yakni menguatkan pemahaman arti penyebar luasan informasi berbasis perangkat HP. Sehingga harapan dimasa datang, masyarakat tidak saja melek huruf dan angka saja, namun mampu dan tanggap akan sumber daya kunci pengambilan keputusan lewat adanya informasi yang benar, akurat dan komunikatif.
Telaga Sarangan ..... klasik dan menawan


Share:

Kamis, 30 Oktober 2014

MENUJU KOTA TANPA PERMUKIMAN KUMUH

Salah satu butir Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 III adalah mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh pada 2019. Upayanya adalah pemenuhan kebutuhan hunian dan peningkatan kualitas hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung.
Dirjen Cipta Karya, Imam S Ernawi mengatakan, hal tersebut menjadi indikator pencapaian Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dengan sasaran umum untuk memenuhi ketersediaan infrastruktur dasar dan Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Imam menyebut tiga indikator yang dicanangkan yaitu, pertama, berkurangnya proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan permukiman tidak layak menjadi 0%. Kedua, meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi 100%. Ketiga, meningkatnya akses sanitasi menjadi 100%.
Imam menjelaskan, dua penanganan dilaksanakan untuk mengurangi permukiman kumuh dengan skala berat. Pertama, pada permukiman di atas tanah illegal (squatter) harus dengan merelokasi ke Rusunawa yang sudah dibangun. Kedua, pada permukiman kumuh di atas tanah legal (slum area) dengan menerapkan program peningkatan kualitas lingkungan permukimannya seperti yang diterapkan dalam program Kampung Improvement Program (KIP) untuk miskin perkotaan (miskot).
Ia mengatakan, saat ini capaian kita hingga 2014 adalah 12% atau menyentuh 7,2 juta KK di Indonesia. Untuk menghabiskan hingga 0%, diperkirakan kebutuhan dana sekitar Rp 22 triliun.
Menurut Imam, untuk saat ini Ditjen Cipta Karya telah menetapkan desain delivery program dalam lima klaster, yaitu :
1. Klaster A menyasar 94 kabupaten/kota strategis nasional yang menjadi Pusat Kegiatan Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional, Kawasan Strategis Nasional, MP3EI dan Kawasan Perhatian Investasi (KPI). Kabupaten/kota tersebut memiliki Perda RTRW dan Perda Bangunan Gedung.
2.Klaster B ada 82 kabupaten/kota strategis nasional yang hanya memiliki Perda RTRW.
3.Klaster C adalah kabupaten/kota yang memiliki komitmen, pedoman rencana, dan program yang berkualitas untuk pemenuhan SPM di daerah.
4.Klaster D disebutkan pemberdayaan masyarakat di bidang Cipta Karya yang bertujuan untuk penanggulangan kemiskinan di perkotaan dan perdesaan.
5.Klaster E dibuka kemungkinan program inovasi baru, program yang diusulkan oleh daerah/stakeholder secara kompetitif dan selektif, maupun program yang ditujukan untuk memfasilitasi daerah berprestasi.
                  "Pada 2015 nanti, dari sekitar 330 kabupaten/kota yang mendapatkan bantuan program karena memiliki SPM bisa berkurang separuhnya karena sikap pasif mereka," tukasnya.
Sebagai percepatan program, Kementrian Pekerjaan Umum membuka akses terhadap program-program kreatif dan inovatif yang dikreasikan oleh pemerintah daerah, komunitas atau kelompokmasyarakat yang mendukung tearget 100% akses aor minum yang layak, 0% kawasan kumuh dan 100% akses sanitasi
Program-program yang dapat menstumulan peningkatan kualitas permukiman kumuh melalui pengembangan infrastruktur Cipta Karya, baik skala komunitas maupun skala kawasan.

Kepada Siapa Program ditawarkan ???.
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum, mengajak Pemerintah Daerah, Kelompok Masyarakat, Praktisi, Akademisi, serta Stakeholder terkait lainnya untuk menginisiasi program kreatif dan inovatif kumuh sekaligus merancang program penanganan permukiman kumuh didaerahnya













Apa yang dimaksud permukiman kumuh ???.

Data Permukiman Kumuh terdapat di 3201 Kawasan Kumuh; atau di 415 Kabupaten/Kota ; dengan luasan sekitar 34.473 Ha; atau atau 34.4 juta jiwa.

Bagaimana pola penanganan permukiman kumuh ???

