Dalam kata sambutan mengantar pelaksanaan sarasehan kelompok informasi masyarakat (KIM) pada Forum Bakohumas di Surabaya 14-16 Nopember 2015, Kepala Dinas Kominfo Ir EDDY SAMTOSO MM, menyampaikan bahwa begitu besar peran Kelompok Informasi masyarakat dalam konteks tanggungjawab terhadap keberadaan informasi di masyarakat dan sebagai media penyebar luasan informasi.
Terpilihnya KIM dalam arena Pertemuan Bakohumas seluruh Indonesia ini bukan hal sederhan dan "ujug-ujug" . Setidaknya ada 3 (tiga) karakter yang spesifik bisa disampaikan sbb :
1. KIM memiliki karakteristik media yang paling dekat dengan masyarakat,
2. Jaringan Eksterl KIM yang menjangkau jauh ke lapisan masyarakat,
3. KIM adalah lapisan masyarakat yang melek informasi dan teknologi.
Melihat peluang lebih dan kurangnya keberadaan KIM, Ir Eddy Santoso, MM menyampaikan akan membantu mengembangkan kelembagaan KIM di Jawa Timur. Dengan bekerja sama dengan Forum KIM Propinsi Jawa Timur akan mengadakan pendatan lewat indikator keberhasilan untuk dapat memberikan data akurat tentang keberadaan KIM di 38 Kota Kab di Propinsi ini. Selain itu lewat pengkategorian kelembagaan akan dapat silakukan pembinaan secara bertingkat agar mampu menjadi corong masyarakat dalam mengakses informasi. Lebih mudah dan lebih murah.
Suprawoto, sekjen Kementerian Kominfo menyampaikan teknologi sudah tidak bisa kita hindari dijaman sekarang. Namun kenyataannya tidak semua informasi dari pusat sampai kepada masyarakat. Untuk itu pada paparan akhir di Sarasehan Rizki Rachmadianti, penggiat KIM Swaraguna Surabaya menyampaikan testimoninya, bahwa main product KIM adalah berita bukan produk. Karena KIM bukan UKM Inilah yang menjadikan KIM Swaraguna dan masyarakatnya dapat bertahan sampai sekarang.
Namun Zaenal Arifin MK akademisi dari STIKOSA AWS menegaskan, bahwa KIM dengan aktivitasnya dan karakteristik berpotensi menjadi satu acuan akses informasi masyarakat sudah selayaknya pembinaannya juga diberikan Biaya Operasional. "Mosok disuruh berkegiatan, disuruh kesana kemari tapi tidak ada support fasilitas dan dana apa ya bisa berkegiatan" demikian ungkapnya difarum sarasehan KIM.
Selayaknya lah para pembina KIM dapat memahami prosesnya agar kelembagaan ini dapat muncul dan berkembang secara baik dan menjadi kontributor dalam pembangunan Kota Malang.
Disarikan dari berbagai sumber oleh M Djaelani
Bpk Jaelani bersama sekjen Forum KIM Jatim Mas Rois Nanang diantara peserta Sarasehan KIM pada Forum Bakohumas Expo 2015 |
Rizki Rachma - KIM Swaraguna Surabaya |
Namun Zaenal Arifin MK akademisi dari STIKOSA AWS menegaskan, bahwa KIM dengan aktivitasnya dan karakteristik berpotensi menjadi satu acuan akses informasi masyarakat sudah selayaknya pembinaannya juga diberikan Biaya Operasional. "Mosok disuruh berkegiatan, disuruh kesana kemari tapi tidak ada support fasilitas dan dana apa ya bisa berkegiatan" demikian ungkapnya difarum sarasehan KIM.
Selayaknya lah para pembina KIM dapat memahami prosesnya agar kelembagaan ini dapat muncul dan berkembang secara baik dan menjadi kontributor dalam pembangunan Kota Malang.
Disarikan dari berbagai sumber oleh M Djaelani
0 komentar:
Posting Komentar