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 TAhun 2011 pola penanganan permukiman kumuh dilaksanakan melalui :

















































































Sumber : Kementrian PU
Share:

Rabu, 15 Oktober 2014

Forum KPM Jawa Timur




























Dalam upaya memampukan masyarakat dalam keikutsertaan dalam pembangunan perlu didorong satu upaya berbasis kemanusiaan, agar pelaksanaan pembangunan bukan saja dinikmati tapi juga dapat dilaksanakan bersama. Permendagri no 7 tahun 2007  mengisyaratkan bahwa dalam rangka penumbuhkembangkan, penggerakan prakarsa dan partisipasi serta swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan berbasis desa dan kelurahan, perlu dibentuk Kader Pemberdayaan Masyarakat
Setelah sosialisasi secara umum di tahun 2007, Kader Pemberdayaan Masyarakat-disebut KPM- telah dibentuk hampir di 38 kota dan kabupaten di Propinsi Jawa Timur.
Dalam perkembangannya, keberadaan kader di desa/kelurahan dilalui peningkatan kapasitas lewat pelatihan KPM, Singkronisasi dan pembentukan kelembagaan di tingkat kota / Kabupaten serta berbagai penguatan yang dilakukan oleh Bapemas Propinsi ataupun Bapemas atau sebutan lain di 38 kota kabupaten di Jawa Timur.
Beberapa kota, sebut saja Kabupaten Jember dan Kota Surabaya, telah sukses melaksanakan peran optimas dari keberadaan KPM. Bahkan di kota ini sudah terbentuk Forum KPM sebagai sarana konsolidasi, penguatan kapasitas, akses kemitraan serta sarana edukasi dengan stake holder Kota Kabupaten. Dari keterangan yang di dapat dari Haryono Taslim Ketua Forum KPM Propinsi Jatim yang juga Ketua Forum KPM Kota Surabaya, sudah berafiliasi dengan Bapemas kota Surabaya dalam rangka pendataan (Data Dasar Keluarga) juga memasarkan produk lokal beraneka warna.
Berbeda dengan Kota Surabaya, Kabupaten Jember (seperti dituturkan Oleh Dedik - bid Kelembagaan FKPM Jember) dimulai dengan pemberdayaan warung dan anjal, sekarang sudah mempunyai koperasi dan berbagai bantuan hibah serta penguatan /pelatihan masyarakat miskin. Bahkan dengan penguatan SDM, kegiatan ekonomi lainnya sudah dilakukan bekerja sama dengan pihak Bank dan Outo Finance. 
Melihat kiprah 2 kota tersebut, serta sudah dijadualkan, maka tahun 2014 bersama KPM terbaik Jawa Timur dan KPM perwakilan Kota Kabupaten di Propinsi Jawa Timur mengadakan Temu Karya di Hotel Asida Kota Batu. 
Selain saling berkompetisi dalam Karya, serta penguatan sistem oleh pakar motivasi Bp Anwar dan Petir Pudjankoro, bersepakat membangun jati diri masyarakat peduli serta dalam kerangka kerelawanan yang terlatih membentuk Forum Komunikasi KPM Propinsi Jawa Timur. 

beberapa karya hand made oleh rekan dari Surabaya Kota
Adapun kepengurusan yang disepakati lewat diskusi terbuka adalah sbb :
Ketua                  :    Haryono Taslim ( Kota Surabaya )
Wakil Ketua         :    Dedi Mulyadi ( Kab Jember )
Sekretaris           :    Danang Setyo Susilo ( Kab Jombang )
Bendahara          :    Mujiati ( Kab Madiun )
Guna dapatnya melakukan aktivitaf dengan mengedepankan kinerja, pengurus telah membaginya dalam beberapa divi anta lain 
1. Divisi Penguatan Kelembagaan
        Ketua           :    Lukman Hakim (Kota Probolinggo)
Sekretaris    :    Sutianah (Kab. Mojokerto)
2. Divisi Pemberdayaan SDM
Ketua           :    Rukman (Kota Surabaya)
Sekretaris    :    Abdul Goffar (Kab. Banyuwangi)
3. Divisi Pemberdayaan Ekonomi
Ketua           :    Suhanto (Kab. Lumajang)
Sekretaris    :    Eka Rositawati (Kota Pasuruan)
4. Divisi Pemberdayaan Lingkungan
       Ketua           :    Soeharyono (Kab. Ngawi)
Sekretaris    :    Wiwin Wardoyo (Kab. Nganjuk)
5. Divisi Pemberdayaan Perempuan & Anak
Ketua           :    Suheti Sidiq Riniasih (Kota Blitar)
Sekretaris    :    Khayatin (Kab. Ngawi)
6. Divisi Litbang
       Ketua           :    Ario Rachmono BS (Kota Malang)
Sekretaris    :    Nora Susiana (Kota Malang)
7. Divisi Humas & Layanan Publik:
        Ketua           :    Thohiruddin (Kab. Madiun)
Sekretaris    :    Siti Rofiani (Kab. Sampang)
Selamat dan sukses Kader Pemberdayaan Masyarakat Jawa Timur ....




Share:

Rabu, 08 Oktober 2014

LPMK mengelola Dana Hibah lagi

Pelaksana pembangunan dalam kurun waktu 5 tahun belakangan ini sangatlah beragam. Sejumlah penyelenggara publik dalam 2 tahun terakhir sudah bersepakat menjadi pelaksana berbagai bidang. Sebut saja POKMAS (kelompok masyarakat) yang sangat umum dipergunakan kini mengikut pada aturan Peraturan Presideng no 54 tahun 2010 dan Perpres 74 Tahun 2012.
Hal ini juga terkait dengan berkembangnya pemerintahan Kelurahan menjadi SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Sehingga fungsi Kelurahan tidak saja menjadi tempat pelayanan publik seperti pengurusan KTP dan KK atau Surat Keterangan lainnya, namun juga menjadi pelaksana kegiatan fisik dan non fisik serta keuangan dengan tetap memegang koordinasi dengan satuan perangkat yang lebih tinggi. Sehingga setidaknya di tahun 2014 ini Kota Malang memiliki 99 SKPD. Baik yang bersifat teknis maupun umum seperti Kelurahan lewat pendekatan swakelola. Hal ini berkonsekuensi pada 57 Kelurahan menjadi pelaksana kegiatan teknis dan non teknis yang bersumber dana APBD Pemkot Malang di tahun 2012 dan 2014. Tentu saja dengan setumpuk persoalan administrasi yang tidak bisa terselesaikan dengan segera, dan membuat Pemerintahan Kota Malang terpaksa melakukan pelbagai pendekatan agar anggaran dapat terserap dengan sempurna.
Kesulitan yang sama pun pernah di alami oleh pelaksana Dana Hibah lain, yakni Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK). Satu lembaga pemberdayaan masyarakat tertinggi di Kelurahan. Periode 2009 sd 2011 dan 2013 mengalami kegiatan serupa. Saat itu dinamakan  Dana Hibah untuk Masyarakat Kelurahan melalui LPMK dan Dana hibah untuk LPMK.  
Kesulitan yang sama pun dialami,  yakni permasalahan administrasi pelaporan.   Bahkan Dana Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan  tahun 2013 masih menjadi meninggalkan 3 (tiga) Kelurahan yang belum menyelesaikan laporan pelaksanaan kegiatan senilai Rp 1,5 Milliar. (per  kelurahan mengelola Rp 500 juta). 
Untuk tahun 2015 Pemkot  Malang pun akan mencucurkan dana 500 juta rupiah untuk setiap Kelurahan di Kota Malang.  Namun hasil Koordinasi Camat dengan Walikota Malang, didapat kebijakan untuk mengurangi target capaian untuk Kelurahan 250juta dan Dana Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan lewat LPMK sebesar 250juta.
Untuk itu diharapkan ada kebijakan dan kearifan Pimpinan LPMK dan pelaksana kegiatan, yakni Lembaga Sosial Kemasyarakatan/LK (baik RW, PKK dan semua organ se tingkat Kelurahan) dalam menyusun rencana Kegiatan dan proposalnya. Sehingga Lurah bersama dengan Kasie PMK segera mengumpulkan seluruh komponen LK di Kelurahan agar dapat menetapkan usulan dan proposalnya tepat waktu.
Dan sebagai bagian dari proses anggaran, dari Senin hingga Rabu (6 - 8 Oktober 2014) juga berlangsung Pemeriksaan Reguler dari Inspektorat Kota Malang. Semoga kinerja yang ingin dicapai (khususnya yang terjelek) tidak akan terjadi,  Apalagi sampai di korupsi dan terpakai tidak sesuai dengan pertunjukan nya. Mari kita bangun kebersamaan dalam pelaksanaan Dana Hibah Kepada Masyarakat Kelurahan secara Transparan dan Akun tabel (dapat dipertanggungjawabkan). 
Share:

Jumat, 26 September 2014

Optimalkan Kinerja PKK

welcoming celebities Zainul Amali Family, Besuk Kraksaan Probolinggo
Peningkatan kualitas manusia /SDM banyak ditentukan pada 3 (tiga) tahun pertama anak di dunia. Keberhasilan dari program hidup di saat dewasapun terpengaruh banyak dari pola dan pengalaman mereka saat umur di bawah lima tahun atau sering disebut sebagai Golden Age.Merujuk dari pengalaman pertama pada perkembangan anak tersebut coba diterapkan dalam berkegiatan langsung oleh Tim Penggerak PKK Kelurahan Bandungrejosari. 
Berlangsung meriah dan penuh dengan canda, selama 2 hari (Sabtu dan minggu 20 dan 21 September 2014) TP PKK Kelurahan Bandungrejosari beserta 13 Ketua RW, Tokoh Masyarakat, dan Panitia Gebyar PBB 2014 mengadakan tour ke bagian Timur Pulau Jawa. Tepatnya di Air Terjun Madakaripura dan Pesisir Pasir Putih Probolinggo. Kegiatan ini diprakarsai oleh Lurah Bandungrejosari, dengan maksud untuk mempererat tali persaudaraan, dalam konteks Lembaga dan Pengurusnya, guna menyongsing kinerja Pembangunan Fisik dan Non Fisik di Kelurahan Bandungrejosari. 
Madakaripura Gate
Kegiatan yang meliputi wisata alam terbuka, outbond dan napak tilas ke tempat kelahiran Bapak Zainul Amali S.Sos M.Si dan Ibu Hj Kasihati S.Ag, yang juga Lurah Bandungrejosari dan Ibu Lurah, ini mengambil Golden Age (masa keemasan). 
Kegiatan yang diawali dengan kunjungan wisata yang diwarnai oleh air, batu kali dan lembah ini mengambil kesan mengupas kembali kepada fungsi-fungsi alamiah manusia dan perjuangan dalam mencapai keberhasilan. Meski tidak semua peserta bisa mencapai air terjun, karena faktor usia (maklum sebagian sudah berusia 60 tahun) namun membawa kenangan tersendiri. Selain karena harus berjalan melewati bebatuan, juga harus rela berbasah basah karena harus meliwati sebagian air terjun. Namun capai dan lelah selama berjalan melintas nenatuan dan jalan setapak yang menanjak, terbayar sudah dengan kemampuan Bp Zainul dan Ibu Kasihati membelikan kopi dan berbagai kehangatan pisang dan ubi goreng di sepanjang jalan menuju air terjun. 
Lepas dar air terjun, peserta langsung menuju griya kelahiran Bapak Zainul di desa Besuk Kraksaan Kab Probolinggo, sekaligus makan siang ini, juga dibumbui cerita seorang anak yang lahir di desa kemudian menjabat Lurah Bandungrejosari. 
Kelelahan selama hampir 11 jam kemudian terbayar dengan membagi kebahagiaan di pantai Pasir Putih. Dan moment inipun dipakai untuk prosesi pembubaran panitia Gebyar PBB 2014, Pengukuhan Pengurus PKK RW 01, 07 dan RW 12, serta pengarahan Lurah akan kinerja 2015. Dimana beberapa kegiatan Kelurahan Bandungrejosari akan bersinergi dengan Universitas Kanjuruhan. Acara diakhiri dengan hypno therapi dan berakhir pukul 23.00 WIB. 
Acara esok harinya dilanjutkan dengan senam pagi bersama semua peserta dipandu team senam Lansia Kel Bandungrejosari. Kemudian dilanjutkan dengan out bond oleh Sugeng Family. Satu keluarga yang memang dipenuhi dengan bakat olahraga, membimbing peserta dengan olahan permainan yang menjurus pada kerja sama team. Dan satu kali inipun pak Lurah menunjukkan fungsi manajerialnya dengan menghadiahkan sejumlah hadiah dalam amplop. 


Pengurus PKK RW 01 07 dan 12
Kemeriahan demi kemeriahan out bond kemudian diakhiri dengan berperahu dan belanja di pasar tradisionil setempat. 
Acara kembali pukul 11.00 WIB dilanjutkan ke tempat kelahiran sekaligus tempat kediaman kedua orangtus Ibu Kasihati di Sindetlami Kraksaan Probolinggo. Pun aneka sajian unik dan lezat menghantar para peserta tour. Di titik inipun tidak lepas dari belanja, yakni bawang merah khas Probolinggo. 
Akhirnya dengan ucapan syukur dan terima kasih tak terhingga pimpinan rombongan Bp Hasan (Ketua RW 10) bersama Ketua LPMK (Bp Suryono) sampaikan kepada keluarga Bp Zainul dan Ibu Kasihati. Untuk kemudian kembali dan tiba di Kelurahan Bandungrejosari pk 19.30 WIB. 
foto kemesraan jaman dulu ki- Moch. Hasan dan Ibu Ka- Gatot Sudarto dan Ibu


Berbagi keceriaan antar peserta dan alam 
Ibu Ida dan Ibu Juma'iyah di atas perahu layar





Share:

Minggu, 14 September 2014

Bahan Bakar dari sampah .. ide kreatif

Ola laaaaa . . . Luar Biasa ... marbeles (kata si Jarjit). 
Satu lagi inovasi dan kreatifitas masyarakat Indonesia mencoba mengurai persoalan sampah. Kali ini datang dari seorang pengepul sampah plastik di Bali. Beliau ini mencoba mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar, dan hebatnya dari satu 1 kg plastik dapat menghasilkan 1 liter plastik. Ia adalah Ida Bagus Ketut Atmaja , yang berhasil mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar. 
Ide pengolahan sampah ini bermula dari ide masyarakat Korea yang mampu mengubah sampah  plastik menjadi solar. Dan alatnyapun ia tidak tahu habis berapa banyak. Namun terpenting adalah keberhasilannya, walaupun bahan bakar yang diperopeh dengan cara menyuling ini masih bercampur antara Solar, bensin dan minyak tanahnya. Ia yang warga Mengwi Kabupaten Badung Denpasar ini masih memerlukan uji tambahan agar bisa menghasilkan bahan bakar murni. 
Lain halnya yang pernah diujicobakan oleh Tri Handoko bersama anak didiknya di SMK 3 Madiun 2010 lalu. Ia bahkan sudah mengkalkulasikan peralatan uji cobanya, sehingga di akhir tahun 2010 sudah berani mempresentasikan kepada khalayak. 
Dengan berbekal alat sederhana yakni memanfaatkan bekas tabung kemasan 3 Kg yang disulap menjadi tempat pembakaran limbah plastik. Nah di ujung tabung itu dilengkapi dengan alat destilasi atau penyulingan sederhana. 
Ketika limbah plastik dipanaskan akan meleleh dan menghasilkan uap. Uap inilah yang menjadi bahan bakar setelah sebelumnya didestilasi hingga menjadi cair. Dan alat ini bisa dibangun dari material bekas, disesuaikan dengan kemampuan pembuat dan kapasitas limbah yang akan di olah. Alat yang dipakai bisa berbiaya Rp 650.000,- hingga Rp 100.000.000,- tergantung kebutuhan. 

Hasil Uji Coba.

Hasil uji coba di lapangan menunjukkan bahwa okatan yang dihasilkan masih jauh dari oktan premium yang 87-87, yakni berada pada kisaran 84-85. Hingga perlu diadakan langkah operasional sebelum dapat dimasukkan ke pasar, malah lebih berguna apabila mendekati oktan Pertamax yang 91-92.
Namun tak urung kesulitanpun muncul saat akan dilanjutkan dengan langkah berikutnya. Dan inilah tantangannya, yaitu bahan baku sampah plastik inipun sulit. Sehingga sementara waktu bekerja sama dengan pemulung sampah. 
Tapi ide ini nyatanya harus ditangkap dengan upaya yang strategis , bukan untuk bersaing dengan Pertamina dalam rangka pasokan pasar. Namun lebih pada budaya menumbuhkembangkan energi terbarukan dan menganut pada kegiatan yang ramah lingkungan(green manufacturing). 


Disarikan dari Merdeka.com dan Apakhabardunia.com

Share:

KRPL . . menuju kader pangan Nusantara



Apa itu  Kawasan Rumah Pangan Lestari atau yang seringkali disingkat KRPL?
KRPL  adalah pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan, dalam suatu kawasan, untuk :
  1. Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga;
  2. Peningkatan pendapatan keluarga;
  3. Meningkatkan kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat.
Latar-belakang diadakannya Model KRPL ini adalah karena adanya 2 permasalahan, yaitu :
  1. Realisasi konsumsi masyarakat masih di bawah anjuran pemenuhan gizi;
  2. Perhatian terhadap pemanfaatan lahan pekarangan relatif masih terbatas.
Adapun tujuan pengembangan KRPL adalah :
  1. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari.
  2. Meningkatkan kemampuan keluarga & masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran, tanaman obat, ternak, ikan, pengolahan hasil dan kompos.
  3. Mengembangkan sumber benih / bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan pekarangan.
  4. Melestarikan tanaman pangan lokal untuk masa depan.
  5. Mengembangkan ekonomi produktif keluarga, hingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan lingkungan hijau, bersih dan sehat secara mandiri.
Jadi, inti dari Model / Program KRPL ini adalah pemanfaatan pekarangan.  Di lingkungan pedesaan mungkin tidak ada masalah karena rata-rata keluarga mempunyai lahan pekarangan yang cukup.  Bagaimana dengan keluarga di perkotaan yang rata-rata berpekarangan sempit / bahkan tidak ada lahan pekarangannya? Tidak bisakah ikut melaksanakan program ini?
Jawabnya adalah BISA.  Ya, KRPL ini bisa juga diterapkan di lingkungan perkotaan yang rata-rata pemukiman padat, perumahan tipe sedang – kecil atau bahkan di rumah susun.

Lahan pekarangan yang terbatas atau sangat terbatas disiasati dengan penanaman model budidaya vertikultur , antara lain dengan menggunakan pipa pralon, bambu, kotak / kardus bekas, dll. 

Penggunaan kotak kayu, pipa pralon atau bambu utk VERTIKULTUR.

Selain itu pengembangan KRPL dapat pula menggunakan media lain, semisal cara verticultur atupun Tabulot (Tanaman buah dan sayur dalam satu pot). Dan bagusnya dapat ditempatkan dikantor atau pun ruang pertemuan yang ada space atau ruang terbuka.Beberapa contoh di bawah ini dapat menjadi referensi kegiatan. 
Tomat, terong dan Cabe dapat disatukan dalam satu pot
 Sumber ; Disarikan dari paparan media pertanian dan hasil uji petik di lapangan.

Share:

Sabtu, 13 September 2014

Berkomunikasi lewat Radio


Pengalaman adalah guru yang terbaik memang bukan hanya slogan atau bahkan peribahasa yang hanya meluncur dari mulut ke mulut. Semua terpulang kepada diri kita sendiri, mau menjadi lebih baik atau tidak ..... itulah sepatah dua patah kata yang keluar dari Pak Branjang (begitu rekan-rekan di Radio Duta Swara memanggil Bp Moch. Djaelani). 
Siang kemarin (12/9) beliau bersama rekan rekan Duta Swara FM Kemantren, yang berafiliasi dengan rekan-rekan KIM BIJAK Bandungrejosari, kedatangan agen informasi dari Kabupaten Blora. Secara kebetulan juga adalah pengelola Radio Komunitas, yang sekarang mempersiapkan infrastruktur radio PemKab Blora GagakRimang, yang dahulu RKPD. Bapak Joko Samedi SH, M.Hum yang Kepala Bidang Sarkom dishubparbudkominfo Kab Blora bersama salah satu penyiar dan Pak Branjang pun terlibat banyak perbincangan seputar pengelolaan radio Komunikasi. Tercetus ide untuk membuat Radkom serupa Duta Swara di Blora, namun beliau masih belum dapat memfasilitasi di KIM Kab Blora, dikarenakan Radio milik Pemkab Blora masih diperjuangkan ijinnya di Kementrian Kominfo Jakarta.
Namun beliau juga setuju untuk program media disepminasi lewat radio, bahkan perbincangan yang mengarah pada pengembangan ekonomi KIM inipun mendapat perhatian serius beliau berdua. Beberapa saat beberapa teman menyempatkan diri untuk bernyanyi bersama di Studio, dan memberikan masukan. Dan beliau sempat membagikan info beberapa even budaya, dan Pak Ario Rachmono malah melontarkan  rencana kunjungan di Kab Blora, sekaligus sharing pengetahuan tentang KIM dan Media Informasi lewat perhelatan Pemkab Blora di Nopember tahun ini. Yakni Festival Barong Nusantara. "...... Nanti saya siapkan tiket VIP untuk KIM BIJAK ...." kata Pak Joko saat beliau mewakili kawan kawan dari Dishubparbudkominfo Kabupaten Blora. Dan tentu disambut serius oleh Pak Branjang sebagaimana yang pernah dilakukan di Kabupaten Lumajang lewat penanaman Pohon Persahabatan. Sebagai kenangan bersama disempatkanlah berfoto bersama. Salam sejahtera agen informasi Indonesia. 

Kemantren 12/9/2014 .. PUMA 

Share:

Kamis, 11 September 2014

TPS bermasalah lagi

TPS yang dibongkar per tgl 11 September 2014 jam 16.30

Kondisi TPS per tanggal 3 September 2014  jam 15.00 
Belum satu minggu sejak kesepakatan dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang, Ketua RW III, XII dan RW VII serta beberapa pengembang / Developer Perumahan ( Raflesia Regency, Cluster Sukun Pondok Indah, dan Draga Sukun Permai) berjalan rupanya telah menuai masalah baru. Masyarakat sekitar lapangan sepakbola Kemantren mempertanyakan tentang aktivitas pembangunan TPS baru dibelakang Lapangan Sepakbola dan pembangunan jalan masuk TPS yang memotong asset tanah lapang.
Hal ini disampaikan oleh Rusmanaji - selaku Ketua Karang Taruna Kelurahan Bandungrejosari didampingi pengurus lainnya (Gatot dan Cipung/Hadi Purwanto) dan tokoh masyarakat (Bp Moch Djaelani Radio Duta Suara dan mantan Ketua RW III Kemantren, Sdr Sih Wantjana Kader Lingkungan Kelurahan Bandungrejosari dan Sdr Ario Rachmono KIM BIJAK), saat menyampaikan keluhan warga kepada Lurah Bandungrejosari di Kantor Kelurahan. Selanjutnya beliau selaku Ketua Karang Taruna merasa perlu bertemu Bapak Lurah selaku wakil Pemearintah Kota Malang, dalam meneruskan aspirasi masyarakat. Utamanya terkait keluhan yang berkaitan dengan berkurangnya fasilitas umum/Lapangan Sepakbola Kemantren. Kalau tidak segera ditindak lanjuti belaiu khawatir asset Pemkot Malang ini akan menjadi Perumahan atau Fasilitas lain yang kemudian akan menggeser Fasilitas Olahraga dan Ruang Terbuka hijau satu-satunya di Kawasan ini.
kika Bp Zainul Amali,  Sih Wantjana,  Rusmanaji,  Moch Djaelani
Dalam penjelasannya Lurah Bandungrejosari Zainul Amali, S.Sos M.Si dengan piawai menyampaikan hasil  keputusan pemindahan TPS Kemantren ini adalah buah kesepakatan dari beberapa kali pertemuan yang difasilitasi oleh Panitia Relokasi TPS, dan sudah di dasarkan pada surat Lurah kepada seluruh LK (Lembaga Sosial Kemasyarakatan ) Kelurahan Bandungrejosari. Dan keputusan akhir yang dihadiri oleh pengembang, DKP, Dinas PUPPB, Ketua LPMK dan Ketua RW XIII, VII serta RW III pada Jumat 5 September 2014 di Ruang Rapat PKK Kelurahan Bandungrejosari adalah : 
a. Disepakati bahwa Lokasi TPS yang berada di Lokasi Utara PUSTU Kemantren akan dipindah ke bagian belakang Lapangan Sepakbola Kemantren, 
b. Pembangunan TPS baru akan dilaksanakan dan didanai sepenuhnya oelh Developer Graha Raflesia, 
c. Pembangunan fisik TPS baru akan dilaksanakan menunggu gambar konstruksi (DED) yang akan dilaksanakan oleh DKP Kota Malang, 
d. Akses jalan masuk dari jalan ke TPS akan dibangun dari kontribusi developer yang ada disekitar Kemantren, serta dipandu oleh Dinas PUPPB. Hal in idisebabkan alokasi dana kegiatan teknis Dinas PUPPB sudah tidak ada.
e. Mengingat pemindahan sampah dari lokasi Abd Jalil ke Lokasi TPS Kemantren memerlukan sarana motoris roda 3, maka beberapa pengembang sepakat untuk berkontribusi. Dari Cluster Sukun Pondok Indah dan Graha Sukun Permai bersedia menyumbang masing-masing satu motoris.
f. Agar Komitmen dari developer tidak menghambat proses relokasi , maka Motoris dari Graha Sukun Permai dan Cluster Sukun Pondok Indah akan diserahkan pada rabu, 10 September 2014.
Namun Pak Lurah juga menyayangkan beberapa pihak yang membuat pemindahan TPS menjadi tambah runyam, hal ini juga disampaikan beliau bahwa Fisik TPS Kemantren malah sudah dibongkar. Parahnya tidak diketahui siapa atau intitusi apa yang melakukan pembongkaran. Hal ini akan coba ditelusuri bersama dengan panitia, disertai aparat keamanan guna mendapatkan solusi terbaik. Serta mampu dilaksanakan bersama dengan masyarakat sekitar, khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaaan relokasi. Dan dari hasil kesepakatan telah disetujui untuk :
1. Mengadakan Rapat Bersama dengan menghadirkan 13 RW di Kelurahan Bandungrejosari, LPMK dan pihak terkait pelaksanaan Relokasi TPS. Adapun waktunya segera, 
2. Sepakat bahwa TPS Abd Jalil memang harus dipindahkan diarea Kemantren yang akan ditempatkan di Tanah Fasum milik Pemkot Malang, 
3. Terkait dengan perlunya sarana prasarana motoris yang akan dipakai sebagai peralatan tambahan mengangkut gerabok sampak dari lokasi abd jalil ke Lokasi TPS Kemantren,
4. Bersepakat untuk mendukung hasil keputusan dan hasil musyawarah (yang akan diadakan di kemudian hari) walaupun secara ide pelaksanaan berbeda, 
5. Sanggup untuk memfasilitasi persoalan Relokasi TPS dengan sebesar-besarnya manfaat bagi masyarakat Kelurahan Bandungrejosari.
Peninjauan langsung ke lapangan oleh DKP, PUPPB, Lurah dan Panitia Relokasi TPS 03 September 2014
Rapat berakhir jan 11.30 WIB siang hari dengan memberikan kesempatan kepada Karang Taruna untuk dapat mensosialisasikan hasil pertemuan dengan Lurah Bandungrejosari. Dan berkaitan dengan adanya material yang sudah disediakan oleh salah satu CV , maka Bp Zainul Amali menyatakan (setelah berkoordinasi dengna Panitia Relokasi/Bp Ilham Sholeh MPd) untuk menghentikan sementara pengiriman dan pelaksanaan kegiatan pembangunan Jalan menuju TPS Kemantren.
Share:

Rabu, 10 September 2014

TPS bermasalah

Motor bantuan dari pengembang sudah tiba di Kantor Kelurahan Bandungrejsoari sore ini (10/9)
Persoalan tempat pembuangan sampah selalu menjadi persoalan pelik dan punya potensi menimbulkan gangguan dan gejolak sosial. Mulai bau yang menyengat, pandangan buruk, sampai persoalan harga diri selalu ada disetiap komunitas. Demikian yang dialami oleh lingkungan Abd Jalil Kemantren Gg III, dimana lokasi TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) berdekatan dengan Masjid Firdaus, TK ABA dan Balai RW III. Selain itu letaknya yang berada di pintu masuk RW VIII (Sukun Pondok Indah ) dan RW III Kemantren pun menjadi salah satu alasan. 
Keberadaan TPS pengganti pun sebenarnya telah dialokasikan di sebelah PUSTU (Puskesmas Pembantu) Kemantren yang jaraknya kurang lebih 300 meter dari TPS Abd Jalil. Namun dikarenakan lokasinya yang menanjak, dirasa cukup menyulitkan penarik sampah, sehingga sampai dengan pertengahan tahun 2014 belum pernah dimanfaatkan. Sementara lokasi yang ada sekarang masih menempati tanah yasan, dan pemilik tanah sudah mengajukan untuk pemindahan lokasi. Dan atas dasar kesepakatan telah dibentuk Panitia Relokasi TPS yang diketuai oleh Bp Ilham Sholeh MPd yang juga Ketua RW III.
TPS eksisting di sebelah PUSTU 
Dari hasil kesepakatan akhir pada hari Jum'at (7/9)yang dihadiri oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang, Ketua RW VII, Ketua RW XIII, delegasi 5 Pengembang/Developer telah disepakati untuk membagi kewenangan dan berkontribusi dalam rangka Relokasi TPS. Acara yang difasilitasi oleh Lurah Bandungrejosari telah mengambil kesepakatan :
1. Pemindahan Lokasi akan ditempatkan di belakang Lapangan Sepakbola Kemantren,
2. Berkaitan dengan pemindahan Lokasi
TPS eksisting (mengingat lokasi TPS yang ada berdekatan dengan PUSTU dan di depan Perumahan Rafflesia) maka Perumahan Rafflesia akan membangunkan TPS baru,
3. Sebagai kelengkapan pemindahan Gerobak Sampah dari jl Abd Jalil, maka Dev. Cluster Sukun Pondok Indah akan menyumbang 1 (satu) buah motor roda tiga, dan Graha Sukun Permai akan menyumbangkan 1 (satu) motor roda tiga pula,
4. Jalan menuju TPS akan dibangun oleh beberapa developer, mengingat Dinas PU tidak bisa menganggarkan pada tahun anggaran 2014,
Lokasi TPS lama di depan  Perumahan Graha Rafflesia
5. Dinas Kebersihan dan Pertamanan akan mengelola bersama dengan Panitia mekanisme penempatan kontainer sampah dan kebersihan site.
Sebagai hasil kesepakatan, pada siang hari telah datang 1 (satu) motor Happy dari Cluster Sukun Pondok Indah, sedangkan Graha Sukun Permai telah mengirimkan dana pembelian motor pada Ketua Panitia Relokasi TPS. Sedangkan Graha Rafflesia pada sekitar jam 16.00 telah mendatangkan material pembangunan TPS Relokasi.

    

Share:

Pengunjung

Hallo Bandungrejosari

Hippam News

Kalimat BIJAK

Untuk sukses, Anda harus menemukan sesuatu sebagai pegangan, sesuatu untuk memotivasi Anda, sesuatu untuk menginspirasi Anda.

Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaan adalah kunci kesuksesan. Jika Anda mencintai apa yang Anda lakukan, Anda akan sukses.

Definition List

3R
3R singkatan dari reuse, reduce, dan recycle.
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.
Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.
Recycle berarti mengolah kembali (mendaur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

ADINDA
Adinda singkatan dari :
Akses informasi
Diskusi
Implementasi
Networkling
Diseminasi informasi
Aspirasi


Pengikut

Theme Support